Mengenal Banksy, Seniman yang Lukisannya Terpotong Usai Laku Rp 19,8 M

8 Oktober 2018 16:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mural dengan gaya Banksy di Palestina. (Foto: Nasser Nasser/AP)
zoom-in-whitePerbesar
Mural dengan gaya Banksy di Palestina. (Foto: Nasser Nasser/AP)
ADVERTISEMENT
Sosok seniman misterius asal Bristol, Inggris, yang dikenal dengan sebutan "Banksy" kembali membuat sensasi. Kali ini, Banksy berhasil membuat publik terperangah dengan aksi prank yang ia buat di acara lelang Sotheby pada Sabtu (6/10).
ADVERTISEMENT
Lukisan berjudul Girl with Balloon itu tiba-tiba saja bergerak turun keluar bingkai kaca dan robek menjadi pita-pita kecil. Melihat peristiwa tersebut, para tamu undangan yang hadir pun tak kalah heboh. Lalu, dua petugas berbaju hitam bergegas memindahakn lukisan tersebut dari kerumunan.
Padahal, lukisan tersebut sudah laku terjual lebih dari Rp 19,8 miliar oleh seorang penawar yang disembunyikan identitasnya melalui telepon. Momen tersebut diunggah oleh Banksy melalui akun Instagram pribadinya diikuti dengan keterangan foto yang mengutip dari omongan pelukis asal Spanyol, Pablo Picasso.
"Dorongan untuk menghancurkan juga merupakan dorongan kreatif," tulis Banksy.
Diduga, prank tersebut dilakukan oleh Banksy sebagai bentuk kritik terhadap para kolektor seni dan kapitalis yang membeli sebuah lukisan dengan harga terlampau mahal.
ADVERTISEMENT
Diketahui, pria 39 tahun tersebut sudah mengenal graffiti alias seni jalanan sejak tahun 1980-an. Namanya kian meroket setelah karyanya yang penuh kritik terhadap pemerintahan mencuri perhatian media di tahun 1990an.
Nama Banksy bukan nama asli. Para seniman jalanan kerap membuat nama samaran untuk menghindari penangkapan.
Meski tindakan melukis di tembok termasuk ilegal, tetap saja, karyanya selalu menarik untuk diulik. Tak asal menggambar, goresan tangan dan tintanya kerap kali bercerita tentang politik, penindasan di Palestina, menentang keserakahan, dan kapitalisme.
Karyanya yang paling fenomenal ialah saat dirinya berkelana ke Timur Tengah tahun 2005, menyusuri tembok-tembok di bagian Tepi Barat lalu melukisnya dengan gambar-gambar penuh kritikan untuk militer Israel serta penindasan yang dilakukan.
Dekorasi hotel oleh Banksy. (Foto: Reuters/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dekorasi hotel oleh Banksy. (Foto: Reuters/kumparan)
Jejak tersebut lantas memicu pendapat yang menyebut bahwa Bansky adalah turis ilegal. Sedangkan Banksy menyebut wilayah Tepi Barat sebagai 'tujuan akhir' bagi para seniman jalanan.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari BBC, tahun 2006 nama Banksy kian dikenal. Hasil karyanya tak melulu ditemukan di tembok-tembok jalanan, namun juga diabadikan di galeri.
Buah ciptanya dihargai dengan harga fantastis. Seketika Banksy menjadi tak ubahnya selebriti di kalangan pengrajin seni. Tercatat, sejumlah artis dunia berlomba mengoleksi sejumlah lukisannya.
Sebut saja Angelina Jolie, desainer Paul Smith, hingga Brad Pitt, memiliki koleksi eksklusif milik Banksy. Momen tersebut dikenal dengan sebutan The Banksy Effect.
Bahkan saat krisis finansial global menyerang, gambar Banksy tetap terjual mahal yakni mencapai 1,8 miliar dolar di tahun 2008.
Pemuda Palestina dan tentara Israen perang bantal. (Foto: Reuters/Ammar Awad)
zoom-in-whitePerbesar
Pemuda Palestina dan tentara Israen perang bantal. (Foto: Reuters/Ammar Awad)
Setelah karyanya sukses terjual miliaran dolar, Banksy mengatakan,"Saya menyukai cara kapitalisme menemukan tempat-bahkan untuk musuh-musuhnya. Ini adalah bom waktu dalam keserakahan industri," ujarnya seperti dikutip dari BBC.
ADVERTISEMENT
Melihat banyaknya artis yang rela menghamburkan miliaran uang untuk membeli hasil karyanya, Banksy tak percaya. Dalam sebuah halaman situs lelang, ia menulis ,"Saya tidak percaya Anda orang bodoh benar-benar membeli omong kosong ini".
Reputasi Banksy sebagai seorang seniman jalanan tak diragukan lagi. Kehadirannya jadi pengaruh bagi para seniman jalanan lainnya untuk membuat karya yang menyinggung soal sosial dan politik.