Mengapa Nepal Sangat Rentan terhadap Kecelakaan Udara?

25 Juli 2024 19:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa pesawat Saurya Airlines yang terjatuh di Kathmandu, Nepal, Rabu (24/7/2024). Foto: Prakash Mathema/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa pesawat Saurya Airlines yang terjatuh di Kathmandu, Nepal, Rabu (24/7/2024). Foto: Prakash Mathema/AFP
ADVERTISEMENT
Kecelakaan pesawat kecil di Nepal kembali terjadi. Pada Rabu (24/7), pesawat Saurya Airlines jatuh saat lepas landas dari Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu. Insiden ini menyoroti catatan buruk keselamatan udara di negara Himalaya tersebut.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 2000, lebih dari 360 orang tewas dalam kecelakaan pesawat atau helikopter.
Berikut beberapa alasan mengapa Nepal sangat rentan terhadap kecelakaan udara:

Medan yang Sulit

Nepal terletak di antara India dan China, dan memiliki delapan dari 14 puncak tertinggi di dunia. Pesawat sering kali harus melayani bandara kecil yang terletak di perbukitan terpencil atau di dekat puncak yang diselimuti awan.
Cuaca di daerah ini dapat berubah dengan cepat, memengaruhi kecepatan dan intensitas angin, sehingga menyulitkan navigasi.
Menurut laporan keselamatan 2023 dari Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN), tabrakan dengan medan atau hambatan lain menyebabkan 93 persen kematian akibat kecelakaan udara dalam dekade sebelumnya.

Landasan Pacu yang Berbahaya

Petugas memeriksa pesawat Saurya Airlines yang terjatuh di Kathmandu, Nepal, Rabu (24/7/2024). Foto: Prakash Mathema/AFP
Karena kurangnya dataran datar, beberapa daerah di Nepal memiliki landasan pacu berbentuk meja yang dibangun dengan menggali puncak gunung.
ADVERTISEMENT
Landasan pacu ini memiliki penurunan tajam di salah satu atau kedua ujungnya sehingga memerlukan keterampilan tinggi dalam mendaratkan pesawat. Namun juga meningkatkan risiko cedera atau kematian jika pilot melampaui batas saat mendekat.

Armada Pesawat yang Tua

Nepal, sebagai salah satu negara termiskin di dunia, belum cukup berinvestasi dalam memperbarui atau memelihara pesawatnya.
Banyak pesawat yang sudah tua, tidak memiliki fitur keselamatan modern, dan sering kali kurang dirawat dengan baik, sehingga lebih rentan terhadap kecelakaan.
Uni Eropa telah melarang maskapai penerbangan bersertifikat di Nepal sejak 2013 karena masalah keselamatan, meskipun dalam tinjauan keselamatan terbaru pada 2023, UE mengakui upaya Nepal untuk meningkatkan pengawasan penerbangan.

Manajemen dan Pelatihan Kru yang Kurang

Petugas memeriksa pesawat Saurya Airlines yang terjatuh di Kathmandu, Nepal, Rabu (24/7/2024). Foto: Prakash Mathema/AFP
Para ahli menyerukan pelatihan yang lebih baik bagi pilot di Nepal, karena beberapa kecelakaan disebabkan oleh pengambilan keputusan yang buruk. Kecelakaan terburuk dalam tiga dekade terakhir terjadi pada Januari 2023, menewaskan 72 orang.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan ini disebabkan oleh kesalahan pilot yang secara tidak sengaja memutus aliran listrik ke pesawat. Ini adalah satu-satunya kecelakaan fatal global pada tahun lalu, menghentikan tren positif keselamatan di Asia-Pasifik.

Regulasi dan Pengawasan

Di sebagian besar negara, layanan dan regulasi penerbangan ditangani oleh lembaga terpisah. Namun, di Nepal, CAAN mengatur maskapai penerbangan sekaligus mengelola bandara.
Para ahli mengatakan ini menciptakan konflik kepentingan karena regulator mengawasi operasinya sendiri yang dapat menyebabkan korupsi dan salah urus.
CAAN membantah tuduhan itu, dengan mengatakan tidak ada hubungan langsung antara unit-unit yang berfungsi di bawah satu organisasi.