Mendiktisaintek soal TNI Masuk Kampus: Kerja Sama Akademik, Kampus Terbuka

23 April 2025 22:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wamendiktisaintek Fauzan (kiri), Mendiktisaintek Brian Yuliarto (tengah), Wamendiktisaintek Stella Christie di Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2025).  Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wamendiktisaintek Fauzan (kiri), Mendiktisaintek Brian Yuliarto (tengah), Wamendiktisaintek Stella Christie di Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) angkat bicara terkait ramainya isu TNI AD yang intervensi kampus. Isu ini mencuat setelah anggota TNI mendatangi kampus Universitas Indonesia (UI) pada Rabu (16/4) lalu.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, sebelumnya anggota TNI juga mendatangi Forum Teori dan Praktik Sosial (FTPS) yang sedang menggelar diskusi bertajuk ‘Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik’ di samping Auditorium 2 Kampus III UIN Walisongo, Semarang, pada Senin (14/4).
Mendiktisaintek Brian Yuliarto menilai, kampus adalah penyelenggara akademik yang sangat terbuka dengan berbagai bentuk kerja sama. Baik kerja sama dengan akademisi dalam bentuk penelitian, diskusi materi, dan juga kerja sama industri bersama TNI.
“Jadi sekali lagi dalam konteks itu tentu Kemendiktisaintek menyampaikan kampus itu tempat terbuka, karena justru dengan keterbukaan, dengan kerja sama berbagai pihak, permasalahan-permasalahan, untuk riset inovasi itu menjadi lebih luas,” tutur Brian di Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (23/4).
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya beberapa mitra-mitra kampus, tidak hanya dari TNI, juga dari kalangan industri, dari kalangan profesional lainnya, itu tentu bisa terlibat dalam proses pengajaran dan yang juga tidak kalah penting dalam proses penelitian-penelitian,” lanjut dia.
Misalnya, kata Brian, kerja sama dengan PT Pindad dalam pembuatan peralatan pertahanan dan keamanan untuk para anggota TNI. Baginya, ini contoh dari kerja sama dengan TNI yang bisa melahirkan kemandirian dalam bidang industri.
“Sekarang misalnya kami dengan Pindad, itu kan industri angkatan (bersenjata) juga, industri senjata, tentu itu kaitannya dengan TNI dan sebagainya, itu kami bekerja sama untuk menemukan berbagai hal kaitannya dengan, kemandirian industri, industri senjata atau industri untuk mendukung pelaksanaan pertahanan di Indonesia. Jadi secara itu tidak ada masalah,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT