Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Mengenal BNI Cabang Seoul, Bank Indonesia Pertama di Korea Selatan
26 Oktober 2017 12:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB

ADVERTISEMENT
Tidak banyak yang tahu jika Bank Negara Indonesia (BNI) memiliki beberapa cabang di luar negeri, salah satunya Korea Selatan. Apalagi, BNI merupakan bank Indonesia satu-satunya yang membuka cabang di Seoul.
ADVERTISEMENT
kumparan (kumparan.com) berkesempatan mengunjungi kantor BNI cabang Seoul di Wise Building, Namdaemun. Kantor yang terletak di lantai 8 ini cukup mudah ditemui. Papan tulisan 인도네시아 느가라 은행 (nama BNI dalam bahasa Korea) beserta dengan logo khasnya terpampang jelas.
General Manager BNI Seoul, Andi Aryadi, menerima kumparan dengan ramah. Ia pun bercerita panjang lebar bagaimana awalnya BNI cabang Seoul dapat dibuka, layanan yang mereka berikan kepada masyarakat Indonesia di Seoul, serta program-program yang khusus BNI berikan kepada para TKI di sana. Ada satu program menarik dari BNI cabang Seoul untuk para TKI di Korea Selatan, yaitu Kartu Pekerja Indonesia alias KPI.
Kartu ini sebetulnya sudah launching di beberapa cabang BNI seperti di Singapura dan Hong Kong. Sementara di Korea Selatan sendiri baru diluncurkan tiga pekan yang lalu.
ADVERTISEMENT
Andi membeberkan beberapa keuntungan yang didapat para TKI lewat kartu ini.
Kartu ini adalah khusus ditujukan untuk teman-teman pekerja. Keuntungannya dengan kartu ini nanti selain ada promo-promo BNI, karena kartu ini didesain untuk tenaga kerja sehingga nanti bisa biaya-biaya lebih murah dibandingkan dengan kartu biasa.
"Kemudian BNI juga menjadikan kartu keanggotaan, sehingga kalau nanti kita ada program-program pemberdayaan itu adalah salah satu medianya komunikasi kita. Jadi dengan kartu ini kita akan sediakan program-program pemberdayaan buat mereka," kata Andi kepada kumparan (kumparan.com) di Kantor BNI Seoul, Namdaemun, pekan lalu.

Selain itu, BNI juga berencana menggandeng BPJS Ketenagakerjaan agar KPI juga dapat difungsikan sebagai kartu asuransi bagi TKI di Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
"Kemudian kita juga kerja sama dengan BPJS ke depan sehingga bisa jadi kartu auto debit buat asuransi TKI. Sehingga mereka terlindungi dari sisi asuransi kecelakaan nanti ke depannya. Kebetulan BNI sedang menggalakkan kartu ini nanti ke depannya," paparnya.
Keuntungan lain, karena kartu ini dikhususkan bagi para TKI, selain memiliki fungsi yang sama seperti kartu ATM biasa, TKI bisa mendapatkan biaya yang jauh lebih murah. Selain itu, kartu ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi antara BNI dan TKI jika ada program-program menarik yang dapat dimanfaatkan.
"Ini menjadi pengikat antara kita, BNI dengan mereka sambil nanti ada program yang BNI lakukan untuk mereka pemberdayaan, kemudian semacam penawaran. Kartu ini adalah medianya sebenarnya, jadi lebih mudah untuk komunikasi," terangnya.
ADVERTISEMENT
Rencana ke depan, BNI juga akan menggandeng KBRI Seoul agar KPI dapat menjadi kartu tanda pengenal TKI yang bekerja di Korea Selatan. Sehingga KBRI memiliki data berapa banyak TKI yang bekerja di Korea Selatan.
"Jadi KBRI pun punya database siapa pekerja yang ada di Korea itu berdasarkan database yang ada di kartu ini. Kita sharing informasi dengan mereka ke depannya. Jadi semacam kartu pengenal dan kartu pendaftaran mereka masuk ke Seoul. Itu juga bisa digunakan ke depannya, dan itu juga di Singapura sudah jalan. Mudah-mudahan di Korea juga segera berjalan," kata dia.
"Ke depannya (lebih) mempermudah lah. Bagi kita itu cukup lebih tepat. Karena begitu ada informasi penawaran, informasi kegiatan, kita bisa langsung mengena ke mereka. Kita enggak perlu lagi mencari-cari pekerja yang mana, udah enggak perlu lagi," tutupnya.

BNI Siapkan Program Pemberdayaan Bagi TKI untuk Investasi Jangka Panjang
ADVERTISEMENT
BNI di Seoul terus memberi layanan kepada TKI yang bekerja di Korea Selatan. Selain telah meluncurkan KPI, BNI juga memiliki program pemberdayaan untuk para TKI.
Apa saja program-program yang disiapkan BNI untuk TKI di Korea Selatan?
"Kita punya program namanya Kami Bersama BNI. Tujuan kita, kita ingin teman-teman kita yang bekerja di luar negeri itu, one day masa kerja mereka selesai, mereka kembali ke Indonesia mereka bisa memiliki usaha sendiri, apapun bentuk usahanya. Kita berusaha membantu dari sisi itu," kata Andi.
Lewat program pemberdayaan ini, BNI ingin mendorong agar para TKI yang nanti pulang ke Indonesia dapat memiliki usaha. Sehingga mereka tidak perlu bingung apa yang harus dilakukan ketika pulang ke Indonesia, pun tidak kembali lagi ke Korea Selatan karena tidak tahu apa yang harus dilakukan saat kembali ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Yang tertarik berternak, kita akan undang ahli peternak, kita kasih materi-mateti pendidikan peternakan, kemudian di Indonesia kita tampung mereka untuk magang di perusahaan itu sehingga mereka bisa lebih terkoordinasi. Kemudian ketika mereka kelebihan dananya, kita juga mengajari mereka untuk melakukan investasi. Apa sih yang bisa mereka lakukan untuk itu, misalnya mau beli rumah, kita berikan penawaran untuk TKI. Kemudian kalau mau investasi kita punya tabungan perencanaan. Nah itu kita tawarkan ke mereka," paparnya.

"Tapi kalau seandainya sekarang kerja di sini dan hanya nabung-nabung, tapi kalau investasi harus tujuannya jelas. Kalau tujuannya enggak jelas, (biasanya uangnya) pakai (untuk) yang lain dulu aja. Lama-lama enggak akan terkumpul. Nah kita mulai ajarkan mereka ayuk kalau mau investasi tentukan tujuan investasinya apa," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Andi pun mencontohkan, apabila TKI ingin membeli rumah, maka BNI dapat menawarkan program pembelian rumah. Sementara bagi mereka yang berminat untuk membuka usaha, BNI pun menyiapkan pelatihan kepada mereka.
"Kamu tertarik ternak sapi misalnya. Kita panggil ahli ternak yang punya perusahaan di Indonesia, kita ajarkan, ketika pulang bisa magang di perusahaan itu atau bisa investasi di perusahaan itu menanam modal," terangnya.
Hal ini dilakukan untuk mencegah agar TKI yang kembali ke kampung halaman tidak bingung harus melakukan apa.
"Jangan sampai mereka menjadi ilegal karena tinggal tanpa visa atau kembali ke Indonesia kemudian berpikir untuk kembali lagi ke mari (Seoul). Kita berusaha mengurangi hal-hal seperti itu," tutupnya.