Mengapa China Ikut Berduka Atas Kematian Stephen Hawking?

15 Maret 2018 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stephen Hawking (Foto: REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Stephen Hawking (Foto: REUTERS)
ADVERTISEMENT
Publik China ikut berduka atas kematian fisikawan terkemuka dunia Stephen Hawking. Bahkan berita meninggalnya Hawking pada Rabu (14/3) menjadi trending topic di media sosial China dan ramai diberitakan di media-media negara itu.
ADVERTISEMENT
Seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/3), banyak orang di Weibo yang mengucapkan belasungkawa atas kematian Hawking, dari rakyat biasa hingga selebriti.
Media China yang jadi corong pemerintah Partai Komunis, People's Daily, bahkan mengajak 56,5 juta followernya di Weibo untuk mengucapkan belasungkawa bagi Hawking. People's Daily menuliskan, Hawking lahir di peringatan 300 hari kematian Galileo dan meningkat pada hari ulang tahun Albert Einstein.
"Bintang berkurang di Bumi, di langit bertambah satu bintang," tulis seorang pengguna Weibo.
"Semoga Hawking bisa berlari bebas di semesta yang telah dia jelajahi," tulis pengguna Weibo lainnya.
Masyarakat China merasa kehilangan Hawking karena penulis buku "The Grand Design" itu telah sejak lama mengaku tertarik pada sejarah dan kebudayaan Negeri Tirai Bambu itu. Menurut Reuters, dia juga banyak menginspirasi tulisan-tulisan esai para siswa di China.
ADVERTISEMENT
Hawking pernah beberapa kali mengunjungi Tembok Besar China ketika menyambangi negara itu, walau berada di kursi roda. Hawking bahkan punya akun Weibo sendiri yang di-follow oleh lebih dari 4,7 juta orang di China.
Dalam salah satu postingannya yang terkenal di Weibo pada 2016, dia memberikan semangat bagi siswa China yang akan mengikuti ujian masuk universitas. Menurut Hawking kala itu, siswa-siswa ini adalah "para ilmuwan generasi mendatang."
Kementerian Luar Negeri China dalam konferensi pers hariannya, Rabu (14/3), bahkan menyampaikan ucapan belasungkawa khusus untuk Hawking.