Mendagri Ingatkan Para Kepala Daerah yang Baru Menjabat tak Asal Ambil Kebijakan

25 Februari 2025 0:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendagri Tito Karnavian di acara retreat kepala daerah di Akmil, Magelang, Jateng, Sabtu (22/2). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mendagri Tito Karnavian di acara retreat kepala daerah di Akmil, Magelang, Jateng, Sabtu (22/2). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Mendagri Tito Karnavian memberikan penekanan khusus kepada para kepala daerah yang baru menjabat. Pasalnya, dari 493 kepala daerah yang mengikuti retreat, tiga perempat dari mereka baru pertama kali menjabat.
ADVERTISEMENT
"Poin penting saya adalah ada 3/4 itu adalah wajah baru. Nah, kalau yang 1/4 tadi, mereka sudah ngalamin selama 5 tahun, atau pada waktu jadi bupati 10 tahun, jadi gubernur," kata Mendagri Tito Karnavian di kompleks Akmil, Senin (24/2).
Maka dari itu, Tito mengingatkan para wajah baru ini tak sembarangan membuat kebijakan. Itu jadi salah satu hal penting dalam retreat.
"Agar setiap pengambilan kebijakan oleh kepala daerah itu sekali lagi berbasis data, supaya kebijakannya akurat. Tadi, diambil beberapa sampel-sampel. Itulah kira-kira pelajaran yang bisa dipetik pada malam ini oleh teman-teman baik yang sudah menjadi kepala daerah, apalagi yang belum. Mereka harus dilengkapi dengan itu. Kalau enggak nanti dibuat kebijakan sembarangan," katanya.
ADVERTISEMENT
Tito mengatakan wajah lama sudah mengerti cara mengelola daerah masing-masing. Termasuk mengerti bagaimana pengunaan data. Maka dia ingin setiap kepala daerah membuat kebijakan berbasis data.
"Bukan berbasis feeling. Oleh karena itulah malam ini kita undang ekonom, Menteri Perekonomian untuk menjelaskan ekonomi Indonesia," katanya.
Harapannya, kepala daerah tahu langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam rangka mengendalikan inflasi, mengejar pertumbuhan ekonomi daerah masing-masing.
"Karena semuanya variasi. Ada yang tinggi, ada yang rendah, di mana saja di daerah menjadi kawasan ekonomi khusus, kemudian ditunjukkan juga peta-peta tadi, target-target nasional. Yang perlu dengan data itu," katanya.
Dengan data maka setiap daerah mengerti masalah mulai dari masalah ekonomi, kemiskinan atau pengangguran.
"Nah, bisa membandingkan dengan daerah-daerah lain. Dan kemudian biar terpacu dan memiliki bekal. Yang data BPS Dr. Amalia tadi, itu menjelaskan tadi mengenai data semua itu. Data daerah-daerah itu tiap-tiap daerah, ya. penduduk yang tadi penduduk miskin, penduduk miskin ekstrem, pengangguran, kemudian masalah ekonomi, masalah data, sosial, itu semua disebut ya oleh beliau," pungkasnya.
ADVERTISEMENT