Menembus Sungai Subayang, Misi Antar Logistik Pilkada 12 Desa Terpencil di Riau

26 November 2024 10:15 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengarungi Sungai Subayang, dalam misi mengantar logistik Pilkada ke 12 desa terpencil di Riau, Selasa (26/11/2024). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengarungi Sungai Subayang, dalam misi mengantar logistik Pilkada ke 12 desa terpencil di Riau, Selasa (26/11/2024). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Menjelang Pilkada serentak, semangat petugas untuk memastikan hak demokrasi warga tak pernah surut. Salah satunya, dilakukan di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
ADVERTISEMENT
Dengan medan yang sulit dan akses yang terbatas, para petugas harus menempuh perjalanan panjang yang penuh tantangan demi mengantarkan logistik Pilkada ke 12 desa di sepanjang aliran Sungai Subayang.
Ini merupakan salah satu momentum penting tahun ini, dikarenakan para petugas mengantarkan logistik Pilkada untuk pemilihan Gubernur, dan Wakil Gubernur Riau, serta Bupati dan Wakil Bupati Kampar.
Perjalanan tersebut dimulai dari kantor Kecamatan Kampar Kiri Hulu, di mana para petugas membutuhkan waktu sekitar tujuh jam untuk sampai ke lokasi.
Mereka harus melewati jalanan yang tergenang banjir setinggi 1,5 meter. Tantangan ini bukan hal baru bagi mereka, namun tetap menjadi ujian yang memerlukan kehati-hatian ekstra.
Petugas mengarungi Sungai Subayang, dalam misi mengantar logistik Pilkada ke 12 desa terpencil di Riau, Selasa (26/11/2024). Foto: kumparan
Setibanya di tepi Sungai Subayang, proses pengiriman logistik memasuki tahap yang lebih menantang. Logistik meliputi kotak suara, surat suara, tinta, formulir pemungutan suara, dan semua keperluan di TPS, dinaikkan ke dalam piyau (sampan bermesin), yang menjadi alat transportasi utama bagi warga lokal.
ADVERTISEMENT
Semua logistik ini didistribusikan dari tingkat provinsi ke kabupaten kota, kemudian dilanjutkan ke kecamatan hingga akhirnya tiba di TPS.
Sungai Subayang membelah kawasan Suaka Margasatwa seluas 200 hektare, yang menjadi satu-satunya jalur menuju ke 12 desa terpencil tersebut.
"Distribusi ini harus tepat waktu sampai ke tujuan tanpa ada kerusakan dan kekurangan," kata Kapolsek Kampar Kiri, Kompol Daud kepada kumparan, Senin (25/11).
Berjuang Melawan Derasnya Arus
Petugas mengarungi Sungai Subayang, dalam misi mengantar logistik Pilkada ke 12 desa terpencil di Riau, Selasa (26/11/2024). Foto: kumparan
Riau adalah provinsi yang memiliki banyak daerah dengan kondisi geografis beragam. Kabupaten Kampar misalnya, memiliki daerah perbukitan, desa-desa yang sulit diakses, hingga wilayah-wilayah yang hanya dapat dijangkau menggunakan transportasi air.
"Di beberapa wilayah, kami harus menggunakan sampan untuk mengantarkan logistik ke TPS, tantangan seperti ini sudah kami persiapkan, tetapi tetap memerlukan koordinasi yang baik," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya panjangnya perjalanan menjadi tantangan, arus sungai turut menguji ketangguhan para petugas yang berada di atas piyau.
"Ini semua sudah menjadi tanggung jawab kami dalam mengantarkan logistik Pilkada untuk sampai," kata Daud.
Ia menjelaskan, tugas para petugas bukan hanya sekadar mengantarkan logistik, tetapi juga memastikan semuanya aman hingga kembali setelah hari pencoblosan.
"Kami memastikan semuanya aman, dari tahap logistik tiba di kecamatan, distribusi ke TPS, hingga seleksi tahap Pilkada," ujarnya.
Melayani hingga ke Pelosok Negeri
Petugas mengarungi Sungai Subayang, dalam misi mengantar logistik Pilkada ke 12 desa terpencil di Riau, Selasa (26/11/2024). Foto: kumparan
Sungai Subayang bukan hanya sebagai jalur transportasi, tetapi juga simbol keterhubungan antara masyarakat di daerah terpencil dengan sistem demokrasi.
