Mengapa Face Recognition Bisa Salah Identifikasi? Ini Kata Dukcapil

14 April 2022 22:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya salah mengidentifikasi terduga pelaku pengeroyokan Ade Armando dalam demonstrasi Senin (11/4) lalu. Warga bernama Abdul Manaf diumumkan sebagai tersangka dan dipublikasikan fotonya oleh polisi.
ADVERTISEMENT
Saat disambangi polisi di rumahnya Karawang, ternyata Abdul Manaf ternyata tidak ikut aksi. Kritik pun banjir ke polisi karena gegabah menetapkan tersangka tapi salah orang.
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Prof Zudan Arif Fakrulloh, angkat bicara. Zudan menyebut teknologi face recognition di polisi memang atas kerja sama dengan Dukcapil untuk akses data kependudukan.
"Ada kerja sama, sudah lebih dari 5 tahun," ucap Zudan kepada wartawan Kamis (14/4).
Menurutnya, identifikasi bisa dengan foto wajah atau sidik jari. Polisi menggunakan teknologi ini memang untuk identifikasi terduga pelaku, termasuk jika terjadi demonstrasi.
Jumpa pers perkembangan penanganan kasus Ade Armando di Polda Metro Jaya, Rabu (13/4). Foto: Jonathan Devin/kumparan
Selain Polri, Dukcapil juga memiliki face recognition. Output yang dihasilkan bisa berupa skor atau persentase. Semakin tinggi, maka semakin akurat.
"Di dukcapil skor. Lembaga lain persentase juga bisa. Sama saja. Semakin tinggi persentasenya akan semakin akurat," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa faktor yang menyebabkan face recognition salah mengidentifikasi subjek?
"Bisa jadi fotonya kabur, blur," jawab Zudan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, mengakui kesalahan terjadi akibat teknologi face recognition yang digunakan pihaknya tidak akurat.
Foto wajah yang digunakan berdasarkan data rekaman CCTV dan video yang diperoleh polisi.
Polisi membawa Ade Armando yang terluka saat demo 11 April di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (11/4). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Berdasarkan penggunaan teknologi face recognition Polda Metro tingkat akurasinya pada saat itu belum 100 persen, Abdul Manaf, karena orang yang kita duga pelaku itu menggunakan topi sehingga begitu topinya dibuka tingkat akurasinya tidak 100 persen," ungkap Zulpan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (13/4).