Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Mengapa RI Bertanggung Jawab atas Kemerdekaan Palestina? Ini Kata Abdillah Onim
12 November 2023 13:36 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Relawan Warga Negara Indonesia untuk Palestina (WNI) yang berhasil dievakuasi dari Jalur Gaza, Abdillah Onim atau akrab disapa Bang Onim, menegaskan kemerdekaan Palestina — tanpa diperdebatkan lagi, adalah tanggung jawab bangsa Indonesia juga.
ADVERTISEMENT
Pria yang berkecimpung sebagai relawan untuk Palestina sejak 2009 ini tiba dengan selamat di Tanah Air, setelah dievakuasi Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Kairo dari medan perang pekan lalu.
Dalam kajian bertajuk 'Bahagia Karena Tidak Diperbudak Duniawi' yang diselenggarakan DT Peduli di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Minggu (12/11), Onim membagikan kisahnya saat dia dan keluarganya nyaris menjadi target penjajah Israel sebelum dievakuasi.
Bersama dengan kisahnya itu, Onim berusaha memberikan kesadaran bagi masyarakat Indonesia tentang penderitaan yang dirasakan rakyat Palestina di bawah penindasan dan penjajahan Israel selama puluhan tahun lamanya.
Menurut Onim, kemerdekaan rakyat Palestina merupakan tanggung jawab Indonesia juga — dan ada tiga alasan mengapa hal itu menjadi penting.
ADVERTISEMENT
Yang kedua, kata Onim, isu Palestina adalah sebuah amanat konstitusi Indonesia — bahwa segala penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan.
"Saat ini saudara-saudara kita di Jalur Gaza sedang mengalami ketidakmanusiaan dan ketidakadilan, dengan demikian, kita tekankan dan kita garis bawahi ini adalah amanat konstitusi," jelas dia.
Sementara alasan ketiga, sambung Onim, adalah karena kemanusiaan dan kita sebagai manusia. Penjajah Israel yang meluncurkan serangan tanpa pandang bulu ke fasilitas sipil — lokasi berlindung warga dari gempuran, adalah sebuah kejahatan kemanusiaan.
"Tidak harus menjadi muslim untuk memberikan dukungan kepada Palestina, yang menjadi korban," kata Onim.
Menurut pengalamannya di medan perang, Onim melihat bagaimana Israel meluncurkan serangan secara brutal tanpa mempertimbangkan sasarannya. Bahkan, kata Onim, target mereka bukan hanya muslim Palestina saja.
ADVERTISEMENT
"Gereja dihancurkan, masjid dihancurkan, madrasah dihancurkan, sekolah Kristen dihancurkan, umat Islam dibantai, saudara kita umat Kristen pun dibantai. Dengan demikian yang kita suarakan adalah kewajiban kita yang kedua adalah amanat konstitusi dan yang ketiga adalah kemanusiaan," tegas Onim.
Onim — pria kelahiran 12 Juni 1979 di Galela, Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, tiba di Indonesia berkat bantuan dan koordinasi KBRI Kairo dengan Kementerian Luar Negeri RI pada awal November lalu.
Beserta istrinya, seorang warga negara Palestina, dan tiga orang anak balita Onim berhasil selamat dari gempuran penjajah. Dia pertama kali menjadi relawan di bawah naungan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) Indonesia pada 2009. Kala itu, Israel juga sudah mengempur Jalur Gaza — meski tidak sebrutal sekarang.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada 2018 Onim mendirikan lembaga kemanusiaan yang menyalurkan bantuan dari Indonesia ke Palestina bernama Nusantara Palestina Center (NPC).
Dalam kajian tauhid di Masjid Istiqlal itu, Onim berbagi pengalaman dan materi bersama KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dan Syahroni Mardani.