Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengenal Silat Joko Tole yang Bantu Irfan Kalahkan Begal di Bekasi
31 Mei 2018 13:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Mochammad Irfan Bahri begitu percaya diri ketika melawan begal yang ingin mencuri barang temannya, Achmad Rofiq, di Jembatan Summarecon, Bekasi, Jawa Barat. Pantas saja, ternyata Irfan telah menggeluti bela diri Pencak Silat di perguruan termahsyur di tanah Madura, Perguruan Joko Tole.
ADVERTISEMENT
Irfan belajar silat di Perguruan Joko Tole karena ia merupakan santri di Pondok Pesantren Darul Ulum, Pamekasan, Madura , Jawa Timur. Ia rutin belajar silat selama satu tahun.
“Saya sendiri sudah setahun belajar ilmu beladiri ini, tidak setiap hari, hanya untuk mengisi waktu saja. Tetapi rutin,” ucap Irfan yang memang asli Madura ini, ketika ditemui usai menerima penghargaan di Mapolrestro Bekasi Kota, pada Kamis (31/5).
Irfan meraih penghargaan dari Polresta Bekasi karena dinilai berani melawan kejahatan yang membahayakan nyawa dia dan rekannya.
Lalu, seperti apa kiprah Perguruan Silat Joko Tole di Madura?
Dikutip dari akun Facebook Perguruan Joko Tole, perguruan silat ini merupakan sebuah tempat latihan bela diri bersejarah di Madura. Sejarah Perguruan Joko Tole berawal dari sebuah dusun kecil di barat Madura, tepatnya di Desa Kamal, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan.
ADVERTISEMENT
Di sana banyak tumbuh benih-benih pesilat di bawah perkumpulan silat lokal yang belum terorganisir. Kemudian, pada tahun 1964 lahirlah sebuah perguruan silat tradisional bernama Sumber Gaya yang dirintis oleh seorang guru silat bernama Moh Halil dan dipimpin oleh H Mustafa.
Namun, Perguruan Silat Sumber Gaya tak bertahan lama. Akibat tanah Madura yang tandus dan pola hidup masyarakat pada saat itu yang tak menentu, menyebabkan Perguruan Silat Sumber Gaya kehilangan murid-muridnya.
Lahirnya Perguruan Silat Joko Tole
Dalam kondisi sulit itu, muncullah satu murid perguruan Sumber Gaya yang begitu bergairah membangkitkan Pencak Silat di tanah Madura. Dia adalah Suhaimi.
Di tengah keprihatinan di tempat tinggalnya, Suhaimi terus berlatih menempa diri sambil mengajak pemuda lainnya untuk ikut berlatih bersama. Pemuda-pemuda inilah yang kemudian menjadi muridnya.
ADVERTISEMENT
Berkat ketekunan, keuletan serta semangatnya, akhirnya Suhaimi berhasil mengharumkan wilayah Madura melalui Pencak Silat. Ia menjadi juara nasional Pencak Silat pada tahun 1975 dan 1976.
Tak lama berselang, pada tanggal 21 Maret 1976, Suhaimi mengubah nama Perguruan Sumber Gaya menjadi Perguruan Joko Tole. Nama Joko Tole dipilih karena ia merupakan pahlawan asal Madura yang begitu berjasa mengangkat derajat masyarakat pulau karapan sapi pada masa lampau.
Menurut Suhaimi, nama tersebut lahir dari sebuah ilham Ilahi yang mengukapkan bahwa nama Sumber Gaya hendaknya diubah menjadi nama seorang pahlawan Madura berbahasa Jawa --yang merupakan tokoh legendaris terkenal pada zaman Majapahit-- yaitu Joko Tole.
Dalam mendukung aktivitas di Perguruan Joko Tole, Suhaimi kemudian mengajak beberapa rekannya, yakni Nesman, Marjuki dan Soedjono sebagai pendukung dalam lingkup bela dirinya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu di bidang organisasi, ada sejumlah nama yang dilibatkan Suhaemi yaitu Marhamin, Marsuki Karim dan R. Saherudin. Mereka berenam merupakan perintis lahirnya Perguruan Joko Tole di tanah Madura.
Karakteristik Silat Joko Tole
Gerak langkah dan jurus Perguruan Silat Joko Tole adalah murni ilmu silat Madura. Karakteristik tokoh Joko Tole yakni keras, cepat dan tangkas yang berakar dari ilmu silat Bawean.
Setelah dicari inti sari geraknya, diramu dari pengalaman bertanding dan ditempa oleh olah pikir dan batin Suhaimi dan anggota lainnya, lahirlah gerakan silat Joko Tole yang merupakan silat mandiri, berdiri berdasarkan ilmu silat Madura asli tanpa dipengaruhi oleh ilmu silat lainnya.
Prestasi Perguruan Joko Tole
Perguruan Joko Tole pun terkenal dengan prestasinya. Tercatat pada tahun 2016, perguruan ini mendapatkan berbagai prestasi. Beberapa di antaranya seperti 4 medali emas dari hasil kejuaraan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang digelar pada Juli 2016. Selain itu, perguruan ini pun mendapatkan 1 emas dalam perlombaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di tahun yang sama.
ADVERTISEMENT
Perguruan silat ini pun pernah mendapatkan 2 medali emas pada cabang regu putri dan ganda putra, 1 medali perak pada cabang berkelompok putra, dan 1 medali perunggu pada cabang ganda putri dalam Festival Silat Internasional Tafisa World Games yang digelar di Jakarta pada pertengahan 2016 lalu. Perguruan ini pun keluar sebagai juara umum 1 pada perlombaan tersebut.