Mengenal GX-19N, Vaksin Asal Korea yang Jalani Uji Klinis II dan III di RI

9 Juli 2021 19:09 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
BPOM baru saja memberikan izin uji klinis tahap II dan III kepada vaksin GX-19N. Vaksin ini merupakan bentuk kerja sama antara PT Kalbe Farma dengan perusahaan asal Korea Selatan (Korsel), Genexine.
ADVERTISEMENT
Uji klinis tahap I telah dilakukan di Korea Selatan dan menunjukkan hasil yang baik. Uji klinis tahap II dan III akan dilangsungkan juga di Indonesia pada 1.000 orang.
Sementara, untuk seluruh jumlah orang yang menjadi relawan di kedua negara tersebut berjumlah 30.148 orang.
"Mereka merencanakan 30.148 orang, jadi cukup banyak. Kalau kita melihat jumlahnya, bukan jumlah sedikit dan Indonesia, kita, kebagian 1.000 orang. Jadi kita ada di fase 2B dan fase 3. Mudah-mudahan Juli 2021 bisa dimulai," kata Kepala BPOM Penny K Lukito, dalam konferensi pers virtual, Jumat (9/7).
Kepala BPOM Penny K Lukito dalam jumpa pers persetujuan uji klinis II dan III Vaksin GX-19N kerja sama Kalbe Farma dan Genexine, 9 Juli 2021. Foto: YouTube Kalbe Farma
Uji klinis ini akan dilakukan dengan pusat rujukan di RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM). Untuk lokasi penelitian ada beberapa lokasi yaitu di FKIK Ukrida, klinik satelit UI Makara, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, RSUD Dr Moewardi di Solo, RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro di Klaten, dan beberapa klinik Fakhira di 3 lokasi di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Vaksin ini nantinya akan dikirimkan oleh Genexine sebanyak 10 juta dosis. Kemudian setelah itu akan ada sistem transfer teknologi pada Kalbe Farma untuk memproduksi GX-19N secara mandiri.

Vaksin Teknologi DNA

Gedung kantor PT Kalbe Farma Tbk. Foto: Kalbe
Ada yang berbeda dari vaksin ini. Vaksin GX-19N merupakan vaksin dengan teknologi DNA pertama yang dilakukan uji klinis di Indonesia.
"Vaksin GX-19N ini punya kekhususan dengan platform DNA pertama yang dilakukan uji klinis di Indonesia," kata Penny.
Lantas, apakah vaksin dengan platform DNA tersebut?
Pada forum yang sama, Ketua Tim Peneliti Uji Klinik Vaksin GX-19N Prof Iris Rengganis menjelaskan hal itu.
Genexine, perusahaan farmasi asal Korsel. Foto: genexine.com
Garis besarnya, vaksin dengan platform DNA ini berarti mengambil DNA dari virus. Sehingga, vaksin ini bisa menghasilkan antibodi yang lebih banyak dari platform vaksin lainnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi vaksin GX-19N ini berbasis DNA yang mengkode lebih banyak antigen virus sehingga berpotensi menghasilkan antibodi atau humoral dan merangsangkan imunitas seluler (sel T) yang tinggi sehingga memberikan perlindungan yang lebih lama dalam tubuh terhadap COVID-19. Saya lihat ini kelebihannya," beber Prof Iris.
"Vaksin ini juga memberikan proteksi terhadap bagian virus yang jarang bermutasi karena GX-19N tidak hanya menginduksi respons sel T spesifik terhadap protein tetapi juga menginduksi respons sel T spesifik protein nukleokapsid yang lebih sedikit mengalami mutasi dari waktu ke waktu. Sehingga, vaksin GX-19N ini diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap varian-varian baru," jelasnya.
ADVERTISEMENT

Dapat Diberikan pada Pengidap Sistem Imun

Terkait keamanan bagi kelompok dengan komorbid, Prof Iris mengatakan vaksin ini tidak mengandung bahan tambahan atau yang juga disebut adjuvant. Sehingga bisa digunakan khususnya pada orang dengan gangguan sistem imun.
"Vaksin GX-19N ini tidak mengandung adjuvant, ini kelebihan, kita tahu ini zat tambahan dalam vaksin yang meningkatkan imunogenitas dari vaksin sehingga berpotensi untuk dapat diberikan kepada masyarakat yang punya gangguan sistem imun," tambahnya.

Punya sistem penyuntikan yang berbeda

Selama ini pada vaksin yang berbasis platform inactivated virus seperti Sinovac atau m-RNA seperti Moderna menggunakan alat suntik biasa yang diinjeksikan ke tubuh melalui bagian lengan.
Namun ,vaksin berbasis DNA ini memiliki cara yang berbeda. GX-19N memiliki alat penyuntikkan khusus yang disebut electroporator.
ADVERTISEMENT
"Nah, pemberian vaksin ini akan diberikan ke otot dengan alat khusus yang kita sebut electroporator yang akan meningkatkan hantaran molekul DNA langsung ke sel otot dengan cara membuka dinding sel. Sehingga vaksin lebih mudah masuk. DNA ini makromolekul sehingga dengan alat ini penetrasinya lebih baik. Sehingga pembetukan antibodi diharapkan lebih baik," pungkas Prof Iris.