Mengawal Munajat Jemaah Wanita di Raudhah, Taman Surga Masjid Nabawi

4 Agustus 2019 10:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim P3JH di Masjid Nabawi. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tim P3JH di Masjid Nabawi. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
ADVERTISEMENT
Malam itu menjadi saat yang menegangkan bagi Istikhamah. Seorang jemaah haji perempuan terjatuh dan terinjak, bahunya mengalami dislokasi. Istikhamah tidak membawa peralatan medis ketika berjaga di wilayah Raudhah, Masjid Nabawi, ketika itu.
ADVERTISEMENT
Istikhamah harus putar otak. Perawat ini kemudian memodifikasi syal untuk menjadi mitela, penyangga sementara bahu jemaah. Jemaah perempuan berusia 69 tahun itu tersebut teriak kesakitan, suasana Raudhah mendadak heboh. Dia harus segera dievakuasi ke rumah sakit.
"Evakuasi keluar masjid cukup rumit, pasien sangat kesakitan. Sementara koordinasi dengan ambulans pasti membutuhkan waktu lama," kata Istikhamah kepada kumparan di Madinah, Arab Saudi, pekan lalu.
P3JH tangani jemaah terluka di Masjid Nabawi Madinah. Foto: Dok. Istimewa
Akhirnya, Istikhamah bekerja sama dengan Ablah, polisi wanita Masjid Nabawi, perlahan mengeluarkan jemaah tersebut dari masjid. Kondisi jemaah semakin mengkhawatirkan, rasa sakitnya memicu reaksi lain di tubuhnya.
"Akibat rasa sakitnya, tanda-tanda vital sampai mengalami peningkatan yaitu tekanan darah 197/116 mmHg HR 108x/m," lanjut wanita berusia 47 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Jemaah tersebut berhasil dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans Saudi. Dia mendapatkan penanganan reposisi atas dislokasi bahu. Istikhamah dan timnya menemani penanganan sampai rampung.
Antrean jemaah haji Indonesia yang akan memasuki Raudhah di Masjid Nabawi. Foto: Dok. Istimewa
Peristiwa di atas hanya sekelumit kecil kerja petugas P3JH (Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji) di Masjid Nabawi, Madinah. Ada empat orang petugas P3JH di Masjid Nabawi, terdiri dari dokter, perawat, dan ahli farmasi. Setiap hari, ada tiga orang yang bekerja melindungi jemaah di Raudhah.
"Perlu satu tim untuk menjaga Raudhah, terdiri dari P3JH, perlindungan jemaah (linjam), dan tenaga musiman," kata Titi Bastiah, anggota P3JH lainnya.
Raudhah adalah wilayah kecil antara makam Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam dengan mimbar. Dalam sebuah hadits, Nabi menyebut tempat ini sebagai "taman surga" tempat doa-doa diijabah. Tidak heran, Raudhah jadi primadona. Menurut catatan Sektor Khusus Masjid Nabawi, ada lebih dari 13.000 jemaah yang ke Raudhah setiap harinya.
Jemaah haji Indonesia berkursi roda memasuki Raudhah. Foto: Dok. Istimewa
Tidak ada penjagaan petugas Indonesia di wilayah Raudhah untuk jemaah pria. Namun di tempat jemaah wanita, Istikhamah dan tiga kawannya dari P3JH bergantian menjaga jemaah perempuan yang ingin bermunajat.
ADVERTISEMENT
Betapa tidak, postur tubuh jemaah Indonesia yang kecil akan kalah dengan jemaah lainnya dari Afrika atau Timur Tengah yang besar dan kuat. Itulah sebabnya, keberadaan petugas haji sangat penting di tempat itu.
Istikhamah dan tim penjaga Raudhah juga pernah mengawal jemaah penderita kanker payudara stadium akhir yang ingin bermunajat berharap kesembuhan kepada Allah.
