Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Mengenal Siapa Itu Kardinal, Para ‘Pangeran’ Gereja Pemilih Paus Baru
27 April 2025 17:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Para kardinal dari berbagai negara berkumpul di Roma, bersiap memulai konklaf untuk memilih pengganti Paus Fransiskus yang wafat pada usia 88 tahun.
ADVERTISEMENT
Siapa sebenarnya para kardinal ini?
Pejabat Tinggi Gereja Katolik
Mengutip AFP, kardinal, dari bahasa Latin cardinalis yang berarti “kepala sekolah”, adalah pejabat tinggi yang ditunjuk Paus untuk membantunya mengelola Gereja.
Sebagian besar kementerian utama di Tahta Suci dipimpin oleh para kardinal.
Secara resmi, gelar mereka adalah Kardinal Gereja Roma Suci. Mereka membentuk Dewan Kardinal yang dipimpin seorang dekan —saat ini Giovanni Battista Re (91 tahun) asal Italia— dan berada di jajaran tertinggi hierarki Katolik.
Sebagian besar kardinal juga menjabat sebagai uskup di berbagai keuskupan dunia, sementara lainnya berkarya di Kuria, pemerintahan Vatikan, dan bermukim di Roma.
Pemilih Paus Baru
Dari 252 kardinal yang ada, hanya 135 yang berhak memilih Paus baru. Syaratnya, mereka harus berusia di bawah 80 tahun.
ADVERTISEMENT
Dalam konklaf yang digelar secara tertutup di Kapel Sistina, para kardinal akan mengikuti serangkaian aturan dan ritual ketat dalam menentukan pemimpin baru Gereja.
Diciptakan Bukan Diangkat
Seorang kardinal tidak sekadar diangkat, melainkan “diciptakan” melalui dekrit paus.
Tradisi ini berakar dari praktik Romawi kuno, yang menilai penciptaan sebagai pengakuan atas kualitas pribadi, bukan untuk mengisi jabatan kosong.
Menurut aturan Vatikan, dilansir AFP, paus memilih kardinal dari mereka yang dinilai “menonjol dalam doktrin, kebajikan, kesalehan, dan kehati-hatian”.
Di Indonesia, sosok itu diwakili oleh satu orang: Kardinal Ignatius Suharyo.
Dalam konklaf yang segera digelar, Suharyo juga memiliki hak untuk memilih dan dipilih sebagai Paus.
Suharyo menjadi satu dari 13 kardinal baru yang ditahbiskan oleh Paus Fransiskus pada 1 September 2019. Suharyo diberi gelar Kardinal Imam Spirito Santo alla Ferratella.
ADVERTISEMENT
Warna Merah Kardinal
Kardinal mengenakan jubah merah tua, warna yang dulu menjadi simbol otoritas di Senat Romawi.
Warna ini juga melambangkan kesiapan untuk menumpahkan darah demi iman. Mereka mengenakan cincin, salib dada, tongkat gembala, dan mitra dalam berbagai upacara gerejawi.
Cermin Pandangan Paus
Pemilihan kardinal kerap mencerminkan arah pandang Paus. Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus banyak mengangkat kardinal dari wilayah “pinggiran” dunia Katolik — kawasan yang sebelumnya jarang mendapat perhatian Roma.
Langkah ini menciptakan gambaran Gereja yang lebih global dan memperluas representasi dalam konklaf mendatang.
Perubahan Hak Istimewa
Dulu, kardinal menikmati banyak hak istimewa, termasuk ruang khusus saat bepergian dan fasilitas eksklusif. Namun, Konsili Vatikan II mengurangi sebagian besar keistimewaan itu.
Fransiskus melanjutkan reformasi ini.
Pada 2021, ia memangkas gaji para kardinal untuk membantu stabilitas keuangan Vatikan selama pandemi.
ADVERTISEMENT
Dua tahun kemudian, ia menetapkan para kardinal tidak lagi bebas tinggal di apartemen Vatikan tanpa membayar sewa.
Pewaris Tradisi dan Agen Perubahan
Dengan gelar “Yang Mulia”, para kardinal tetap menjadi sosok sentral dalam kehidupan Gereja.
Namun, di bawah kepemimpinan Fransiskus, peran mereka mulai bergerak mengikuti perubahan zaman, menjaga tradisi sekaligus menyesuaikan diri dengan tantangan baru.