Mengapa Pengendara Moge Kerap Diidentikkan dengan Arogansi?

1 November 2020 20:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah motor gede (Moge) yang terparkir di Senayan City, Jakarta, Minggu (22/12). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah motor gede (Moge) yang terparkir di Senayan City, Jakarta, Minggu (22/12). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, publik digegerkan dengan aksi pengeroyokan anggota TNI oleh sejumlah oknum pecinta motor gede (moge) yang sedang konvoi di Bukittinggi, Sumatera Barat. Selain mengutuk aksi kekerasan tersebut, warganet juga banyak yang menilai anggota moge kerap arogan saat berkendara.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Ahli Forensik dan Psikologi Reza Indragiri menilai anggota moge memang kerap melabeli dirinya berbeda dengan masyarakat lain. Salah satunya, karena moge kerap dikaitkan dengan maskulinitas hingga keperkasaan.
"Labelling theory, mereka berperilaku sesuai dengan identitas yang disematkan ke diri mereka. Misalnya, moge diasosiasikan dengan maskulinitas, keperkasaan, dan stereotip male chauvinism lainnya," kata Reza kepada kumparan, Minggu (1/11).
"Para anggotanya lantas menyerap identitas itu sebagai identitas mereka," imbuhnya.
Meski demikian, Reza menyarankan agar label diri tersebut tidak dipertontonkan ke masyarakat. Sebab, hal itu akan memicu kecenderungan untuk melakukan perbuatan melawan hukum hingga mengabaikan tata krama di jalanan.
Namun, tentu saja tak semua anggota moge bisa disebut arogan.
"Akan jadi masalah ketika stereotip yang sedemikian rupa itu dipertontonkan menjadi tindak-tanduk yang menyerang pihak lain. Perilaku abai hukum dan abai tata krama akan berpeluang muncul," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Insiden ini berawal saat anggota TNI menghampiri anggota moge yang menggeber motor dengan kencang. Tidak terima ditegur, anggota moge tersebut lalu naik darah hingga terjadi pengeroyokan.
“Karena dari kejadian itu mungkin miss komunikasi saja. Karena mereka kan apa namanya dari yang mukul itukan dari anggota moge,” kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Stefanus Satake kepada kumparan, Minggu (1/11).
Hingga saat ini, sudah ada empat tersangka pengeroyokan yang ditetapkan polisi. Mereka saat ini sudah ditahan di Rutan Mapolres Bukittinggi.