"Dengan medan yang terbatas aksebilitasnya, penduduk di 12 desa sepanjang sungai ini tetap mendapatkan perhatian penuh dari kami. Maka dari itu kami melayani dengan sepenuh hati," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Bagi warga desa, piyau yang biasanya digunakan untuk pergi ke kota atau berbelanja kebutuhan sehari-hari, kini menjadi kendaraan vital untuk distribusi logistik Pilkada.
"Kehadiran kami membawa logistik tidak hanya memastikan berlangsungnya Pilkada, tetapi juga memberikan semangat, bahwa suara mereka sama berharganya dengan warga di wilayah lain, supaya tidak adanya kecemburuan, walaupun mereka berada di daerah terpencil sekalipun," jelasnya.
Komitmen Petugas Demi Demokrasi
Petugas mengarungi Sungai Subayang, dalam misi mengantar logistik Pilkada ke 12 desa terpencil di Riau, Selasa (26/11/2024). Foto: kumparan
Selain tantangan geografis, aspek keamanan menjadi perhatian utama dalam proses distribusi logistik Pilkada. Petugas keamanan, baik TNI dan Polri, dilibatkan untuk menjaga setiap tahap distribusi agar tidak terjadi potensi gangguan seperti sabotase, pencurian, atau kerusakan logistik.
Di tengah segala keterbatasan dan tantangan alam, perjuangan petugas di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, mencerminkan komitmen penuh untuk mewujudkan demokrasi yang inklusif.
ADVERTISEMENT
"Mereka paham, bahwa setiap logistik yang diantar membawa harapan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam menentukan masa depan yang lebih bagus," jelasnya.
"Dan kami percaya, bahwa setiap suara berarti, meskipun untuk mencapainya membutuhkan perjuangan yang berat, tapi itu tidak membuat semangat kami putus," sambungnya.
Saat logistik sampai di setiap desa, TPS sudah disiapkan dengan baik, menanti momentum berharga yang akan menjadi bagian dari perjalanan demokrasi bangsa.
Ini semua mengingatkan bahwa demokrasi bukan sekadar proses politik, melainkan juga tentang usaha tanpa henti untuk melibatkan semua lapisan masyarakat, dimanapun mereka berada.
Dari desa-desa terpencil di Kampar Kiri Hulu, harapan akan masa depan yang lebih baik mengalir seiring derasnya arus Sungai Subayang.
Petugas mengarungi Sungai Subayang, dalam misi mengantar logistik Pilkada ke 12 desa terpencil di Riau, Selasa (26/11/2024). Foto: kumparan
Selama kegiatan pendistribusian berlangsung, dilakukan pengawalan dan pengamanan oleh personel Pam TPS sebanyak 28 orang, yang terdiri dari TNI, Polri, dan Ketua Panwascam, untuk situasi kondusif dan terkendali.
ADVERTISEMENT
"Setiap TPS, ada satu hingga dua personel yang ditugaskan untuk menjaga keamanan hingga proses Pilkada selesai. Dan nantinya personel berada di TPS selama empat hari," katanya.
12 desa yang berada di sekitar aliran sungai.
1. Desa Muara Bio: 1 TPS, 2 kotak suara, 4 bilik suara, beserta perlengkapan.
2. Desa Batu Sanggan: 1 TPS, 2 kotak suara, 4 bilik suara, beserta perlengkapan.
3. Desa Tanjung Beringin: 1 TPS, 2 kotak suara, 4 bilik suara, beserta perlengkapan.
4. Desa Aur Kuning: 1 Tps, 2 kotak suara, 4 bilik suara, beserta perlengkapan.
5. Desa Gajah Bertalut: 1 TPS, 2 kotak suara, 4 bilik suara, beserta perlengkapan.
6. Terusan: 1 TPS, 2 kotak suara, 4 bilik suara, beserta perlengkapan.
ADVERTISEMENT
7. Subayang Jaya: 1 TPS, 2 kotak suara, 4 bilik suara, beserta perlengkapan.
8. Pangkalan Serai: 1 TPS, 2 kotak suara, 4 bilik suara, beserta perlengkapan.
9. Koto lama: 1 TPS, 2 kotak suara, 4 bilik suara, beserta perlengkapan.
10. Sungai Santi: 2 TPS, 4 kotak suara, 4 bilik suara, beserta perlengkapan.
11. Dua Sepakat: 2 TPS, 4 kotak suara, 4 bilik suara, beserta perlengkapan.
12. Ludai: 2 TPS, 4 kotak suara, 4 bilik suara, beserta perlengkapan.