Menengok Geliat Peramal Garis Tangan di Kota Tua

30 Desember 2017 21:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keramaian di Kota Tua (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keramaian di Kota Tua (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
ADVERTISEMENT
Masa depan manusia memang menjadi sebuah misteri yang terkadang menggelitik rasa penasaran. Ilmu ramal, menjadi salah satu ilmu tertua yang dipercaya bisa digunakan untuk mengintip nasib di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Ada banyak cara untuk meramal, dari membaca kartu hingga garis tangan atau ilmu palmistri yang berasal dari astrologi India. Apabila Anda berniat menjajal sensasi membaca nasib melalui garis tangan, berkunjunglah ke Kota Tua, Jakarta Barat.
Berbagai lapak-lapak sederhana yang menjajakan jasa meramal bisa ditemukan di seluruh penjuru area wisata ini. Salah satunya adalah Dede, pria asal Sukabumi yang mengaku sudah banyak pengalaman meramal orang.
"Sudah banyak, sampai enggak kehitung lagi," ucap Dede saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (30/12).
Peramal di Kota Tua. (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peramal di Kota Tua. (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
Beragam jawaban seputar hidup, menurut Dede bisa dilihat melalui metode palmistri. Mulai dari masalah percintaan, karir, hingga kondisi kesehatan seseorang. Meski, Dede mengaku sebagian besar orang yang datang padanya, mempertanyakan masalah asmara.
ADVERTISEMENT
"Kebanyakan anak muda. Mereka kan suka galau, jadi ya minta diramal asmaranya," ungkap Dede.
Tidak hanya membaca masa depan, Dede mengaku biasanya Ia juga memberikan saran-saran kepada kliennya. Tentunya, berdasarkan hasil penerawangannya sebagai peramal.
"Ya, biasanya Abah ngasih saran, apa yang mesti dia lakuin. Misalnya, banyakin ibadah, gitu," tambahnya.
Untuk tarif, Dede mengaku tidak mematok harga tertentu. Semuanya tergantung dari keikhlasan orang yang menggunakan jasanya. Bisa Rp 10 ribu, bahkan bisa juga Rp 100 ribu.
"Ya enggak ada tarifnya, bisa Rp 10 ribu, Rp 20 ribu, bahkan ada yang ngasih Rp. 100 ribu, " pungkasnya.