Menelusuri Lokasi Tewasnya 3 Mahasiswa UII: Hutan Tlogodringo

24 Januari 2017 16:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kawasan hutan Gunung Lawu (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan hutan Gunung Lawu (Foto: Naufal Abdurrasyid/kumparan)
Hutan Tlogodringo terletak di Desa Gondosuli, Tawangmangu dan berada tepat di bawah kawasan 2 jalur pendakian Gunung Lawu. Kedua jalur tersebut adalah Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu.
ADVERTISEMENT
Untuk mencapai kawasan hutan di Tlogodringo ini cukup mudah karena sejalur dengan basecamp pendakian Gunung Lawu yang selalu ramai . Jika menggunakan kendaraan umum dari Solo, Anda bisa menggunakan bus jurusan Tawangmangu. Sesampainya di terminal Tawangmangu anda menumpang mobil colt mini menuju Gerbang Desa Tlogodringo.
Kawasan Hutan di Tlogodringo banyak dipilih oleh kelompok-kelompok Mahasiswa Pecinta Alam(Mapala) karena memiliki banyak area permukaan tanah yang curam dan terjal serta memiliki banyak variasi vegetasi tanaman obat. Kondisi tersebut sangat cocok bagi acara Diksar Mapala untuk menyampaikan materi-materi survival dan navigasi darat.
Vegetasi di Gunung Lawu (Foto: Naufal Abdurrasyis/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Vegetasi di Gunung Lawu (Foto: Naufal Abdurrasyis/kumparan)
Seorang anggota Mapala memang diharuskan untuk memiliki kemampuan untuk bertahan diri dalam kondisi terburuk di alam. Tuntutan ini mengingat aktivitas anggota Mapala yang mayoritas dilakukan di alam terbuka yang liar.
ADVERTISEMENT
Materi survival yang diberikan antara lain adalah membuat tenda darurat (bivak), cara memperoleh makanan, membuat api, orientasi medan, mengatasi gangguan binatang, mencari pertolongan, dan menemukan tanaman obat.
Harus diakui dalam memberikan materi, terkadang para peserta Diksar dikondisikan untuk menghadapi keadaan-keadaan yang darurat dan penuh tekanan. Hal ini dilakukan agar para peserta dapat belajar untuk menyelamatkan diri sendiri maupun orang lain saat berada di alam.
Terlepas dari belum jelasnya penyebab tewasnya 3 peserta Diksar yang diselenggarakan Mapala UII. Tanggung jawab akan nyawa para peserta Diksar adalah sebuah "kewajiban" bagi panitia kegiatan.
Terlebih lagi banyak diantara peserta adalah calon anggota baru Mapala yang notabene masih belum cukup berpengalaman. Pengawasan terhadap kondisi para peserta selayaknya harus menjadi tugas utama panitia dengan melihat kemampuan fisik dan mental para peserta yang tentunya telah dipantau sebelum dan selama kegiatan berlangsung.
ADVERTISEMENT