Menengok Pesantren di Jakarta Timur yang Pimpinannya Jadi Tersangka Pencabulan

21 Januari 2025 16:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pondok Pesantren Ad-Diniyah, Jakarta Timur, yang jadi lokasi pencabulan oleh guru dan pimpinan pondok pesantren. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pondok Pesantren Ad-Diniyah, Jakarta Timur, yang jadi lokasi pencabulan oleh guru dan pimpinan pondok pesantren. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Suasana di Pondok Pesantren Ad-Diniyah di Duren Sawit, Jakarta Timur, sepi pada Selasa (21/1). Santri yang biasanya bermain riang di sekitar pemondokan tak terlihat.
ADVERTISEMENT
Mereka seakan bersembunyi di balik tembok berwarna hijau muda. Mereka hanya sesekali menoleh dari celah pagar sebelum ditegur pengurus pesantren agar kembali beraktivitas di dalam pemondokan.
Beberapa pengurus pesantren terlihat di lokasi. Namun tak banyak hal yang bisa digali dari mereka. Mereka menutup semua informasi dengan rapat.
Aksi dugaan pencabulan yang dilakukan guru dan pimpinan pondok pesantren seakan begitu mengguncang mereka.
"Saya gak bisa bicara apa-apa," kata salah seorang pengurus pesantren ketika ditemui.
Sementara, tepat di depan pondok pesantren, terlihat beberapa warga yang berkumpul di sebuah pos ronda. Mereka mengamati tiap aktivitas di pondok pesantren dengan tatapan tajam.
Kumkum (50), seorang warga mengaku terkejut atas kasus yang terjadi di Pondok Pesantren Ad-Diniyah. Sebab, selama ini, dia mengenal pimpinan pondok pesantren berinisial C dan MCN sebagai sosok yang ramah. Pelaku juga dikenal baik dalam memimpin pondok pesantren.
ADVERTISEMENT
"Saya pernah ketemu sama pelaku yang punya pesantren, sempet ngobrol, baik orangnya ramah. Baik. Makanya kaget," ucap dia.
Menurut Kumkum, pelaku sering kali menemui warga dengan menggunakan peci dan sarung selayaknya seorang ustaz. Akan tetapi, ternyata penampilan itu tak sesuai dengan tingkah lakunya. Perbuatan para pelaku telah membuat nama baik lingkungan tercemar.
Pondok Pesantren Ad-Diniyah, Jakarta Timur, yang jadi lokasi pencabulan oleh guru dan pimpinan pondok pesantren. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
"Kita sendiri juga masih gak nyangka sebenarnya, masih kaget," ujar dia.
Kumkum juga menambahkan, tak ada aktivitas yang mencurigakan dari para santri di pondok pesantren yang dipimpin oleh C. Maka dari itu, warga tak menyangka adanya aktivitas menyimpang di pondok pesantren itu.
"Pesantrennya aktif, siang malam ramai terus. Kan kita tiap hari dengar, speakernya ada, memang tahlil, zikir segala macam. Rapi. Kayak umumnya pesantren aja," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diberitakan, dua orang berinisial C dan MCN telah ditangkap dan dijadikan tersangka. Aksi cabul itu dilakukan pelaku dengan modus meminta dipijat dan memberi korban uang puluhan ribu rupiah.
Akibat perbuatannya, C disangkakan Pasal 76E Jo Pasal 82 Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak dan diancam dengan pidana penjara hingga 15 tahun.