Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menengok Jejak Uyu, Marbot Masjid, di Pameungpeuk
8 Maret 2018 12:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Marbot Masjid Al-Istiqomah, Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Uyu Rohyana (56), mengaku berbohong atas kejadian penganiayaan terhadap dirinya. Pengakuan itu membuat geger publik di saat sedang ramainya pemberitaan soal pemuka agama diserang oleh orang dengan gangguan jiwa di media sosial.
ADVERTISEMENT
Dari pengakuan Uyu beberapa waktu lalu di Mapolres Garut, Uyu melakukan hal tersebut supaya mendapat banyak simpati banyak orang. Hal ini, agar Uyu mendapat pemberian sumbangan atas simpati orang lain kepadanya.
Uyu pun kini ditahan di Mako Polres Garut sejak Jumat (2/3) lalu, hingga 20 hari kedepan. Dalam kasus ini, Polisi menetapkan Uyu sebagai tersangka dugaan tindak pidana membuat laporan palsu. Uyu dijerat Pasal 242 ayat 1 KUHPidana. Ia pun terancam hukuman paling lama 7 tahun penjara.
Atas kejadian itu, kumparan (kumparan.com) pun menyambangi kampung Uyu, di Pameungpeuk, Garut untuk mengetahui lebih jauh mengenai kejadian tersebut.
Kumparan yang berada sekitar empat hari di desa tersebut, untuk bisa menemukan rumah Uyu. Hari, pertama di Jumat (2/3) siang itu, nampak tidak terjadi apa-apa dalam aktivitas masyarakat yang ditemui. Namun, kumparan ketika berbincang dengan beberapa warga di sana soal kejadian yang menimpa Uyu, mereka nampak begitu sensitif, terlihat ketakutan dengan keheranan.
ADVERTISEMENT
Di hari kedua, kumparan menghabiskan waktu dengan berbincang dengan beberapa elemen masyarakat, sambil mencari informasi alamat keluarga dan rumah yang ditempati Uyu. Hal itu dilakukan untuk mengetahui tanggapan dan harapan keluarga terkait Uyu. Namun belum menemukan hasil.
Di hari ketiga, kumparan memutuskan untuk menemui Ketua DKM Masjid Al-Istiqomah, kebetulan pada hari Minggu itu Ketua DKM Masjid, Amar, sedang melakukan kegiatan kebersihan bersama di lingkungan Masjid.
Amar menyebutkan DKM memberikan fasilitas rumah kepada Uyu. Ia pun menyatakan rumah itu berada di belakang Masjid Al-Istiqomah, namun belum menunjukan rumah yang dimaksud.
Kemudian, Amar menyuruh Amin, muadzin kedua mesjid tersebut, untuk menunjukan rumah fasilitas dari DKM yang ditempat oleh Uyu. Rumah itu tepat berada dibelakang masjid. Rumah itu, ada sebuah gerbang kecil yang pada saat itu tergembok.
ADVERTISEMENT
Kondisi rumah Uyu itu terbuat dari bilik kayu dan sedikit tembok, di bagian lantai serta bagian pinggir rumah sebelah kiri. Nampak sebagian peralatan rumah Uyu berada di luar. Menurut Amin, peralatan rumah itu akan dipindahkan oleh saudara dari istri Uyu, akan tetapi dia tidak mengetahui akan dipindahkan ke mana.
"Uyu tinggal dirumah ini bersama istri sekitar 4 tahun. Kalau enggak salah sama cucunya. Barang-barang ini dikeluarkan tadi pagi, sama saudaranya istri Uyu," katanya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Di rumah itu ada sebuah dapur kecil, satu ruangan cukup besar, yang di dalamnya ada sebuah TV, dua kulkas, peralatan kamar tidur. Di samping ruangan itu, ada sebuah kamar berukuran sekitar 4x5 meter dan satu kamar kecil di lantai ke dua.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut Ketua DKM Masjid Besar Al-Istiqomah, Amar mengatakan, Uyu yang sudah bekerja sebagai Marbot disana selama 3-4 tahun itu, penghasilannya bukan hanya uang Rp 125 ribu per bulan, akan tetapi dari sawah wakaf juga sebesar 220 bata yang dikelola olehnya.
Dia menjelaskan soal penghasilan berupa uang, Uyu mendapatkan Rp 125 ribu per bulan ditambah dengan honor sebagai muadzin Salat Jumat, Rp 10 ribu per Jumat.
"Gaji Mang Uyu itu Rp 125 ribu, Muadzin Rp 50 ribu," kata Amar.
Terkait dengan fasilitas sawah, Amar menyebut dalam setahun bisa panen dua kali. Aturanya, panen pertama dipotong sewa 2 Kg per bata, panen kedua di potong 1 Kg per bata.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dari informasi yang diketahui, Uyu pun mempunyai rumah selain dari fasilitas itu. Kumparan pun mencari tahu hal itu, namun sumber-sumber kumparan tidak memberikan jelas terkait kebenaran hal itu. Kemudian kumparan juga pada hari yang sama menyambangi kediaman mertua Uyu, Erat (85 tahun) di blok Manisi, Desa Pameungpeuk.
Mereka berdua bercerita bahwa istri Uyu bernama Iis, kembali mengalami sakit mendengar kasus yang menimpa Uyu.
"Istrinya punya penyakit gula, kadang maag, lambung, tapi itu dari dulu, kemarin dapat kabar soal itu (Uyu), jadi sekarang ngedrop. Saya khawatir anak saya takut kenapa-kenapa," tuturnya.
Ia juga meminta agar Uyu dibebaskan karena khawatir anaknya tidak ada yang mengurusi. Meskipun Iis, kata dia, sedang berada di Jakarta bersama anaknya untuk menjalani perawatan. Erat juga mengatakan Uyu memiliki empat orang anak yang semuanya laki-laki dan telah bekerja.
ADVERTISEMENT