Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.82.0
Mengapa Turun Hujan Deras di Jakarta padahal Musim Kemarau?
8 Juli 2024 15:39 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada hari Sabtu (6/7) Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan ekstrem, sejak pagi hingga sore. Puluhan RT terendam banjir, bahkan turap di tol JORR Bintaro jebol.
ADVERTISEMENT
Publik pun bertanya. Bukankah di Jakarta seharusnya di bulan Juni-Juli masih di musim kemarau?
Terkait ini, BMKG punya penjelasan. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyebut, hal ini memang cukup unik.
"Di Juni-Juli-Agustus di Jawa biasanya kemarau, kok, tiba-tiba ada hujan? Jadi, kalau seandainya tidak ada gangguan atmosfer 30 - 60 hari, yakni Madden Julian Oscillation, maka tidak terjadi hujan," kata Guswanto dalam jumpa pers virtual, Senin (8/7).
Madden Julian Oscillation merupakan aktivitas intraseasonal yang terjadi di wilayah tropis. Ia dapat dikenali berupa pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.
"Kemudian karena terjadi hujan Madden Julian Oscillation di fase III, IV, V, VI, kita masuk fase IV, V, VI. Fase III itu di posisi Samudra Hindia lalu masuk ke barat Indonesia lalu ke timur," kata Guswanto.
"Arak-arakan fenomena awan hujan dari Samudra Hindia masuk indonesia bagian barat ke timur. Dampaknya akan membawa curah hujan yang dilaluinya," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut Guswanto, hal ini akan kembali normal seiring berkurangnya gangguan di atmosfer tersebut.