Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menengok Isi Tabloid 'Indonesia Barokah' yang Bikin Geger
24 Januari 2019 21:56 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
ADVERTISEMENT
Sebuah paket amplop berisi tabloid bernama 'Indonesia Barokah', bikin geger pengurus masjid di beberapa daerah di Jawa Tengah. Di Blora, Masjid Getas menerima sebanyak dua paket, Masjid Desa Sumberpitu satu paket, Masjid Desa Nglanjuk tiga paket, dan Masjid Megal satu paket.
ADVERTISEMENT
Penyebarannya masif di hampir seluruh masjid karena dikirim melalui pos. Kantor Pos Cabang Cepu, Kabupaten Blora, mengaku menerima 56 paket berisi tabloid itu tanpa resi untuk masjid-masjid di sekitar Blora. Sesuai kode etik, paket itu tak boleh dibuka sampai diterima penerima.
Begitu juga ditemukan di 8 masjid di Sukoharjo, 6.000 eksemplar di Sleman, bahkan ada di Ciamis sebanyak dua karung. "Memang hampir semua kabupaten/kota di Jateng ada peredaran tabloid itu," ucap Anggota Bawaslu Jateng, Rofiuddin, Kamis (24/1).
Bagaimana rupa dan isi tabloid yang dinilai menyudutkan Prabowo-Sandi tersebut?
Cover tabloid itu memang tampak provokatif "Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik?" Tabloid itu berisi 16 halaman termasuk cover. Isinya (1) Mukadimah, (2) Tokoh, (3) Laporan Utama, (4) Liputan Khusus, (5) Opini, (6), Sejarah, (7) Edukasi, (8) Tabayun, (9) Ekonomi, (10) Bilik Pesantren, (11) Teras Masjid, (12) Fikih, dan (13) Galeri.
ADVERTISEMENT
Di kolom 'Salam Redaksi', si penulis mendeklarasikan diri tabolid ini sebagai media dakwah dan pendidikan Islam yang menyasar kalangan jemaah masjid, pesantren, dan fasilitas pendidikan lain. Tabloid akan terbit dua bulanan, artinya versi edisi I itu akan ada edisi berikutnya.
"Tujuan diterbitkannya tabloid ini adalah untuk menjawab tantangan Islam di Indonesia saat ini yang rentan dengan paham-paham radikal yang mulai menyusupi dan berkembang di tengah-tengah masyarakat,"
Nah, masih di halaman pertama ada susunan redaksi sebagai berikut:
Pemimpin Umum : Moch Shaka Dzulkarnaen Pemimpin Redaksi: Ichwanuddin Redaktur Pelaksana : Khusnaedi
Dewan Redaksi : Bahrul Ulum, Oky Ardianto, Ely Kaniasih Sekretaris Redaksi: Aini Rahman
Fotographer: Eko Budianto, Abdullah Nasution
Distribusi & Sirkulasi: M. Anwar Sadat, Husein Abdillah Creative Designer: Guntur Subekti, Nofriansyah
ADVERTISEMENT
Alamat Redaksi: Jalan Haji Kerenkemi, Rawa Bacang, Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Bekasi
Email: [email protected]
Pemasaran: 082114662933 (Reny Fitriani)
Dari sekian banyak rubrik di tabolid yang mengatasnamakan Islam itu, dua yang mencolok adalah 'Laporan Utama' berjudul "Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik", dan 'Liputan Khusus' berjudul "Membohongi Publik untuk Kepentingan Politik".
Laporan utama soal reuni 212 tak ditulis sebagaimana produk jurnalistik yang independen atau tak menggiring dan berimbang. Si penulis menguraikan permasalahan reuni 212 dengan framing reuni 212 untuk kepentingan politik.
"Sampai hari ini masih banyak yang mempertanyakan, kenapa harus ada Reuni 212?, apa sebenarnya tujuan dan motifnya?. Pasalnya sekarang adalah tahun politik dan masuk masa kampanye, spekulasi-spekulasi mempersoalkan Reuni 212 pun bermunculan dan tidak bisa dibendung," uraian penulis.
