Menengok Sekolah Ramah Lingkungan Milik Pemprov DKI Jakarta

10 Oktober 2022 17:13 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fasilitas di SDN 08 Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas di SDN 08 Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meresmikan empat sekolah di Jakarta yang mengusung konsep ramah lingkungan atau sekolah Net Zero Carbon pertama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Empat sekolah ini bukan sekolah baru. Bangunannya sengaja direvitalisasi agar lebih modern dan ramah lingkungan. Adapun keempat sekolah itu adalah SDN Duren Sawit 14, Jakarta Timur; SDN Grogol Selatan 09, Jakarta Barat; SDN Ragunan 08 Pagi, Jakarta Selatan; dan SMAN 96, Jakarta Barat.
Secara simbolis, peresmian empat sekolah ini dilakukan Gubernur Anies di SDN Ragunan 08 Pagi, Jakarta Selatan, pada 28 September 2022 lalu.
Keempat sekolah ini merupakan buah karya arsitek ternama seperti Ahmad Djuhara, Andra Matin, dan D-Associates Architect. Konsep pembangunannya memang dirancang sedemikian rupa, sehingga meminimaliskan penggunaan energi.
“Selain kendaraan bermotor, bangunan menyumbang 39 persen emisi karbon global dan mengkonsumsi 36 persen total energi global. Bila kita tidak mengoreksi bangunan, terutama di perkotaan, maka kualitas udara akan selalu bermasalah. Karenanya kita harus membangun dengan konsep green building dan dimulai dari sekolah-sekolah,” kata Anies ketika meresmikan bangunan sekolah Net Zero Carbon, 28 September 2022 lalu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau SDN 08 Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
kumparan sempat meninjau langsung salah satu sekolah yang direvitalisasi, yaitu SDN Ragunan 08 Pagi, Jakarta Selatan. Bangunan sekolah setinggi tiga lantai itu didominasi dengan kaca.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, penggunaan lampu bisa diminimalkan, sebab sirkulasi cahaya dan udara didesain sedemikian rupa. Karena cuaca di Jakarta juga cukup terik pada siang hari, pencahayaan diatur dengan penggunaan fasad di sisi luar bangunan, sehingga ruang kelas tetap sejuk.
Sekolah ini juga telah menggunakan energi terbarukan, yaitu pembangkit listrik tenaga surya. Di lantai paling atas bangunan sekolahm disiapkan lahan khusus untuk meletakkan panel surya. Meski belum cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh bangunan, panel surya ini bisa menghasilkan energi listrik hingga 10 ribu Kwh per hari.
Fasilitas di SDN 08 Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
“Konsep bangunannya hemat energi. Misal pakai pendingin ruangan dan lampu hemat energi. Bangunannya memperbanyak ventilasi agar sirkulasi udara lancar. Sebagian besar kebutuhan energinya dipasok dari sumber energi terbarukan. Emisi karbon yang dihasilkan sangat minim. Sampah dikelola agar dapat menghasilkan energi kembali,” ungkap Anies.
ADVERTISEMENT
“Jadi sebuah sekolah yang konsep green itu lengkap. Dengan itu kita berharap, anak-anak bisa belajar lebih dekat tentang ramah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Indikasi Sekolah Ramah Lingkungan
Fasilitas di SDN 08 Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nahdiana menuturkan, pada 2021, Disdik merehabilitasi total sekolah-sekolah dengan melibatkan Green Building Council Indonesia (GBCI). Rehabilitasi dilakukan dari perencanaan desain bangunan sampai proses sertifikasi Greenship NZH (Net Zero Healthy) Readiness Recognition (RR).
“Sekolah SDN Duren Sawit 14, Jakarta Timur; SDN Grogol Selatan 09, Jakarta Selatan; SDN Ragunan 08 Pagi, 09 Pagi, 11 Petang, Jakarta Selatan; dan SMAN 96, Jakarta Barat telah mendapatkan sertifikat Net Zero Healthy (NZH) dari GBCI. Kemudian, yang sudah memanfaatkan energi terbarukan (Pembangkit Lisrik Tenaga Surya/PLTS) sudah mencapai 82 sekolah,” terangnya, Kamis (29/9).
ADVERTISEMENT
Nahdiana menjelaskan, sekolah dapat dikatakan Net Zero apabila dapat menghemat energi secara skala besar. Seluruh kebutuhan energi bangunan sekolah dipasok sepenuhnya dari sumber energi terbarukan, sehingga secara total tidak ada emisi karbon yang dihasilkan. Atau setidaknya emisi karbon yang dihasilkan sangat rendah, sehingga memungkinkan terjadi emisi karbon menjadi nol di kemudian hari. Jadi revitalisasi ini bukan hanya bicara estetika saja.
