Mendikdasmen soal Kurikulum AI: Yang Kita Cari Kesalehan Digital

8 Mei 2025 11:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti usai menghadiri festival pendidikan di Kota Denpasar, Bali, Kamis (8/5/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti usai menghadiri festival pendidikan di Kota Denpasar, Bali, Kamis (8/5/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Pendiri Microsoft sekaligus Gates Foundation, Bill Gates, bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (7/5). Salah satu yang dibahas dalam pertemuan itu adalah pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di jenjang pendidikan menengah dan tinggi.
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan, belum ada pembicaraan kerja sama dengan Bil Gates mengembangkan kurikulum koding dan AI bagi peserta didik di Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto dan Pendiri Microsoft dan tokoh filantropi dunia Bill Gates melambaikan tangan ke arah siswa-siswa saat meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 03 Jati Pulogadung, Jakarta, Rabu (7/5/202 Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Namun, Abdul Mu'ti menyatakan Indonesia memang perlu bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperluas pengetahuan tentang pemanfaatan AI.
"Kami belum tahu isi pembicaraan pertemuan Bill Gates dengan Presiden, tapi intinya kami memang (berharap) agar penggunaan AI ini semakin luas," katanya usai menghadiri festival pendidikan di Kota Denpasar, Kamis (8/2).

Kesalehan Digital

Salah satu hal yang ingin dicapai dalam kerja sama antarlembaga adalah peserta didik memiliki kemampuan sekaligus bertanggung jawab dalam pemanfaatan teknologi berbasis AI. Mu'ti menyebut hal ini dengan istilah kesalehan digital.
"Istilahnya kita mengajarkan mereka dengan kemampuan digital sekaligus kesalehan digital dan teknologi ini tidak disalahgunakan tapi digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat," katanya.
ADVERTISEMENT
Kemendikdasmen sudah melakukan pelatihan kepada sejumlah guru sekolah negeri dan swasta di Semarang dan Jakarta terkait kesalehan digital ini. Dia berharap dalam waktu dekat bisa bekerja sama dengan Google untuk memperdalam rasa tanggung jawab penggunaan teknologi AI.
Soal kesalehan digital ini diharap bisa menjadi benteng seseorang melakukan kejahatan-kejahatan digital. Selain itu supaya kasus-kasus yang merugikan khalayak gara-gara kecanggihan AI tidak terulang.
Ilustrasi Universitas Udayana. Foto: Shutterstock

Kasus Kejahatan Digital di Bali

Seperti yang pernah terjadi pada seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (FEB Unud) berinisial SLKDP sebelumnya melakukan pelecehan seksual dengan membuat konten porno "deepfake".
ADVERTISEMENT
SLKDP mencuri foto foto-foto perempuan di akun Instagram mereka. SLKDP lalu mengedit foto itu menggunakan bot berbasis artificial intelligence (AI) di Telegram sehingga para perempuan itu tampak tanpa busana. Atas perbuatannya, SLKDP dikeluarkan dari Universitas Udayana.