Mengenal Lapen, Minuman Beracun dan Berbahaya Asal Yogyakarta

4 September 2018 14:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ribuan lapen dimusnahkan di Mapolda DIY, Selasa (4/9). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ribuan lapen dimusnahkan di Mapolda DIY, Selasa (4/9). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bagi kamu warga Yogyakarta atau yang pernah tinggal di Yogyakarta pasti tidak asing dengan minuman lapen. Lapen ini bukanlah minuman tradisional atau khas dari Kota Pendidikan ini.
ADVERTISEMENT
Kata lapen merupakan singkatan diskripsi dari efek minuman tersebut yaitu "langsung pening". Gambaran yang singkat dan padat tentang minuman macam apa lapen ini.
Lapen merupakan sebutan bagi minuman beralkohol atau minol. Tapi bukan sembarang minol, lapen merupakan minol oplosan. Apa yang dioplos? Bisa apa saja, sesuka yang hendak menenggak. Dari catatan kumparan, sejumlah kasus tewasnya penenggak lapen sering terjadi. Terheboh, pada tahun 2016 lalu di mana ada 26 orang tewas akibat lapen.
Lalu bagaimana dengan peredaran lapen sekarang? Ternyata lapen masih ada. Hal tersebut juga didasari dari penangkapan yang dilakukan jajaran Polda DIY pada tahun ini, ada sekitar 1.150 plastik lapen yang dimusnahkan Polda DIY.
Pemusnahan lapen, minuman oplosan asal Yogyakarta dimusnahkan di Mapolda DIY, Selasa (4/9). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemusnahan lapen, minuman oplosan asal Yogyakarta dimusnahkan di Mapolda DIY, Selasa (4/9). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Harga lapen yang merakyat menjadikan permintaan minuman haram ini tetap tinggi. Lapen yang satu plastik berisi setengah kilo hanya dibanderol seharga Rp 5.000. Harga tersebut tentu masih ramah bagi kalangan bawah. Tak hanya itu, mahasiswa yang tengah berkantong cekak pun tak sungkan menenggaknya.
ADVERTISEMENT
"Dari masyarakat menjual lapen untuk kalangan bawah seperti mahasiswa kuli-kuli. Harganya Rp 5.000 per plastik isi setengah kilo, ada alkohol, susu, juga jamu, berdasarkan pengakuan juga dicampur zat lain," jelas Direktur Ditreskrimsus Polda DIY Kombes Pol Gatot Budi Utomo saat pemusnahan lapen di Mapolda DIY, Selasa (4/9).
Seberapa bahaya lapen untuk kesehatan tentu sudah bisa dijabarkan dari banyaknya korban yang berjatuhan. Untuk lebih jelasnya lagi, Gatot mengatakan bahwa efek lapen ini sangat dahsyat karena ada yang nekat mencampur dengan minyak tanah.
"Kalau oplosan ditambahi zat-zat lain dengan obat nyamuk kemudian dengan minyak tanah tentu menyebabkan fatal bisa meninggal dunia," tegasnya.
"Efeknya ya lapen langsung pening. Kita minum itu otomatis ada gangguan kesadaran, berbahaya untuk siapapun lama-lama orang terganggu kesadaran jadi bodoh. Minuman ini dianggap merusak generasi penerus bangsa," timpalnya.
Jajaran Polda DIY memusnahkan 1.150 plastik minuman beralkohol (minol) oplosan atau yang biasa disebut langsung pening disingkat lapen, di Mapolda DIY, Yogyakarta, Selasa (04/09/2018). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru /kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jajaran Polda DIY memusnahkan 1.150 plastik minuman beralkohol (minol) oplosan atau yang biasa disebut langsung pening disingkat lapen, di Mapolda DIY, Yogyakarta, Selasa (04/09/2018). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru /kumparan)
Sementara itu, berjualan lapen juga menjanjikan keuntungan yang nyata. Meski hanya menjual seharga Rp 5.000, namun karena permintaan yang tinggi produsen bisa memperoleh keuntungan hingga Rp 300 ribu per hari. Polisi pun mengaku saat ini tengah gencar-gencarnya memerangi minuman beralkohol.
ADVERTISEMENT
"Kalau pengoplos lebih banyak dampaknya lebih banyak," pungkasnya.
Sementara itu, Supriadi produsen lapen yang telah ditetapkan tersangka bersama rekannya mengaku sesuka hati mencampur lapen. Bahan utama lapen tetaplah alkohol namun ia mencampurnya dengan pewarna roti hingga serbuk jamu. Terbukti, lapen buatannya digemari.
"Pewarna roti sama serbuk (jamu) saya campur. Kurang lebih dua tahun," singkatnya.
Di sisi lain Hidayat, warga asli Gunungkidul (30) yang lama bermukim di Kota Yogyakarta mengaku sering mendengar soal lapen. Namun ia memilih untuk tidak meminumnya karena khawatir akan bahaya yang ditimbulkan. Tapi tak dipungkirinya, banyak rekan-rekannya yang mengonsumsi lapen karena alasan murah dan rasanya yang kuat.
"Selain murah katanya strong," tuturnya.
Ya, saking strongnya, banyak peminumnya yang menemui ajal.
Jajaran Polda DIY memusnahkan 1.150 plastik minuman beralkohol (minol) oplosan atau yang biasa disebut langsung pening disingkat lapen, di Mapolda DIY, Yogyakarta, Selasa (04/09/2018). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru /kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jajaran Polda DIY memusnahkan 1.150 plastik minuman beralkohol (minol) oplosan atau yang biasa disebut langsung pening disingkat lapen, di Mapolda DIY, Yogyakarta, Selasa (04/09/2018). (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru /kumparan)
ADVERTISEMENT