Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Menelusuri Sejarah Rumah Unik di Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat
9 Januari 2018 14:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB

ADVERTISEMENT
Di tengah banyaknya pembangunan gedung modern di Jakarta, ada beberapa bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda yang masih berdiri dengan kokoh. Salah satunya dapat dijumpai di Jalan Kramat Raya Nomor 110, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Bangunan ini berdiri tepat di pinggir jalan raya. Dari depan, terlihat arsitektur rumah tersebut sangat bergaya kolonial, dengan ciri khas jendela serta pintu yang besar dan banyak. Di halamannya yang cukup luas, ditanam beberapa tanaman hias serta beberapa pohon. Rumah ini terlihat cukup berumur, meski masih dijaga kebersihannya.
kumparan (kumparan.com) pada Selasa (9/1) mencoba menelusuri sejarah rumah tersebut. Meski tak ada yang dapat memberikan penjelasan pasti, namun warga sekitar menyebut rumah ini berdiri pada zaman pemerintahan Hindia-Belanda.
"Sudah lama rumah ini, dari saya belum lahir juga sudah ada, dulu Belanda yang punya ini," ujar warga sekitar bernama Rustam (59) kepada kumparan.

Rustam yang mengaku sudah puluhan tahun tinggal di kawasan ini menyebut kalau rumah tersebut sudah beberapa kali berpindah tangan. Terakhir, rumah tersebut dibeli oleh seorang pengusaha keturunan China.
ADVERTISEMENT
"Sudah beberapa kali (pindah tangan) sampai saya lupa. Yang saya tahu rumah ini terakhir yang punya orang China, tapi dia sudah meninggal," kata Rustam.
Meski tak tahu lagi siapa pemilik rumah ini, namun menurut Rustam rumah tersebut masih dijaga dan dihuni oleh orang kepercayaan pemilik rumah terdahulu. Hal tersebut dibenarkan oleh Juki (44), yang juga tinggal di kawasan Kramat Raya.
"Ada, namanya Maman, dia (tinggal) sama istri dan anak-anaknya. Kadang dia suka ngobrol sama warga," kata Juki.

Namun sebelum dihuni Maman, rumah tersebut sempat dijadikan kantor sebuah perusahaan. Meski sudah berkali-kali berpindah tangan, namun arsitektur rumah tak pernah mengalami perubahan yang berarti.
"Sempat dulu jadi kantor, cuman enggak tahu kantor apa karena enggak lama juga. Kemudian dari dulu waktu saya kecil sampai sekarang masih tetap kayak gini, enggak ada berubah," jelas Juki.
ADVERTISEMENT
Cerita 'horor' tentu saja mengiringi sejarah berdirinya sebuah tumah tua yang sudah berdiri selama beberapa dekade, tak terkecuali rumah ini. Juki berkisah, di tahun 1996 halaman rumah tersebut banyak ditumbuhi pohon-pohon besar, yang semakin menambah kesan angker rumah.
"Dulu waktu saya kecil, saya enggak berani kalau sudah malam masuk ke sini, banyak hantunya. Tapi kalau sekarang kan sudah ramai, dulu masih sepi banyak pohon-pohon," papar Juki.
Hingga kini, siapa pemilik resmi dari rumah tersebut masih menjadi misteri. Meski ada yang menyebut rumah tersebut milik seorang pengusaha keturunan China, namun informasi tersebut juga masih simpang siur.
"Sampai sekarang saya tidak tahu siapa yang punya rumah itu, saya dari dulu belum pernah lihat orangnya. Namun kalau kata orang-orang, yang punya warga keturunan China," pungkas Juki.
ADVERTISEMENT