Menengok Cahaya Islam di Kota ‘Penuh Dosa’ Las Vegas

24 April 2020 15:38 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Las Vegas, Amerika Serikat. Foto: Moyan Brenn via wikimedia commons.
zoom-in-whitePerbesar
Las Vegas, Amerika Serikat. Foto: Moyan Brenn via wikimedia commons.
ADVERTISEMENT
Las Vegas. Tak ada diksi yang lebih tepat untuk mendeskripsikan kota ini selain judi. Julukannya sebagai ‘Sin City’ atau kota penuh dosa tentu sudah cukup menjelaskan semuanya.
ADVERTISEMENT
Gedung-gedung menjulang bermandikan cahaya lampu. Orang-orang menari, tertawa riang sambil mengelilingi mesin roullete.
“Tapi yang saya cari bukan cahaya kasino, melainkan nur (cahaya ilahi),” ujar Fateen Seifullah.
Tentu saja, Seifullah bukanlah salah satu dari mereka yang berjudi. Sejak 1999 sampai sekarang, dia menjabat sebagai Imam Masjid As-Sabur yang berlokasi di Las Vegas. Tak hanya itu, Seifullah juga memegang peranan penting dalam perkembangan Islam di sana.
Diberitakan Religion News Service, sejak 2010, Seifullah berjuang membangun ‘Desa Muslim’ yang terletak hanya selemparan batu di utara dari pusat hedonisme dunia itu.
Perjuangannya mendirikan komunitas muslim akhirnya mampu menyingkirkan sarang narkoba dan geng di wilayah yang disebut West Las Vegas itu.
ADVERTISEMENT
"Desa Muslim menjadi tempat aman bagi muslim lokal maupun non muslim. Tujuan kami adalah meninggalkan jejak fisik yang positif pada lingkungan sekitar. Jadi, ketika orang melihatnya, mereka melihat apa yang telah dilakukan umat Islam di sini," ucapnya.
Di Desa Muslim tersebut terdapat klinik medis gratis, dapur, perpustakaan, taman komunitas, dan sekolah Senin-Jumat untuk anak-anak muda.
Masjidnya juga menyediakan makanan, rumah sementara bagi perempuan yang menghadapi pelecehan atau masalah lain. Bahkan masjid yang dibangun sejak 1975 ini juga menyediakan tempat rehabilitasi bagi para pecandu untuk melepaskan diri dari ketergantungan narkoba.
Selama lebih dari satu dekade, masjid ini juga menyatukan ratusan relawan lokal untuk menyelenggarakan acara ‘Day of Dignity’ yang merupakan acara tahunan.
ADVERTISEMENT
Dipimpin oleh organisasi Islamic Relief USA, masjid-masjid di seluruh negeri menyediakan makanan, perlengkapan sekolah, pakaian, perawatan medis, dan peralatan kebersihan.
“Tragedi yang sebenarnya adalah kita berada hanya seperempat mil dari semua kekayaan dan kemewahan dunia. Tapi, rupanya banyak tunawisma dan orang-orang kelaparan yang hanya berjarak beberapa blok dari tempat mereka membuang makanan secara sia-sia," kata Seifullah.
Karena dampak positif yang diberikan itu, keberadaan Desa Muslim di Las Vegas ini diterima dengan tangan terbuka oleh penduduk sekitar. Bahkan anggota geng menaruh hormat terhadap Masjid As-Sabur karena tahu orang tua mereka kerap menyambangi masjid untuk meminta makanan atau layanan kesehatan gratis.
Seifullah mengisahkan Masjid As-Sabur juga kerap kedatangan orang-orang yang habis kalah berjudi. Penampilan mereka tampak kusut sampai tak punya ongkos untuk sekadar pulang naik bus.
ADVERTISEMENT
“Pernah ada pria yang tertembak dan datang ke masjid ini meminta bantuan. Dia diberitahu orang jika butuh bantuan, bisa minta tolong kepada orang Islam,” ungkapnya.
Meski demikian, aktivitas di Masjid As-Sabur saat ini tampak berbeda dari biasanya. Pandemi virus corona membuat masjid yang sempat dinamai Masjid Muhammad ini menunda segala kegiatannya.
Hal itu sesuai dengan imbauan dari pemerintah untuk menutup seluruh tempat ibadah dan meniadakan aktivitas yang mendatangkan kerumunan. Akan tetapi, kondisi itu dinilai bisa menjadi pelajaran bagi umat Muslim, apalagi saat ini bertepatan dengan momentum Bulan Ramadhan.
“Saya pikir kita sekarang tengah diingatkan betapa rapuhnya hidup. Kita harus ingat betapa mudahnya sesuatu diambil dari sisi kita, dan sudah seharusnya kita bersyukur,” kata Seifullah yang kembali diwawancara Rabu lalu (22/4) oleh media Las Vegas Review Journal.
ADVERTISEMENT
“Saat ini kita diminta untuk bersabar, mengatur dan berhubungan dengan Tuhan. Dengan terpisahnya kita antar manusia, ini merupakan kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,” tandasnya.
Hingga saat ini, AS masih menjadi negara paling parah terdampak virus corona dengan jumlah penderita positif hingga lebih dari 860 ribu orang. Sedangkan, sebanyak hampir 50 ribu orang meninggal dunia.