Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menengok Al-Qur’an Raksasa Usia 250 Tahun di Solo
10 Juni 2018 15:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Di salah satu sudut Kota Solo , berdiri sebuah masjid yang memiliki primadona tersendiri. Di masjid yang bernama Masjid Raya Fatimah itu terpajang sebuah Al-Qur’an berukuran raksasa dengan panjang 175 cm dan lebar 115 cm.
ADVERTISEMENT
Sementara, tebal Al-Qur’an ini kurang lebih 30 cm. Beratnya mencapai sekitar 40 kg. Oleh sebab itu, untuk menggotong kitab suci ini perlu sedikitnya tiga orang.
Selain ukurannya yang fenomenal, Al-Qur’an ini juga menyimpan nilai sejarah khusus.
“Al Qur'an ini hibah dari Keraton Solo dari PB XII (Pakubuwono). Menyerahkan ke keluarga besar Batik Danar Hadi ya lebih lengkapnya itu yang punya Batik Danar Hadi itu adalah Haji Santosa Doellah,” tutur Haji Muhammad Najim, pengurus Masjid Raya Fatimah kepada kumparan, Selasa (5/6).
Dari penjelasan Najim, pemilik Batik Danar Hadi memiliki kedekatan khusus dengan PB XII sehingga mendapatkan hibah Al-Qur’an raksasa ini.
Terlepas dari itu, Al-Qur’an raksasa ini ditulis tangan langsung. Usianya pun diperkirakan sudah mencapai 250 tahun. Meski begitu, hingga sekarang belum diketahui secara pasti siapa yang telah bekerja keras menuliskan Al-Qur’an 30 juz lengkap.
ADVERTISEMENT
“Tentang itu belum tahu, masih kita lacak. Masalahnya ini yang dibuat dari PB X jadi hampir sekitar 250 tahun Al Qur'an ini usianya. Qur'an itu pun ditulis dari tangan yang suci, artinya orang yang hafal Qur'an gitu,” kata Najim yang telah 25 tahun menjadi pengurus Masjid Raya Fatimah.
Meski berada dalam tanda tanya siapa yang menulis Al-Qur’an raksasa ini, bahan-bahan pembuat kitab suci ini tidak bisa dibilang sembarangan. Tinta yang dibubuhkan penulis memiliki unsur emas murni dan bahan sampulnya terbuat dari kulit unta.
Lalu, bila diamati lebih khusus, di dalam lembaran Al-Quran tulisan tangan ini tidak terdapat penanda keterangan surat dan ayat.
“Tapi kalau orang yang sudah hafal pasti tahu, ini Al Baqarah ini Al Imran ini An Nisa itu sudah tahu,” terang Najim.
Dengan adanya Al-Qur’an berukuran raksasa ini menjadi primadona tersendiri bagi masyarakat Solo. Tak hanya itu, dari keterangan Najim, beberapa masyarakat ada yang rela datang dari tempat yang cukup jauh demi melihat kitab suci ini.
ADVERTISEMENT
“Ya alhamdulillah respons masyarakat kadang-kadang orang yang jauh-jauh itu datang. Bicara sama saya sama takmir (pengurus masjid) lainnya. Alhamdulillah respons masyarakat itu positif senang,” jelas Najim.
Meski begitu, antusiasme masyarakat yang begitu besar terkait Al-Qur’an ini nyatanya juga membawa kekhawatiran. Beberapa tangan jahil sempat datang mengusik kitab suci ini. Pihak takmir masjid pun sepakat membentengi Al-Qur’an bersejarah ini dengan kaca.
“Karena tangan anak-anak itu lho. Kita menjaga tangan anak-anak itu. Ini kan sudah lapuk. Membuka saja kita sudah pelan-pelan sekali. Sekitar 3 tahunan lah (dikaca),” pungkas Najim.