Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah serius di Indonesia. Setiap tahunnya, terdapat 1 juta warga Indonesia yang terkena TBC.
ADVERTISEMENT
Sementara pasien yang meninggal dunia karena TBC berjumlah sekitar 125 ribu per tahunnya.
Dikutip dari laman Kemenkes, pengobatan TBC dilakukan selama 6-8 bulan dan terbagi menjadi dua tahapan. Biasanya, pasien TBC akan diresepkan obat antibiotik berjenis antituberkulosis.
Tak hanya obat-obatan antibiotik, penyakit TBC juga dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi.
Saat ini, Indonesia tengah mengembangkan vaksin (TBC) M72. Vaksin ini diinisiasi oleh Bill Gates selaku pendiri Microsoft dan Gates Foundation. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut pembuatan vaksin ini ditargetkan rampung pada tahun 2028.
Lalu, apabila ada pasien yang lupa meminum obat, apakah perlu mengulang pengobatan dari awal?
Anggota Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar IDI, dr.Erlina Burhan, mengatakan pasien TBC tidak perlu mengulangi pengobatan apabila lupa minum obat sehari.
ADVERTISEMENT
“Tidak perlu mengulang bila hanya lupa satu kali. Jangan lupa lagi ya,” ucap Erlina saat dihubungi kumparan, Sabtu (10/5).
Penyakit TBC Bukan Faktor Keturunan tapi Berasal dari Bakteri
Erlina menyebutkan bahwa penyakit tuberkulosis (TBC) bukanlah berasal dari faktor keturunan ataupun genetik.
TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini dapat menulari siapa pun dengan menyerang beberapa bagian tubuh seperti paru-paru, tulang belakang, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.
“Penyakit TB disebabkan kuman (bakteri) bukan penyakit turunan,” kata Erlina kepada kumparan, Sabtu (10/5).
Cara Penularan TBC
Dikutip dari laman Kemenkes, penularan TBC hanya dapat terjadi ketika kuman TB yang berada dalam tubuh seseorang bertebaran di udara dan terhirup orang lain.
ADVERTISEMENT
Selain melalui udara, seseorang juga dapat terkena TBC melalui droplet atau dahak pasien TBC. Biasanya, pasien tidak menutup mulut ketika batuk ataupun bersin.
Setelah itu, bakteri Mycobacterium Tuberculosis akan masuk melalui pernapasan, kemudian menuju paru-paru atau anggota tubuh lainnya. Biasanya seseorang yang terinfeksi TBC akan menunjukkan gejala mulai dari 6-14 minggu setelah infeksi.
Bagi anggota keluarganya yang sering berkontak erat dengan pasien TBC, Erina mengimbau untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit. Sebab, beberapa kasus pasien TBC juga tidak menunjukkan gejala.
“Ada keluarga yang sakit TB, tolong di-support agar minum obat secara rutin sampai sembuh. Anggota keluarga yang berkontak erat agar memeriksakan diri,” imbuh dia.
Bio Farma Ikut Kembangkan Vaksin TBC Generasi Terbaru
Bio Farma berupaya untuk mengatasi penyakit tuberkulosis atau TBC di Indonesia. Sebab, Indonesia kini telah menjadi negara yang berada di urutan kedua setelah India dengan angka kasus TBC tertinggi.
ADVERTISEMENT
"Bio Farma memegang peran strategis sebagai bagian dari BUMN farmasi dalam mendukung agenda nasional eliminasi TBC pada 2030," kata Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto, melalui keterangan yang diterima pada Sabtu (10/5).
Kini, Bambang menyebut Bio Farma sedang berupaya untuk mengembangkan vaksin generasi terbaru untuk TBC yang ditargetkan memasuki uji klinis fase 3 pada tahun ini.
Vaksin itu dikembangkan dengan melalui riset yang melibatkan industri farmasi di dalam dan luar negeri. Dengan adanya vaksin yang diproduksi Bio Farma, diharapkan ketergantungan impor dapat dikurangi.
Bio Farma juga terus memastikan ketersediaan vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG), sebagai vaksin utama dalam pencegahan TBC pada anak-anak. Di tengah meningkatnya kasus resistensi obat, langkah preventif melalui vaksin menjadi semakin krusial.
ADVERTISEMENT
Tanpa perlindungan vaksin, TBC berisiko menyebabkan komplikasi berat seperti meningitis TBC, TBC tulang, dan TBC paru kronis yang berdampak jangka panjang terhadap kualitas hidup pasien.