Mengenal Kardinal Ignatius Suharyo yang Berpotensi Jadi Paus Berikutnya dari RI

23 April 2025 14:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kardinal Ignatius Suharyo. Foto: Tiziana Fabi/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kardinal Ignatius Suharyo. Foto: Tiziana Fabi/AFP
ADVERTISEMENT
Pemilihan pemimpin Gereja Katolik berikutnya akan dilakukan dalam sebuah tradisi yang sudah berjalan selama berabad-abad, konklaf.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa menjadi paus, seseorang harus berstatus sebagai kardinal dan berusia di bawah 80 tahun. Di Indonesia, sosok itu diwakili oleh satu orang: Kardinal Ignatius Suharyo.
Dalam konklaf yang segera digelar, Suharyo memiliki hak untuk memilih dan dipilih sebagai paus pengganti Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025.
Lahir dengan nama Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo pada 9 Juli 1950, Suharyo merupakan anak ketujuh dari 10 saudara.
Selain Suharyo, beberapa kakaknya juga terlibat dalam pelayanan gereja. Kakaknya, RP. Suitbertus Ari Sunardi OSCO, merupakan rahib imam di Pertapaan Santa Maria Rawaseneng, Temanggung. Sementara dua saudara perempuannya jadi biarawati, yaitu Suster Christina Sri Murni dan Suster Maria Magdalena Marganingsih.
Paus Fransiskus (kanan) mengenakan topi berretta (Biretta) saat melantik Kardinal Indonesia Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo (kiri) dalam Konsistori Publik Biasa untuk pelantikan kardinal baru di Basilika Santo Petrus di Vatikan. Foto: Tiziana Fabi/AFP
Suharyo menjalani pendidikan seminari sejak tingkat SMP hingga SMA. Ia kemudian melanjutkan studi di IKIP Sanata Dharma Yogyakarta pada 1971 dan mendapat gelar Sarjana Muda bidang Filsafat/Teologi. Pada 1976, Suharyo mendapat gelar Sarjana Filsafat/Teologi, kemudian ditahbsikan jadi imam.
ADVERTISEMENT
Kardinal pada saat itu, Kardinal Justinus Darmojuwono, menugaskan Suharyo belajar di Roma, Italia. Dia pun menyelesaikan studi Doktoral Teologi Bibilis di Universitas Urbaniana, Roma, pada 1981.
Sepulangnya dari Roma, Suharyo mengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya, Yogyakarta, pada 1981-1991. Setelah itu, Suharyo terus mengajar sebagai dosen di beberapa universitas.
Pada 1997, Suharyo ditunjuk menjadi Uskup Agung Semarang oleh Paus Yohanes Paulus II. Ia memilih semboyan 'Serviens Domino Cum Omni Humiliate' yang berarti 'Aku melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati', yang merupakan petikan Kisah Para Rasul 20:19.
Kardinal Ignatius Suharyo. Foto: Yasuyoshi Chiba/AFP
Pada 2010, Suharyo resmi menjadi Uskup Agung Jakarta setelah Takhta Suci Vatikan menerima pengunduran diri Kardinal Julius Darmaatmadja.
Kemudian pada 1 September 2019, Suharyo menjadi satu dari 13 kardinal baru yang ditahbiskan oleh Paus Fransiskus. Suharyo diberi gelar Kardinal Imam Spirito Santo alla Ferratella.
ADVERTISEMENT
Selama pelayanannya, Suharyo menulis sejumlah buku. Di antaranya Alam Hidup Perjanjian Lama, Datanglah KerajaanMu, dan Kisah Sengsara Yesus dalam Injil Sinoptik.
Kini Suharyo adalah satu-satunya kardinal di Indonesia yang memenuhi syarat untuk menjadi paus baru, tetapi proses konklaf yang melibatkan banyak kardinal lainnya akan menentukan hasilnya.