Green Building Council of Indonesia telah menguji dan memberikan sertifikat Greenship Net Zero Healthy School kepada keempat sekolah tersebut. Untuk mendapatkan pengakuan bangunan ramah lingkungan, terdapat empat indikator yang harus dipenuhi. Pertama, bangunan sekolah harus menggunakan energi yang rendah dan efisien dari segi keamanan, kenyamanan, dan kesehatan. Kedua, bangunan juga harus berkontribusi dalam menetralkan emisi karbon melalui penggunaan energi terbarukan secara onsite atau offsite maupun melalui carbon offset. Ketiga, … Keempat, ….
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau SDN 08 Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
Nahdina menambahkan, program Sekolah Net Zero ini dapat sukses jika ada peran aktif serta komitmen dari pihak sekolah. Beberapa peran aktif yang bisa dilakukan antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Meminimalkan penggunaan konsumsi energi, seperti mengurangi penggunaan lampu, air dan AC;
2. Menambah dan memelihara vegetasi untuk membuat satu iklim mikro yang lebih sejuk, sekaligus menyaring debu kotoran, sehingga kemungkinan udara kotor yang terbawa gerakan udara ventilasi alami akan dihindarkan dan tersaring;
3. Memelihara teknologi energi terbarukan yang terpasang, misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Fasilitas di SDN 08 Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
Secara kaidah, net zero carbon bukan berarti bangunan sekolah ini bebas emisi sepenuhnya. Namun, bagaimana bangunan sekolah tersebut bisa menurunkan kebutuhan konsumsi energi per tahun dan menghasilkan emisi serendah-rendahnya.
“Dulu kita bilang fenomena di pendidikan adalah siswanya abad 21, gurunya abad 20, dan gedung sekolahnya abad 19. Kini gedung sekolahnya telah jadi abad 21,” tutur Anies.
ADVERTISEMENT
Sekolah Net Zero Jadi Tempat Implementasi Kehidupan Ramah Lingkungan Bagi Siswa
Fasilitas di SDN 08 Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
Anies menjelaskan bahwa fungsi revitalisasi tidak hanya sebatas membuat bangunan ini semakin bagus, namun juga mengembalikan fungsi utama sekolah sebagai tempat belajar siswa, sehingga segala fasilitasnya harus mendukung hal tersebut.
“Dari seberapa banyak anak Jakarta yang menimba ilmu di dalamnya dan nantinya dapat meraih dan melampaui apa yang dicita-citakan. Jadikan bangunan ini sebagai tempat bermain, belajar, berkreasi, berkembang, berkolaborasi serta berkarya,” tuturnya.
Menurut Nahdina, dengan melakukan Program Sekolah Net Zero, maka berbagai keuntungan akan didapatkan, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas udara yang lebih baik di lingkungan sekolah, sehingga dapat meminimalkan penyebaran partikel dan virus yang berbahaya di dalam ruangan;
2. Meningkatkan kenyamanan dari segi visual dan termal, sehingga dapat menciptakan suasana kondusif bagi guru dan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar;
ADVERTISEMENT
3. Meningkatkan penghematan energi listrik dari PLN, sehingga dapat menurunkan biaya bulanan listrik yang harus dibayarkan ke PLN;
4. Turut membantu dalam pengendalian iklim global melalui pengurangan emisi karbon pada sektor bangunan sekolah.
Terkait hal ini, Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta bidang Kesra, Johnny Simanjuntak, mengatakan, pembangunan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta ini sudah cukup baik.
“Ya saya pikir begini, ketika itu dilakukan menurut saya baik-baik saja ya. Sebagai untuk pilot project (bangunan ramah lingkungan) oke-oke saja,” kata Johnny saat dihubungi oleh kumparan, Selasa (4/10).
Fasilitas di SDN 08 Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
Pembangunan empat sekolah ini menggunakan APBD. Karena itu, Johnny revitalisasi sekolah ini dilakukan dengan perencanaan dan pertimbangan yang matang serta ramah lingkungan.
Salah satunya adalah dengan memilih sekolah yang benar-benar membutuhkan pemugaran karena fasilitasnya yang memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
“Sekolah-sekolah (negeri) kita ini relatif masih bagus-bagus ya. Tapi, harus kita lihat (perencanaannya), kalau dimulai dari sekolah yang kurang dan sudah mulai tua,” lanjutnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau SDN 08 Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
Ke depannya, Anies mengatakan,pembangunan kembali sekolah ramah lingkungan ini akan dilakukan di 20 sekolah. Pembangunan ini dilakukan dengan harapan semakin banyak siswa yang merasakan langsung bangunan berkonsep ramah lingkungan dan bisa diterapkan di lingkungan masing-masing.
Sehingga secara perlahan, masyarakat Jakarta bisa mengubah pola hidup menjadi lebih ramah lingkungan. Di satu sisi, para siswa yang sekolahnya direvitalisasi akan mendapatkan fasilitas baru yang menunjang pendidikannya.
“Jakarta harus setara dengan kota global di dunia dan itu artinya sekolah-sekolah kita harus bisa mendidik anak-anak untuk berkompetisi dengan hasil pendidikan sekolah kota global lain,” pungkasnya.
Fasilitas di SDN 08 Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan