Mengenal Kayu Gaharu yang Diminta Raja Salman untuk di Toilet Istiqlal

24 Februari 2017 14:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kayu Gaharu. (Foto: Flikcr)
zoom-in-whitePerbesar
Kayu Gaharu. (Foto: Flikcr)
Saat berkunjung ke Masjid Istiqlal, Raja Salman dari Arab Saudi meminta agar ada pewangi kayu gaharu di toilet masjid. Lantas, bagaimana wujud kayu gaharu?
ADVERTISEMENT
Kayu Gaharu, seperti yang dihimpun kumparan dari berbagai sumber merupakan kayu yang memiliki warna hitam. Selain itu, kayu tersebut mengandung resin (getah) khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga/genus Aquilaria, terutama A. malaccensis.
Nah, getah ini yang digunakan dalam industri wangi-wangian seperti parfum dan setanggi karena harumnya. Gaharu sendiri, sejak tahun 2000 sudah menjadi komoditi perdagangan dari Indonesia ke berbagai wilayah di dunia seperti India, Persia, Jazirah Arab, serta Afrika Timur.
Sebelum dihasilkan menjadi parfum, biasanya gaharu diolah dulu untuk mendapatkan minyak dan senyawa aromatik yang terkandung di dalamnya. Kemudian dengan menggunakan teknik distilasi uap, menyebabkan sel tanaman di kayu gaharu dapat terbuka dan minyak dan senyawa aromatik untuk parfum dapat keluar.
ADVERTISEMENT
Kayu gaharu merupakan kayu langka dan mahal. Untuk harga kayu gaharu jenis double king saja diberandol US54.687,50 dolar atau Rp 728.923.023.
Kayu Gaharu. (Foto: Wikimedia Commons.)
zoom-in-whitePerbesar
Kayu Gaharu. (Foto: Wikimedia Commons.)
Sedangkan untuk kayu gaharu jenis AB super diberandol US5.468,75 dolar atau Rp 72.882.972. Kayu gaharu juga bisa digunakan sebagai media berdzikir seperti tasbih.
Di Mekkah, kegunaan minyak kayu gaharu dijadikan olesan batu Hajar Aswad. Pada tahun 1994, konvensi CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) di Amerika Serikat menetapkan bahwa pohon gaharu spesies A. malaccensis masuk ke dalam Appendix II, yaitu tanaman yang dibatasi perdagangannya.
Penetapan itu dikarenakan populasi tanaman penghasil gaharu semakin menyusut di alam. Hal itu juga disebabkan karena para pengusaha gaharu tidak dapat mengenali dengan tepat mana tanaman yang sudah mengandung gaharu dan siap dipanen.
ADVERTISEMENT
Pihak Istiqlal sendiri menyerahkan sepenuhnya soal kayu gaharu itu ke pihak Saudi.
"Tapi pengadaanya bukan dari Istiqlal, kalau masjid Istiqlal yang disuruh nyari angkat tangan," kata Kepala Bagian Protokoler Masjid Istiqlal Abu Hurairah yang dikonfirmasi kumparan, Jumat (24/2).