Mengenal Slamet, Satpam di Tangsel yang Susun Motor Siswa bak Showroom

31 Januari 2019 11:39 WIB
comment
38
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Slamet Gunaedi, satpam SMAN 4 Tangsel yang rajin susun motor siswa. (Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Slamet Gunaedi, satpam SMAN 4 Tangsel yang rajin susun motor siswa. (Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Seorang pria dengan senyum ramahnya menyapa di depan pos satpam SMAN 4 Tangerang Selatan (Tangsel), Jalan WR Supratman, Ciputat Timur. Pria kelahiran 1972, lengkap dengan atribut satpamnya, menjulurkan tangan seraya menyalami.
ADVERTISEMENT
"Selamat siang Mas, ada yang bisa dibantu?" kata Slamet Gunaedi menyapa kumparan, Kamis (31/1).
Slamet tidak kaget ketika disambangi. Sebab dalam dua hari terakhir, kisahnya yang rajin menyusun motor siswa viral di jagat maya.
Saat memasuki gerbang sekolah, sudah terlihat barisan motor rapi tersusun. Slamet menyusun motor berdasarkan warna, jenis, dan merek.
Banyak yang kagum dengan tindakan Slamet, tidak sedikit juga yang mempertanyakan mengapa hal itu ia lakukan. Kepada kumparan, Slamet bercerita bahwa hal itu ia lakukan sejak 19 tahun yang lalu, saat ia pindah untuk menjaga sekolah yang ia sebut sebagai 'wilayah hukum'-nya ini di SMAN 4 Tangsel.
"Sudah 19 tahun (sebagai satpam di SMAN 4 Tangsel), dari awal nyusunnya. Pertama kan dulu masih 35 unit (motor), rapi aja, kan belum ada motor (Honda) Beat. Intinya biar lancar ngambilnya, si pemiliknya," kata Slamet.
Slamet Gunaedi, satpam SMAN 4 Tangsel yang rajin susun motor siswa. (Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Slamet Gunaedi, satpam SMAN 4 Tangsel yang rajin susun motor siswa. (Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan)
Dari yang hanya 35 unit tersebut, berkembang hingga saat ini mencapai 450 unit dan mayoritas Beat. Namun, Slamet tidak merasa keberatan. Ia menyebut itu adalah bagian dari pekerjaannya.
ADVERTISEMENT
19 tahun tentu bukan waktu yang singkat bagi Slamet, terlebih menyusun motor sudah ia lakukan sejak pertama kali bekerja. Tidak ada motif lain, ia mengatakan menyusun motor karena ia suka kerapian dan keindahan.
"Buat kerapian dan keindahan. Ya namanya ikhlas, beda kalau enggak, (pasti) ngegerutu, jadi cepet tua. Apa pun saya lakukan totalitas," ujarnya.
Parkiran motor siswa SMAN 4  Tangsel yang tersusun rapi. (Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Parkiran motor siswa SMAN 4 Tangsel yang tersusun rapi. (Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan)
Respons positif datang dari berbagai kalangan, baik siswa maupun guru. Banyak yang mengapresiasi tindakan Slamet. Bahkan menurutnya, ada beberapa siswa yang sengaja datang untuk berterima kasih atas kinerjanya.
Di balik susunan motor, Slamet dikenal sebagai sosok yang ramah di kalangan siswa.
"Ya ramah, baik Pak Slamet. Enggak pernah marah kalau kita ngeyel," kata Ilham, siswa kelas XI, sambil tertawa.
Slamet Gunaedi, satpam SMAN 4 Tangsel yang rajin susun motor siswa. (Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Slamet Gunaedi, satpam SMAN 4 Tangsel yang rajin susun motor siswa. (Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan)
Karena Slamet rutin menyusun motor siswa, siswa pun sudah mulai terbiasa dengan hal itu. Bahkan ada siswa yang mulai berinisiatif untuk menyusun motornya. Namun, Slamet melarang. Slamet yang memiliki 3 anak yang masih sekolah ini, mengatakan tugas siswa adalah belajar, urusan motor di 'wilayah hukum'-nya biar dia yang kerjakan.
ADVERTISEMENT
"Bahkan mereka ini pada mau bantuin. Saya bilang enggak usah, kamu tugasnya belajar. Saya tolak," kata Slamet.
Parkiran motor siswa SMAN 4  Tangsel yang tersusun rapi. (Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Parkiran motor siswa SMAN 4 Tangsel yang tersusun rapi. (Foto: Muhammad Lutfan Darmawan/kumparan)
Merapikan Motor Selama 2 Jam
Slamet mulai melakukan aktivitasnya sejak pagi buta. Sekitar pukul 05.30 WIB, ia sudah berseragam dan mulai merapikan motor yang terparkir. Di jam tersebut, menurutnya, sudah ada beberapa siswa yang tinggalnya jauh dari sekolah, yang sengaja tiba lebih awal.
"Sekitar dua jam rapiin, jam setengah delapan sudah selesai. Kadang memang tangan suka lecet, tapi enggak masalah, risiko pekerjaan," kata Slamet.
Berkat Slamet ini, siswa di SMAN 4 Tangsel dapat lebih mudah mengambil motornya apabila terburu-buru untuk pulang atau izin sakit. Mereka sudah tahu persis di mana lokasi motornya. Slamet pun menyebut, pemarkiran ini akan tetap ia lakukan terus selama ia bekerja di sekolah ini.
ADVERTISEMENT
"Memang sudah tugas saya. Kewajiban saya. Saya mah selalu pesen kepada siswa jaga kesehatan, jangan nongkrong, jadilah kebanggaan keluarga. Kalau mereka rada ngeyel, ya namanya anak sekolah. Tapi secara santai aja, saya enggak pernah marah," pesan Slamet.