Mengenal Iron Dome, Perisai Pelindung Israel dari Hujan Roket Hamas

17 Mei 2021 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Garis cahaya terlihat saat sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, Selasa (11/5). Foto: Nir Elias/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Garis cahaya terlihat saat sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, Selasa (11/5). Foto: Nir Elias/REUTERS
ADVERTISEMENT
Militer Israel tak henti melancarkan serangan di Jalur Gaza dalam sepekan terakhir. Akibatnya, 188 warga Palestina yang berada di Gaza kehilangan nyawa.
ADVERTISEMENT
Penguasa Gaza, Hamas, bukan tanpa perlawanan, serangan roket pun turut dilancarkan ke wilayah Israel. Akan tetapi serangan itu selalu mentah oleh sistem pertahanan udara yang dimiliki oleh Israel.
Terakhir bahkan menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Jumat (14/5) lalu, mereka berhasil mencegat drone (UAV) yang menyeberang dari Gaza ke wilayahnya.
Garis cahaya terlihat saat sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, Selasa (11/5). Foto: Nir Elias/REUTERS
UAV dicegat oleh sebuah sistem pertahanan bernama Iron Dome. Sistem sistem pertahanan udara tersebut dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems. Sistem pertahanan ini dirancang untuk menghalau dan menghancurkan serangan roket jarak pendek hingga roket artileri yang ditembakkan pada rentang jarak 4 kilometer hingga 70 kilometer.
Sistem pertahanan ini diklaim dapat digunakan pada semua jenis cuaca dan dapat menghalau beberapa target secara bersamaan. Beroperasi dengan angkatan udara Israel sejak 2011 lalu, Iron Dome diketahui tak hanya dapat dioperasikan di udara, sistem pertahanan ini disebut juga dapat dikerahkan melalui darat dan laut.
Garis cahaya terlihat saat sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, Selasa (11/5). Foto: Nir Elias/REUTERS
Dengan memanfaatkan sistem radar yang dikembangkan oleh Elta (kelompok dan anak perusahaan dari Israel Aerospace Industries), pemanfaatan Iron Dome perlahan mulai digunakan bahkan sejak tahun 2000-an. Inisiatif pengembangan sistem pertahanan udara itu didorong oleh serangkaian serangan roket terhadap Israel oleh Hizbullah dari Lebanon dan Hamas pada tahun 2000-an.
ADVERTISEMENT
Diketahui, dalam perang Lebanon tahun 2006 silam, sekitar 4.000 roket ditembakkan ke bagian utara Israel yang mengakibatkan kematian sekitar 44 warga sipil Israel dan evakuasi sekitar 250.000 warga. Untuk mencegah jatuhnya banyak korban sipil Israel, Israel perlahan tapi pasti mulai menyempurnakan sistem pertahanan udaranya itu.
Setelah melakukan pengujian terakhir Iron Dome pada Juli 2010, sistem ini dinyatakan berhasil dalam mencegat ancaman rudal yang masuk. Sistem pertahanan bahkan sudah dijual ke AS pada Agustus 2011.

Cara Kerja Iron Dome

Garis cahaya terlihat saat sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel, Selasa (11/5). Foto: Nir Elias/REUTERS
Lantas bagaimana Iron Dome sendiri bekerja melindungi wilayah udara Israel dari serangan roket dan sebagainya?
Iron Dome sendiri terdiri dari sejumlah unit kontrol manajemen pertempuran, radar deteksi dan pelacakan, serta unit tembak yang terdiri dari tiga peluncur vertikal dengan masing-masing 20 rudal pencegat. Rudal pencegat ini nantinya dimanfaatkan untuk meledakkan hulu ledak atau target yang ada di udara.
ADVERTISEMENT
Tak sendiri, Iron Dome dikerahkan dalam sistem pertahanan berlapis bersama dengan sistem pertahanan rudal Sling dan Arrow David yang dirancang untuk menghalau ancaman jarak menengah dan jarak jauh.
Jejak asap terlihat saat sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel selatan, Selasa (11/5). Foto: Nir Elias/REUTERS
Merujuk makalah penelitian tahun 2013 oleh Yiftah S. Shapur berjudul 'Lessons from the Iron Dome' di Military and Strategic Affairs, salah satu keunggulan penting sistem ini ialah kemampuannya dalam mengidentifikasi titik antisipasi dampak roket yang mengancam. Hal itu sangat berguna untuk menghitung apakah roket itu akan jatuh di area bawaan atau tidak, serta untuk memutuskan apakah sistem pertahanan ini perlu dilibatkan atau tidak.
Sistem ini jelas akan sangat berfungsi untuk mencegah intersepsi roket yang mungkin akan jatuh di area terbuka. Sehingga dengan demikian sistem tersebut dapat meminimalisir akan terjadinya kerusakan di suatu tempat.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, sistem pertahanan udara ini diklaim telah mencegat ribuan roket. Pihak Rafael selaku pencipta sistem ini pun menyebut tingkat keberhasilan sistem ini mencapai lebih dari 90% dengan telah menggagalkan sekitar 2.500 serangan roket ke Israel. I-DOME adalah varian seluler dengan semua komponen pada satu truk dan C-DOME adalah versi angkatan laut untuk penyebaran di kapal.

Miliki 10 Dome, Berencana Melipatgandakan Jumlahnya

Jejak asap terlihat saat sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel selatan, Selasa (11/5). Foto: Nir Elias/REUTERS
Hingga kini, Israel diketahui telah memiliki 10 unit Iron Dome. Setiap Iron Dome terdiri dari tiga hingga empat peluncur stasioner, 20 rudal Tamir, dan juga radar medan perang. Sistem pertahanan Iron Dome pun telah ditingkatkan agar dapat mencegat dan menembak jatuh berbagai ancaman kompleks seperti roket, kendaraan udara tak berawak, dan salvo rudal.
ADVERTISEMENT
Merujuk situs Armytechnology.com, Peningkatan teknologi diuji dalam tiga seri. Tes terbaru dilakukan di Israel selatan pada Maret 2021. Iron Dome berhasil mencegat dan menghancurkan target yang mensimulasikan ancaman yang ada dan muncul. Pihak Rafael dan Kementerian Pertahanan Israel akan mengirimkan versi upgrade ke IAF (Israeli Air Force) dan Angkatan Laut Israel untuk penggunaan operasional.
ADVERTISEMENT
Untuk menyempurnakannya, Israel juga melakukan serangkaian latihan tembakan langsung dari sistem pertahanan udara berlapis menggunakan sistem Iron Dome, David's Sling, dan Arrowweapon pada Desember 2020.
Tak cukup sampai di sana, Israel pun ke depan berencana untuk menambah kemampuan halau Kubah Besinya dari kemampuan maksimum 70 kilometer hingga 250 kilometer dan membuatnya lebih fleksibel sehingga dapat mencegah datangnya dua roket dari arah berlainan.
ADVERTISEMENT