Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mendagri: Membunuh Aparat Sama dengan Membunuh Pemerintah
3 Juli 2017 10:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memimpin apel pagi yang dilanjutkan dengan halal bihalal di Kantor Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, pada Senin (3/7).
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya Tjahjo mengimbau seluruh jajaran yang hadir mencermati perkembangan konflik di dunia internasional, nasional, maupun regional. Imbauan ini diserukan Tjahjo menyusul sejumlah ancaman yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, mulai dari penyerangan Polda Sumut hingga penyerangan dua anggota Brimob di Masjid Fatalehan, Jakarta.
"Ancaman yang muncul ini sudah tidak bisa kita deteksi dengan baik siapa kawan dan siapa lawan. Sulit kita lihat dengan jelas," kata Tjahjo dalam sambutannya di Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (3/7).
"Apakah ini kawan yang tersenyum kepada kita atau yang awalnya tersenyum dan menghujat kita sudah sulit (dikenal). Kewaspadaan inilah yang saya kira harus kita tingkatkan," imbuh dia.
Terdapat beragam persoalan, kata Tjahjo, yang menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia. Menurutnya selain narkoba, ketimpangan sosial, serta korupsi, radikalisme dan terorisme merupakan persoalan yang paling berpotensi menghancurkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
ADVERTISEMENT
Menurut Tjahjo, tindakan penyerangan yang dapat melukai aparat, bahkan sampai menghilangkan nyawa aparat sama dengan melukai dan membunuh pemerintah.
"Membunuh aparat sama saja dengan melukai dan membunuh pemerintah. Siapa pun yang mencederai WNI, apa pun jabatannya, adalah musuh dan lawan negara. Ini prinsip," ujar Tjahjo.
"Maka kemarin kita mendeklarasikan hari lahirnya Pancasila. Setidaknya bangsa ini dapat memahami Pancasila enggak cuma diucapkan, tapi dihayati dan difokuskan agar sila-sila ini bisa dijabarkan, dan ini saling terkait," lanjutnya.
Tjahjo juga mengimbau agar seluruh jajaran dan masyarakat membangun komunikasi dan memberikan informasi kepada keluarga maupun kerabat, mengenai keberadaan diri masing-masing.
"Kalau keluar rumah kewaspadaan itu harus kita cermati dengan baik. Membangun komunikasi dan informasi kepada keluarga dan rekan ke mana Anda pergi, jam berapa Anda pulang, tujuannya ke mana, saling membangun informasi," ujarnya.
ADVERTISEMENT