Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Lawrence Wong, PM Baru Singapura yang Jago Gitar dan Eksis di TikTok
15 Mei 2024 16:12 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Lawrence Wong, yang akan dilantik sebagai Perdana Menteri Singapura pada Rabu (15/5), dikenal aktif di media sosial TikTok. Selain aktivitas politiknya, Wong kerap menampilkan bakatnya bermain gitar dan menyanyi di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan warga, terutama terkait isu-isu kesehatan mental.
Wong akan menggantikan Lee Hsien Loong, pemimpin Singapura yang menjabat sejak 2004.
Sebagai pemimpin baru, Wong dianggap mampu membawa perubahan generasi dalam kepemimpinan, namun tetap memberikan kesinambungan dalam negara yang telah diperintah oleh Partai Aksi Rakyat (PAP) sejak kemerdekaan 1965.
“Wong cukup konservatif dan lebih memilih perubahan bertahap dibandingkan perubahan radikal,” kata mantan kolega Wong, Donal Low seperti dikutip dari Reuters.
Wong (51) menjadi sorotan publik saat menjelaskan tindakan ketat COVID-19 di Singapura pada 2020.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai sekretaris pribadi utama untuk Lee Hsien Loong (2005-2008) dan memasuki dunia politik pada 2011.
Selain itu Wong juga sempat memimpin bank sentral dan akan mempertahankan portofolio di bidang keuangan setelah menjadi perdana menteri.
ADVERTISEMENT
Survei YouGov pada April 2024 menunjukkan 53% responden menganggap Wong kompeten. Sebagai perbandingan, hanya 38% warga AS yang setuju dengan Presiden Joe Biden berdasarkan polling Reuters.
Terbuka Namun Realistis
Meski dikenal sebagai pemimpin status quo, Wong juga terbuka terhadap ide-ide baru dalam lanskap politik Singapura yang didominasi oleh satu partai selama lebih dari 50 tahun.
Menurut Kepala Kantor Wawasan Asia Bank DBS, Irvin Seah, Wong selalu terbuka terhadap ide dan opini, bahkan mengenai isu-isu sensitif.
Gillian Koh dari Institute of Policy Studies mengatakan, Wong adalah pemimpin yang realistis, tegas, dan tidak sinis.
Setelah pemilu terakhir pada 2020, Wong menegaskan bahwa masyarakat Singapura menginginkan suara yang beragam dan oposisi politik.
Tantangan di Depan
ADVERTISEMENT
Menurut Low, tantangan Wong sebagai perdana menteri akan bersifat eksternal, terutama soal persaingan antara Amerika Serikat dan China.
"Meski kurang berpengalaman dalam urusan luar negeri, Wong harus mengelola ketegangan internal di partainya yang mungkin lebih condong pro-China," tambahnya.
Low menyarakan agar Wong membantu masyarakat mencapai perekonomian maju yang modern, dengan mencari strategi pembangunan baru dari negara lain.
"Singapura kini berada di ujung tombak pembangunan dan harus merencanakan masa depannya sendiri," kata Low.
Para analis politik di Singapura mengaku hanya mengetahui kepribadian Wong sebagai pencinta anjing dan pemain musik. Mereka mengkritik dan menuntut lebih banyak informasi mengenai rencana kepemimpinannya.
“Sejauh ini, Wong belum memaparkan visi politiknya atau mengapa Singapura harus mendukungnya,” kata Chong Ja Ian dari Universitas Nasional Singapura.
ADVERTISEMENT