Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mengenal Ragam Jenis Kakaktua di Indonesia
20 September 2017 12:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Indonesia begitu dikenal dengan kekayaan dan kecantikan alamnya yang seakan tak ada habisnya. Mulai dari biru laut dan ragam ikannya, hingga hijau hutan dan seluruh fauna yang bernapas di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Perihal keragaman flora dan fauna, Indonesia terus unggul di ranah internasional. Salah satunya adalah dalam hal keragaman dunia burung.
Kekayaan Indonesia dalam dunia burung menduduki peringkat empat di dunia--dengan 17 persen populasi burung di dunia dan tingkat keragaman tinggi berada di Indonesia. Indonesian Parrot Project, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada pelestarian kakaktua, melansir setidaknya 350 spesies burung di Provinsi Maluku.
Kecantikan dan kepintaran burung kakaktua pun tak main-main. ‘kefasihan’ berbicara menjadi salah satu alasan mengapa burung ini kerap dijadikan peliharaan di rumah-rumah masyarakat--walau sayangnya langkah ilegal untuk mendapatkan burung ini pun sering terjadi.
Jenis kakaktua di Indonesia pun begitu beragam. Berdasarkan lansiran Indonesian Parrot Project, jenis kakaktua yang ada di Indonesia terdiri dari Citron-crested cockatoo, Lesser sulfur-crested cockatoo, Umbrella cockatoo, Salmon-crested cockatoo, Goffin’s cockatoo, Triton cockatoo, Eleanora cockatoo, Ecletus cockatoo dan Palm cockatoo.
Ragam jenis ini, tentu saja, memiliki berbagai perbedaan dari segi perilaku hingga ‘preferensi’ makanan. Salmon-crested cockatoo--yang akrab dikenal sebagai Seram cockatoo--kerap tinggal di gua yang gelap. Induk dari Seram cockatoo akan tinggal dekat dengan anak-anaknya, bahkan hingga si anak berumur satu tahun atau lebih.
ADVERTISEMENT
Seram cockatoo diindikasikan menjalani musim kawin di antara bulan Juli dan September, serta sekali di awal tahun. Selain itu, Seram cockatoo gemar makan kacang-kacangan dan buah-buahan.
Hal ini tentu berbeda jika dibandingkan dengan Ecletus cockatoo yang habitatnya di hutan hujan kawasan Indonesia Timur. Kecenderungan perilakunya burung Ecletus cockatoo adalah hidup berkelompok dengan sesamanya yang memiliki jenis kelamin sama. Untuk grup burung jantang, Ecletus cockatoo umumnya berjumlah hingga 20 burung, sementara grup betina beranggotakan 5-10 burung.
Makanannya pun cukup berbeda dengan Seram cockatoo. Burung Ecletus cockatoo umumnya memakan biji, gandum dan buah-buahan seperti pepaya, mangga, belimbing, pisang, hingga jambu.
Sementara, berbicara tentang populasi burung kakaktua, angka jumlah burung kakaktua di Indonesia pun berada di angka yang cukup ‘mengkhawatirkan’. Jenis Citron-crested cockatoo, misalnya. Peneliti Anna Reuleaux dari Manchester Metropolitan University melansir setidaknya 200 ekor burung Citron-crested cockatoo terdapat di Sulawesi, 18 ekor di Masalembo, 107 ekor di Sumbawa, 70 ekor di Rinca, 218 ekor di Komodo, 258 ekor di Alor, dan 288 ekor di Pantar.
Angka ini sesungguhnya mengkhawatirkan dan bisa jadi terus menurun akibat eksploitasi liar burung kakaktua. Padahal, burung kakaktua menjadi salah satu khasanah alam Indonesia yang begitu unik dan khas.
ADVERTISEMENT
Indonesian Parrot Project pun memaparkan, perlu adanya konservasi dan perlindungan yang lebih tinggi untuk kehidupan kakaktua di Indonesia. Tak hanya itu, edukasi terhadap masyarakat pun menjadi kunci penting sebagai proses penyadaran akan bahayanya eksploitasi liar yang bisa jadi mengancam kekayaan alam Indonesia ini.