Antrean jemaah haji Indonesia yang akan memasuki Raudhah di Masjid Nabawi. Foto: Dok. Istimewa
"Anggota gerak kanan atas tak bisa digerakkan. Sambil berhaji mengharap kesembuhan utk dirinya karena merupakan tulang punggung keluarga. Dia bersimpuh di Raudhah dengan penuh isakan, saya jagain di sekitarnya," kata perawat yang berdinas di Rumah Sakit Haji Jakarta ini.
Menurut Iptu Endah Setyaningrum, petugas Linjam yang bertugas di Raudhah, tugas mereka dimulai setiap kali wilayah Raudhah dibuka untuk jemaah perempuan, yakni usai salat Subuh dan Isya melalui pintu nomor 25. Dia mengatakan, ada beberapa sekat yang harus dilalui jemaah perempuan untuk bisa sampai Raudhah.
ADVERTISEMENT
Jemaah Indonesia dan dari Asia Tenggara memang telah dipisahkan di tempat berbeda dengan jemaah negara lain. Menurut Endah, Ablah paling senang dengan jemaah Indonesia karena patuh dan tertib. Berbeda dengan jemaah negara lain yang langsung melesat lari ke Raudhah, berpotensi memicu kecelakaan.
Antrean jemaah haji Indonesia yang akan memasuki Raudhah di Masjid Nabawi. Foto: Dok. Istimewa
"Jadi jemaah disuruh duduk dulu sembari menunggu diperbolehkan masuk. Mereka kami beritahu, jangan coba-coba ikut lari. Duduk saja sambil berdoa," kata Endah kepada kumparan.
Penjagaan tim pelindung di Raudhah tidak berhenti sampai di situ. Ketika sampai di Raudhah yang ditandai oleh karpet hijau, mereka masih harus mengawasi jemaah dengan lekat, jangan sampai terhimpit atau terjatuh. Mereka mengimbau agar jemaah-jemaah membentuk perisai melindungi kawannya yang berdoa, lalu bergantian.
"Kami sampaikan kepada jemaah untuk tidak memaksakan diri. Kalau memaksa bisa sesak nafas, risikonya sangat besar," kata polwan 37 tahun yang bertugas di Jakarta ini lagi.
Antrean jemaah haji Indonesia yang akan memasuki Raudhah di Masjid Nabawi. Foto: Dok. Istimewa
Selain kasus jemaah terluka, ada juga kasus jemaah kehilangan uang di Raudhah. Hal ini terjadi karena banyak orang berhimpitan sehingga barang bawaan jemaah terjatuh atau tertinggal. Istikhamah mengatakan, pernah satu hari petugas kebersihan Masjid Nabawi menemukan uang segepok di karpet Raudhah.
ADVERTISEMENT
Istikhamah yang tengah bertugas tahu itu milik jemaah Indonesia karena mata uangnya rupiah. Mereka harus berdebat dengan petugas, terutama karena perbedaan bahasa, untuk bisa mengamankan uang tersebut.
"Kami pakai bahasa isyarat saja, akhirnya petugas mengerti," kata Istikhamah.
Antrean jemaah haji Indonesia yang akan memasuki Raudhah di Masjid Nabawi. Foto: Dok. Istimewa
Masalah bahasa menurut Dr Arum Widi, anggota P3JH, menjadi kendala dalam perlindungan jemaah. Tidak banyak anggota P3JH dan Linjam yang bisa bahasa Arab, sementara polisi Saudi tidak bisa bahasa Inggris. Terkadang, komunikasi mereka berujung cekcok.
"Kendalanya muncul ketika harus evakuasi jemaah, harus seizin Ablah. Evakuasi harus berantem dulu, setelah mereka mengerti akhirnya bisa membawa keluar," kata Arum.
Tim P3JH dan Linjam di Masjid Nabawi. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
Walau demikian, pekerjaan ini mereka jalani dengan senang hati. Ada kepuasan tersendiri ketika mereka telah membantu jemaah haji. Arum mengatakan, bertugas di Raudhah membuat mereka berada dekat sekali dengan taman surga, kesempatan yang tidak bisa disia-siakan.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami berjaga, sambil juga berdoa dalam hati," ujar Arum.