Menelisik Kalimat Tauhid di Panji Rasulullah

24 Oktober 2018 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bendera Tauhid. (Foto: AFP/JEWEL SAMAD)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bendera Tauhid. (Foto: AFP/JEWEL SAMAD)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang menaungi Barisan Ansor Serbaguna (Banser) masih yakin anggotanya membakar bendera Hizbut Tahrir saat perayaan Hari Santri di Garut, Jawa Barat. Video rekaman pembakaran bendara bertuliskan kalimat tauhid itu belakangan viral sehingga menuai kecaman.
ADVERTISEMENT
Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menilai, Hizbut Tahrir telah mengidentikan dirinya dengan membawa bendera itu dalam beberapa kesempatan. Akibatnya setelah organisasi itu dilarang pemerintah lewat revisi UU Ormas karena dianggap ingin mengganti Pancasila, anggota Banser yang melihat kain hitam bertulis kalimat tauhid menjadi terprovokasi.
Yaqut juga berpandangan, Hizbut Tahrir punya gaya penulisan kaligrafi kalimat tauhid tersendiri yang menandakan sebagai simbolnya. Perbedaan itu, kata Yaqut, membuat kalimat tauhid di bendera Hizbut Tahrir berbeda dengan tulisan serupa untuk mewakili kelompok lain.
"Bahwa tulisan Arab itu kita kenal ada qaf (khat/gaya penulisan huruf hijaiyah), macam-macam tulisan tauhid lailahaillalah muhammadarrasulullah yang digunakan oleh HTI ini khas," kata Yaqut di Kantor GP Ansor, Jakarta Pusat, Rabu (24/10).
ADVERTISEMENT
Pendapat Yaqut dibantah mantan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto. Menurut Ismail, HTI tidak punya lambang atau bendera. Hanya saja, dia mengaku saat masih terdaftar sebagai ormas, HTI sering membawa bendera itu, tapi tindakan itu adalah bagian dari edukasi untuk umat Islam.
"Kami mengenalkan kepada umat Islam bahwa ini panji-panji Rasulullah," kata Ismail saat dihubungi.
Dasar bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid merupakan panji Rasulullah disebut Ismail ada dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ath-Thabrani. "Rayah Rasulullah itu berwarna hitam. Liwa'-nya berwarna putih, tertulis di dalamnya Lailahailallah Muhammadurrasulullah," sebut Ismail saat mengulangi hadits tersebut.
Juru Bicara HTI, Ismail Yusanto  (Foto: Aprillio Akbar/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Juru Bicara HTI, Ismail Yusanto (Foto: Aprillio Akbar/Antara)
Pengenalan bendera hitam dan putih itu bukan milik HTI, diklaim Ismail sudah berlangsung berkali-kali. HTI bahkan pernah menyelenggarakan acara khusus untuk maksud itu.
ADVERTISEMENT
Acara itu, jelas Ismail, bertajuk Mapara yang merupakan singkatan dari Majelis Panji Rasulullah. Dia juga merasa Banser sudah tahu hal itu. "Pada awal 2017 acara Mapara di Surabaya kami selenggarakan ditolak Banser," katanya.
Sedangkan Guru Besar Kaligrafi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Didin Sirojudin, mengatakan gaya penulisan huruf hijaiyah dalam bendera yang terbakar disebut dengan khat tsuluts. Gaya penulisan itu disebutnya baru ada pada Kekhalifahan Umayyah (661 M-1031 M). Khat tsuluts dimunculkan khalifah pertama Umayyah, Muawiyah bin Abu Sufyan.
"Jadi mushaf Al Quran itu pertama kali ditulis dengan khat kufi. lama-lama (khat) kufi kurang adaptatif dengan situasi karena telalu tebal strukturnya juga berat tanpa harakat (baris tanda baca) maka dicarikan gaya-gaya khat yang lain. Dibangkitkanlah bentuk kaligrafi yang terpendam salah satu yang ditemukan khat tsulust di jaman Daulah Umayyah," sebut Didin.
ADVERTISEMENT
"Tsulust dianggap cocok untuk mushaf Al Quran, walau akhirnya tidak juga digunakan untuk tulisan Al Quran, yang digunakan nashkhi akhirnya yang struktur lebih simpel," sambungnya.
Ratusan orang berkumpul dalam aksi bela bendera Tauhid yang digelar Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (24/10/2018). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan orang berkumpul dalam aksi bela bendera Tauhid yang digelar Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (24/10/2018). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Tulisan dengan khat khufi beberapa waktu lalu sempat kembali sering muncul. Pasalnya, gaya penulisan itu dipakai ISIS untuk menulis kalimat tauhid di bendera mereka.
Mengenai pendapat Rasulullah membawa bendera, diyakini Didin. Namun, Pimpinan Pondok Pesantren Kaligrafi Sukabumi ini ragu ada tulisan dalam bendera yang dibawa pasukan Islam saat berperang semasa Rasulullah masih hidup. Menurut Didin, masa itu tradisi menulis belum lazim.
"Bendera betul sudah ada (saat itu), sebab waktu Khalid (Khalid bin Walid) mengadakan serbuan-serbuan menggunakan berbagai bendera. Saat itu disebut 'bendera hijau maju', tapi penanda divisi pasukan," jelas Didin.
ADVERTISEMENT
Terkait perlambangan yang dipakai Rasulullah semasa hidupnya, hanya cincin untuk mengecap surat. Cincin itu tulisannya menggunakan khat kufi.
Pandangan berbeda disampaikan Sejarahwan Universitas Indonesia Yon Machmudi. Yon menganggap budaya tulisan sudah ada pada masa awal Islam, terbukti dari Al Quran yang ditulis di atas pelepah kurma.
"Mengenai hanya ada satu hadits yang menjelaskan bentuk panji-panji Rasulullah, karena hadits terfokus untuk menyampaikan hikmah dari peperangan," sebut Yon.