Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia tidak main-main dalam memfasilitasi jemaah haji di tanah suci. Setiap halnya diperhatikan dengan rinci dan diupayakan yang terbaik. Salah satunya adalah katering untuk jemaah, yang telah direncanakan menu dan takarannya sejak berbulan-bulan sebelum musim haji.
ADVERTISEMENT
kumparan dan tim Media Center Haji berkesempatan mengunjungi dua dapur katering untuk jemaah haji Indonesia di Madinah pekan ini. Dalam kesempatan tersebut, kumparan juga mencicipi menu untuk jemaah. Menurut Sri Ilham Lubis, Pengendali Teknis Pelayanan Luar Negeri PPIH, menu makanan tersebut adalah hasil konsultasi dengan Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan.
"Bahkan gramasinya diukur. Nasi 200 gram, lauk 100 gram, dan sayur 80 gram. Tidak boleh kurang dalam rangka menjaga kecukupan gizi jemaah," kata Sri.
kumparan mencicipi lauk ikan dori goreng dan rendang yang diproduksi oleh perusahaan katering Bahar Harr di Madinah. Ikan dori dari Vietnam ini dimasak dengan tepung, digoreng hingga garing, sehingga sekilas terlihat seperti pisang goreng kipas.
ADVERTISEMENT
Tepungnya renyah kriuk ketika dihantam gigi, sementara daging fillet lembut luar biasa, tiada duri. Rasanya yang polos akan lebih enak jika mendapatkan cocolan saus sambal atau tomat.
Sementara rendangnya terbuat dari daging asal Brasil. Porsinya berlimpah untuk satu kotak nasi, memastikan jemaah mendapatkan protein yang cukup. Mungkin rasanya kurang pedas bagi sebagian pecinta rendang padang yang kaya bumbu, sehingga rendang ini lebih mirip semur. Tapi rasanya tidak mengecewakan, karena dagingnya empuk dan enak.
Menurut chef Bahar Harr, Yatin Sastra, dia memasak rendang itu selama lima jam sejak pukul 2 dini hari untuk dihidangkan pada makan siang. "Mulai dari jam 2 pagi, masak rendang, dikasih bumbu hingga mengering, Setelah lima jam jadi empuk," kata koki asal Pekalongan ini.
ADVERTISEMENT
kumparan juga berkesempatan mengunjungi perusahaan katering penyaji makanan untuk jemaah Indonesia di Madinah, Marmara Shalal Istanbul. Di tempat ini, tengah disiapkan makan siang dengan menu ayam rica-rica dan sayur mayur.
Seperti rendang, ayam rica-rica ini pedasnya kurang nendang, namun sekali lagi, tidak mengecewakan. Karena dagingnya empuk dan porsinya besar, dua potong ayam. Sementara sayurnya terdiri dari kacang polong dan irisan wortel.
Ternyata bukan tanpa sebab ayam rica dan rendangnya seakan tidak berani bumbu, kurang pedas. Menurut Kepala Seksi Katering Daerah Kerja Madinah, Dewi Gustikarini, menu itu memang sengaja dibuat tidak terlalu pedas agar bisa diterima di semua lidah jemaah.
Makanan yang terlalu pedas dengan rasa bumbu yang tebal juga dikhawatirkan berdampak pada pencernaan jemaah sehingga mengganggu ibadah.
ADVERTISEMENT
"Karena tidak semua orang suka pedas, yang terpenting adalah cita rasa Indonesianya dapat," kata Dewi kepada kumparan.
Dewi mengatakan, menu tersebut adalah ciptaan para ahli dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Resepnya diajarkan kepada para chef di 15 perusahaan penyedia katering jemaah Indonesia di Madinah, sehingga standardisasi rasa terjamin. Sebelum dikirimkan ke jemaah dengan lemari pemanas, makanan tersebut telah melalui proses pengendalian mutu.
"Seluruh perusahaan katering menunya sama, dan diharapkan rasanya semuanya sama," kata Dewi.