ADVERTISEMENT
"Banyak yang janggal pada Reuni 212 kemarin, salah satunya dengan hadirnya Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang kemudian menyampaikan pidato."
Si penulis lalu mengutip media lain yang sesuai dengan keinginan redaksi. Salah satunya keterangan MUI Jabar yang menyebut reuni 212 melenceng ke arah politik, lalu kicauan Mahfud MD soal reuni 212 bukan ukuran keimanan.
"Sudah sangat jelas dan terang benderang, Reuni 212 pada 2 Desember 2018 kemarin adalah sebuah gerakan politik, bukan aksi bela Islam atau aksi bela tauhid yang selama ini dijadikan topeng. Tanpa bermaksud menihilkan jama'ah yang hadir di Reuni 212, karena sebagian besar dari mereka hanya korban provokasi yang tidak mengerti persoalan dan motif sebenarnya." kesimpulan penulis.
Kemudian pada 'Liputan Khusus' berjudul "Membohongi Publik untuk Kepentingan Politik", si penulis mengumpulkan isu-isu hoaks di lingkaran pendukung Prabowo-Sandi. Yaitu mobil Neno Warisman yang terbakar, pidato Prabowo Indonesia bubar 2030, dan hoaks Ratna Sarumpaet,
ADVERTISEMENT
"Sangat disayangkan, selain mencerminkan nilai-nilai pesimisme, di balik isi pidato Prabowo tersebut menebar ketakutan kepada publik, mengandung kebohongan-kebohongan dan mengarahkan kebencian kepada pemerintahan," isi tulisan.
"Dari serangkaian kejadian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada agenda membohongi publik yang dilakukan secara struktur dan masif, yang kemudian para pengamat politik menduga jika Prabowo menggunakan strategi kotor semprotan kebohongan atau “Firehose of Falsehood."
Di rubrik Liputan Khusus ini si penulis memasukan tanggapan Fadli Zon yang membantah pihaknya menciptakan hoaks. Meski begitu, kesimpulan tulisan pada kalimat terakhir tampak tendensius:
"Artinya, strategi Prabowo bukan saja mengancam lawan politiknya, tetapi masyarakat yang menjadi korban, membohongi publik secara masif dan terstruktur dengan tujuan menyebarkan ke takut an untuk memenangkan kontestasi politik," penulis menutup uraiannya di halaman 7
ADVERTISEMENT
Penelusuran kumparan
kumparan mencoba menelusuri keberadaan kantor redaksi 'Indonesia Barokah', Rabu (23/1). Berdasarkan alamat yang tercantum di tabloid itu, kantor 'Indonesia Barokah' terletak di Jalan Haji Kerenkemi, Rawa Bacang, Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.
Namun setelah menyusuri di sekitar alamat tersebut, tidak ada warga yang mengetahui keberadaan kantor Indonesia Barokah. Bahkan hingga di Jalan Kerenkemi yang disebut dalam tabloid.
"Di sini enggak ada kantor kayak gitu. Rumah yang dipakai jadi kantor majalah juga enggak ada. Saya enggak tahu (soal) 'Indonesia Barokah' itu," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya ini.
Sementara itu, nomor yang tertera pada susunan redaksi tidak aktif saat dihubungi kumparan pukul 21.30 WIB, Kamis (24/1).
ADVERTISEMENT
Temuan tabloid ini kini dalam pengusutan Bawaslu dan kepolisian. Namun karena terkait media, pengusutannya berkoordinasi dengan Dewan Pers untuk memastikan tabloid itu media resmi dan karya jurnalistik atau bukan.
Sambil menyelidiki otak pembuat tabloid tersebut, Bawaslu RI mengimbau agar masyarakat tidak menyebarkan tabloid tersebut.
"Beberapa tempat di Jabar dan Jateng yang ramai (beredarnya tabloid) kami minta untuk tidak disebarluaskan atau ditahan biar tidak ada dampak ke publik sebagai bentuk pencegahan," kata komisioner Bawaslu M Afifiudin di Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Rabu (23/1).