Mendikbud Nadiem Paparkan 5 Prioritas ke Komisi X DPR

6 November 2019 17:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat dengan Komisi X DPR. 
 Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat dengan Komisi X DPR. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim memaparkan program prioritasnya yang merupakan rincian arahan Joko Widodo dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, Rabu (6/11). Total ada 5 poin yang menjadi prioritasnya selama memimpin Kemendikbud.
ADVERTISEMENT
Pertama, Nadiem menjelaskan soal pendidikan karakter. Menurutnya, generasi muda Indonesia perlu dibentuk karakternya menjadi pribadi yang memiliki integritas dan mampu menganalisa.
Hal ini menjadi buntut dari kemajuan teknologi dan banjir informasi di era digital ini. Menurutnya, jika generasi muda tak mampu mengelola ini, maka akan menjadi ancaman.
"Pemuda kita harus bisa berpikir secara independen, berpikir secara kritis, dan bisa mempertanyakan informasi yang diterima," kata Nadiem di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat dengan Komisi X DPR. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Kedua, dalam sektor pendidikan juga perlu ada terobosan untuk deregulasi dan debirokrasi. Menurut dia, masalah regulasi seringkali menjadi akar masalah yang menghambat peningkatan mutu pendidikan.
"Akar permasalahan banyak sekali dari pemerintahan. Kita ingin tingkatkan mutu, tapi keluarkan peraturan. Keluarkan peraturan tapi kita lupa cek apakah peraturan itu meningkatkan mutu (atau tidak)," jelas Nadiem.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya Nadiem menjelaskan soal perlunya meningkatkan investasi dan inovasi. Kebijakan pemerintah harus kondusif untuk menggerakkan sektor swasta. Hal ini perlu dilakukan agar dapat meningkatkan investasi di sektor pendidikan.
"Presiden juga menyebut bahwa kita butuh investasi di sektor pendidikan yang jauh lebih besar, tapi kenyataannya sekarang kondisi regulasi kita kurang memadai untuk untuk membuat investasi di sektor pendidikan itu atraktif atau diminati banyak sekali halangan-halangan," tuturnya.
Nadiem juga menyebut, soal penciptaan lapangan pekerjaan. Dia menekankan agar pendidikan dan kebudayaan Indonesia dapat mendorong anak bangsa dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
"Baik sistem pendidikan maupun budaya kita yang harus dua-duanya kita tingkatkan dari sisi competitiveness. Kita harus bisa menciptakan institusi pendidikan yang bukan hanya mencetak pekerja yang baik tetapi juga pencipta lapangan pekerjaan," tuturnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti rapat dengan Komisi X DPR. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Terakhir, dia mengatakan perlu ada pemberdayaan teknologi. Hal ini untuk memberdayakan teknologi sebagai alat pemerataan dari segi pendidikan. Sehingga baik di daerah terpencil maupun kota besar mendapatkan kesempatan dan dukungan yang sama untuk pembelajaran
"Pendidikan adalah apa yang terjadi di dalam dua ruang. Di ruang kelas, antara murid dan guru, dan di rumah, antara orang tua dan anak," kata dia.
"Itu yang kuncinya di dua tempat ini teknologi tidak akan mungkin bisa menggantikan koneksi itu," tambahnya.
Nadiem menyebut, teknologi bukan untuk menggantikan manusia namun hanya untuk meningkatkan apa yang dikerjakan oleh manusia. "Karena tidak mungkin digantikan saya di bidang teknologi untuk bisa bilang kayak gitu itu 100 persen," tutupnya.