Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengapa Kelompok Syiah Jalankan Ritual Melukai Diri Tiap 10 Muharam?
20 Agustus 2021 15:08 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bagi kelompok Syiah , hari Asyura adalah hari berkabung memperingati wafatnya Husain bin Ali, anak dari Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra serta cucu dari Rasulullah SAW.
Hari ini adalah hari penganut Syiah harus berduka, berkabung, dan merasakan kesedihan yang teramat dalam.
Pada peringatan kematian Husain, para penganut Syiah melakukan ritual berdarah dengan cara melukai dirinya sendiri, atau self-flagellation. Ritual ini merupakan ekspresi penyesalan dan upaya untuk merasakan penderitaan Imam Husain sebelum dirinya dibunuh dengan keji.
Mengutip sejumlah sumber, Husain bin Ali tewas dibunuh pada Pertempuran Karbala, tahun 680 Masehi (10 Muharam tahun 61 Hijriah).
Pertempuran terjadi antara pasukan Gubernur Ubaydillah bin Ziyad dengan kelompok Husain bin Ali, yang terdiri atas kerabat dan anggota keluarga sang Imam.
ADVERTISEMENT
Pembunuhan terhadap Husain disebabkan oleh penolakan untuk mengakui kepemimpinan Yazid bin Muawiyah sebagai khalifah kedua Dinasti Umayyah.
Menurut Ibnu Katsir dalam kitab sejarah Al-Bidayah wan Nihayah, Husain dibunuh dengan tombak oleh Sinan bin Anas bin Amr Nakhai di Karbala (sekarang Irak). Kemudian, kepala Husain dipenggal.
Pada pertempuran tersebut, puluhan pengikut Husain tewas terbunuh, kecuali pihak perempuan dan anggota keluarga yang sakit.
Dalam buku yang berjudul An Attempt to Trace the Origins of the Rituals of Ashura, penulis Yitzhak Nakash menjelaskan bahwa periode berkabung bulan Muharam dimulai oleh keluarga Husain bin Ali selepas kematiannya.
Saudari Husain, Zaynab binti Ali, mulai berkabung dan berorasi melontarkan kecamannya terhadap musuh mendiang Husain, yakni Yazid bin Muawiyah dan Ubaydillah bin Ziyad.
ADVERTISEMENT
Berita mati syahid (martyrdom) Husain disebarkan oleh Ali Zainal Abidin, penerusnya sebagai imam dari ajaran Syiah, lewat dakwah dan pidato di penjuru Irak, Suriah, dan Kerajaan Hijaz.
Selama belasan abad, serangkaian ritual berkabung ini dilakukan oleh kelompok Syiah.
Tak hanya ritual penderaan (melukai diri), tetapi ada empat ritual lainnya: Takziah dan mendoakan Husain; ziarah kubur ke makam Husain pada 10 Muharam dan hari ke-40 usai pertempuran Karbala; upacara berkabung bersama; dan reka adegan pertempuran Karbala dalam bentuk drama atau teater.
Para ritual penderaan diri ini, penganut Syiah akan memukulkan tangan ke dadanya, mencambuk punggung, dan melukai dirinya sendiri dengan benda tajam hingga darahnya mengalir.
Ritual ini adalah sebagai reka ulang secara simbolis dari pembunuhan Husain.
Self-flagellation ini, menurut Nakash, terlacak pertama kali pada abad ke-17 di Kaukasia dan Azerbaijan. Kemudian, ritual ini mulai dilakukan oleh penganut ajaran Dua Belas Imam di kota-kota selatan Iran pada abad ke-19.
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah menjadi ritual tahunan, Pemimpin Agung Iran Ayatullah Ali Khamenei mengeluarkan fatwa bahwa penderaan diri ini tidak dibenarkan.
Dikutip dari BBC, tak hanya Ali Khamenei, banyak ulama-ulama Syiah yang mengatakan ritual melukai diri sendiri ini malah membuat citra buruk bagi Syiah. Mereka pun mengajak para penganut Syiah untuk mendonasikan darah para peringatan Asyura ini alih-alih melukai diri sendiri.