Menengok Masjid di Kulon Progo yang Dinobatkan Ramah bagi Duafa dan Musafir

3 Oktober 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Masjid Al-Hidayah yang berada di Padukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Masjid Al-Hidayah yang berada di Padukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masjid Al-Hidayah yang berada di Padukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, tak pernah sepi pengunjung.
ADVERTISEMENT
Lokasi masjid yang berada di samping jalan nasional Purworejo-Yogya membuatnya sering menjadi tempat pelepas lelah para penglaju.
Seperti pada Kamis (3/10), masjid tampak ramai saat jarum jam menunjukkan pukul 13.00 WIB. Selain ibadah, jemaah bisa menikmati sejumlah fasilitas yang disediakan masjid seperti kopi hingga WiFi. Tidur di masjid pun tak ada yang melarang.
Masjid berkelir kuning ini baru saja mendapat penghargaan Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah (AMPeRa) 2024 Kemenag sebagai juara 2 kategori Masjid Ramah Dhuafa dan Musafir.
"Sebenarnya kami tidak kemudian merencanakan untuk meraih penghargaan itu sebenarnya. Yang kami lakukan sebatas bagaimana masyarakat dari semua level dari anak-anak, remaja, muda-mudi, kemudian orang tua semuanya bisa cinta masjid," kata Ketua Takmir Masjid Al Hidayah Gunung Gempal, Alip Mulyono, ketika ditemui, Kamis (3/10).
ADVERTISEMENT
Masuk gerbang masjid, di depan teras akan ditemui sebuah kotak infak. Uniknya kotak infak ini bukan uang, melainkan infak beras.
Suasana Masjid Al-Hidayah yang berada di Padukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Suasana Masjid Al-Hidayah yang berada di Padukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Suasana Masjid Al-Hidayah yang berada di Padukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sementara itu, di samping masjid sisi utara terdapat Pojok Ngopi. Di situ, para jemaah maupun musafir dapat membuat kopi secara gratis. Ketika ada sedekah makanan, siapa pun juga dapat menikmati secara cuma-cuma.
Di sesi selatan masjid, takmir juga memasang papan informasi yang memuat nomor-nomor penting seperti nomor polisi, rumah sakit, hingga SAR. Fasilitas WiFi juga tersedia di masjid yang baru direnovasi 2019 silam.
Menariknya masjid ini juga memiliki kamar untuk musafir di lantai dua. Ada dua kamar dengan empat tempat tidur yang bisa menampung untuk delapan orang.
"Iya (Kemenag Kulon Progo) mengusulkan masjid, terus ditinjau oleh provinsi kemudian kami ditanya-tanya kemudian dianggap layak.Lalu diadu di antarkabupaten, terus diajukan ke tingkat nasional. Di tingkat nasional ternyata mendapatkan anugerah peringkat kedua," katanya.
Suasana Masjid Al-Hidayah yang berada di Padukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Suasana Masjid Al-Hidayah yang berada di Padukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Suasana Masjid Al-Hidayah yang berada di Padukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Suasana Masjid Al-Hidayah yang berada di Padukuhan Gunung Gempal, Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Program untuk Duafa

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Terkait fakir miskin duafa kami sudah menyiapkan UPZ Unit Pengumpulan Zakat ini resmi bagi yang dari BazNas," jelas Alip.
Santunan kepada para duafa ini juga berasal dari sumbangan masyarakat dan jemaah. Ada yang menyumbang uang hingga beras. Kotak infak beras dibuat takmir masjid agar memudahkan masyarakat sekitar yang berprofesi petani bersedekah.
"Awal-awal itu ibu-ibu ingin sedekah tapi tidak punya uang. Kemudian kita wadahi. Yang disedekahkan ada beras, sayur, kemudian snack-snack itu tempat snack makan bisa ambil kalau ada. Kalau kami hanya menyediakan hari Jumat, hari-hari lain kalau pas ada ya ada," katanya.
Infak beras ini juga tak dibatasi jumlahnya. Terkadang jemaah datang sembari membawa satu genggam beras lalu dimasukkan ke kotak infak.
Ketua Takmir Masjid Al Hidayah Gunung Gempal, Kulon Progo, Alip Mulyono. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Bukan uang, karena penghasilan di bawah rata-rata atau pekerjaannya tani dari pada menyedekahkan uang lebih nyaman kalau menyedekahkan beras," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ketika terkumpul sekitar 50 kilogram, beras kemudian didistribusikan ke kaum duafa di sekitar masjid. Uang sumbangan dari donatur juga disalurkan ke duafa.
"Kami membuat empat ring. Ring pertama sekitar 30-an (kaum duafa) itu yang membutuhkan sekali. Di luar itu ada sekitar 70 ring kedua. Ring ketiga 130-150. Kalau ring keempat sampai luar kecamatan," katanya.
Di bulan Ramadan, masjid juga mengundang seribu yatim piatu, duafa, dan fakir miskin, untuk buka bersama dan diberi uang saku masing-masing Rp 50 ribu.
"Masjid ini juga banyak dari jemaah luar (menyumbang) lewat WA, transfer begitu," jelasnya.

Kamar Tidur untuk Musafir

Alip mengatakan dahulu masjid ini berukuran 8x8 meter pada 1985. Lalu pada 2019, masjid direnovasi daya tampungnya mencapai 500 jemaah. Fasilitas pun mulai dilengkapi. Aktivitasnya pun banyak dari pemeriksaan kesehatan hingga senam lansia.
ADVERTISEMENT
"Yang pertama, makan minum itu kita sediakan. Termasuk pengajian Ahad pagi itu beri makan minum lengkap. Kemudian ada fasilitas kesehatan, ada dokter. Dulu sempat sepekan sekali ada dokter, ada obat, semua masjid yang tanggung. Cuma karena sekarang dokternya sudah sibuk, kita janjian sebulan sekali," terang Alip.
Lalu setelah itu, takmir masjid memutuskan untuk menyediakan kamar di lantai dua.
"Ada dua kamar empat bed, bisa untuk delapan orang. Seiring berjalannya waktu tetapi memang kebutuhan," katanya.
Takmir masjid mempunyai target agar sisi utara ada bangunan lagi sehingga akan memperbanyak tempat tidur untuk menginap musafir.
"Karena kalau tidak ada kamar musafir apalagi yang ibu-ibu bawa anak itu repot kalau tidak dibuatkan kamar," bebernya.
ADVERTISEMENT
Setidaknya sepekan sekali ada musafir yang menginap di masjid. Biasanya yang menginap seperti itu adalah orang yang dalam kondisi sangat membutuhkan. Mereka berasal dari berbagai kota seperti Jawa Tengah hingga Tangerang, Banten.
"Ada motor kehabisan (bensin), kita lihat memang nggak ada bensinnya," katanya.
Selain fasilitas menginap, masjid juga memberi uang saku kepada para musafir ini. Syarat untuk menginap harus melapor ke RT untuk keamanan dan kenyamanan.
Para penglaju pun diakui Alip banyak yang istirahat di sini. Dia menjelaskan tak ada larangan bagi jemaah untuk tidur di lantai satu masjid. Justru istirahat di masjid jauh lebih aman bagi pengunjung.
"Itu sudah biasa, bebas. Mau buat kopi, teh, bebas," katanya.
Alip berharap Masjid Al-Hidayah ini tak hanya sebagai tempat ibadah saja tapi bisa terus bermanfaat bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT