Mengenal Rumah Tua Cimanggis yang Akan Tergusur Pembangunan Kampus

26 Desember 2017 16:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah tua Cimanggis (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah tua Cimanggis (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rumah Cimanggis adalah rumah yang terletak di jalur Batavia-Buitenzorg via Cibinong di Cimanggis. Rumah ini merupakan pengganti sebuah pesanggrahan sederhana yang pemilik awalnya adalah janda Gubernur Jenderal Petrus Albertus Van der Parra yang meninggal pada tahun 1787.
ADVERTISEMENT
Rumah Cimanggis pernah berperan dalam membuka hutan antara Jakarta-Bogor pada abad ke 18. Rumah ini dibangun oleh David J Smith antara tahun 1775 sampai tahun 1778 untuk menggantikan sebuah pesanggrahan sederhana.
Rumah tua Cimanggis (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah tua Cimanggis (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
Smith mewarisinya dengan seluruh perabotan dan binatangnya serta kebun-kebun yang ada. Tetapi, dua tahun kemudian seluruh miliknya termasuk beberapa perkebunan luas yang lain, disita untuk melunasi hutangnya. Pemilik rumah ini berganti-ganti. Pada tahun 1834 gempa bumi hebat menghancurkan Istana Bogor juga termasuk Rumah Cimanggis mengalami kerusakan.
Rumah Cimanggis yang berada di kompleks RRI ini nampak sudah tidak berbentuk. Hampir seluruh bangunannya hancur, bagian atapnya pun sudah hampir tidak tersisa. Rumah Tua Cimanggis kembali menjadi sorotan setelah adanya rencana pemerintah untuk membangun Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).
ADVERTISEMENT
Saat ini lokasi ground breaking universitas tersebut sudah disiapkan di kompleks RRI. Pembangunan UIII akan menggusur Rumah Tua Cimanggis yang berada di dalam kompleks tersebut.
Rumah tua Cimanggis (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah tua Cimanggis (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
Rumah ini sekarang sudah ditumbuhi rumput-rumput panjang dengan tembok dipenuhi lumut. Salah satu penjaga keamanan di kompleks RRI mengatakan bahwa pada tahun 2012 lalu, atap bangunan itu masih utuh.
"Tahun 2012 itu masih utuh, atapnya masih ada. Kalau sekarang udah tinggal rubuhnya aja," ucap Sugeng saat ditemui kumparan (kumparan.com) di lokasi pada Selasa (26/12).
Dia menceritakan bahwa hari ini ada seorang ibu-ibu yang berkunjung ke Rumah Tua Cimanggis karena mendapatkan informasi mengenai bangunan bersejarah di Depok. Namun, dia meminta ibu itu untuk tidak masuk ke dalam bangunan.
ADVERTISEMENT
"Tadi pagi ada ibu-ibu ke sini mau berkunjung ke sini, tapi saya bilang jangan masuk ke dalam. Kalau kerubuhan tembok sama kegigit ular, bahaya," tambah dia.
"Banyak rumput sama tanaman gitu jadi banyak hewannya," tambah dia.
Rumah tua Cimanggis (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah tua Cimanggis (Foto: Rizki Mubarok/kumparan)
Salah seorang warga sekitar menyayangkan kurangnya perhatian dari pemerintah daerah terhadap Rumah Tua Cimanggis. Padahal rumah tersebut masuk kataegori cagar budaya.
"Sayang banget, pemerintah kurang perhatian. Giliran udah begini aja rame," ucapnya.
Rumah Cimanggis diketahui sudah terdaftar di BPCB (Badan Pelestari Cagar Budaya) Serang sejak 2011 dengan No. 009.02.24.04.11. Namun sayang tidak ada perawatan khusus dari pemerintah.
Warga lain menyebut, di rumah tua ini dahulu kerap dijadikan tempat syuting sejumlah program televisi.
"Ini sering dipakai syuting Dunia Lain, Pemburu Hantu, sama acara misteri lain," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Ia menyayangkan rumah ini baru terkenal ketika akan digusur, namun sebelumnya tidak begitu terkenal. "Terkenal pas mau di ancurin, dari dulu biasa aja," tambah dia.
Mengutip dari situs gahetna.nl, rumah tua yang berada di dalam kompleks RRI tersebut juga pernah dijadikan kamp tentara oleh pihak Belanda.