Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Mengenal Thaksin Shinawatra, Eks PM Thailand yang Jadi Dewan Penasihat Danantara
24 Maret 2025 13:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata (Danantara) hari ini mengumumkan struktur lengkap Danantara. Di antara daftar pengurus yang diumumkan ada nama Thaksin Shinawatra.
ADVERTISEMENT
Thaksin Shinawatra yang merupakan mantan Perdana Menteri Thailand ditunjuk sebagai Dewan Penasihat (Advisory Board) Danantara.
Thaksin Shinawatra bukanlah sosok asing bagi warga Asia Tenggara. Mantan perdana menteri Thailand itu merupakan salah satu tokoh politik paling berpengaruh di Thailand.
Dikutip dari BBC, Thaksin yang lahir di Chiang Mai pada 1949 memulai kariernya sebagai petugas kepolisian. Pada 1973, ia menerima beasiswa pemerintah untuk melanjutkan studi S2 di bidang peradilan pidana di Amerika Serikat (AS).
Kembali dari AS, ia banting setir menjadi pengusaha dan membangun kerajaan telekomunikasi yang sukses pada akhir 1980-an.
Ia kemudian membentuk partai Thai Rak Thai pada 1998. Kemunculan partainya mengubah politik Thailand.
Thaksin Shinawatra berhasil menjadi Perdana Menteri Thailand pada 2001 setelah mengalahkan lawannya dari Partai Demokrat. Pemilih yang berasal dari kalangan bawah menyukai tawarannya untuk perawatan medis murah dan keringanan utang.
ADVERTISEMENT
Thaksin Shinawatra juga disukai pengusaha karena gaya kepemimpinan ala CEO dan kebijakan 'Thaksinomics' yang menciptakan ledakan baru di Thailand ketika krisis keuangan Asia dimulai pada akhir 1990-an.
Tak hanya itu, Thaksin Shinawatra juga mendulang dukungan atas upayanya dalam penanganan bantuan bencana tsunami pada 2004 yang menghancurkan Thailand barat.
Meski demikian, kepemimpinannya juga menemui berbagai tantangan. Pemerintahannya ditekan karena wabah flu burung dan kematian lebih dari 2.500 orang selama penindakan keras terhadap narkoba pada 2003.
Komisi Korupsi Thailand juga mendapati dia gagal melaporkan seluruh kekayaannya. Ia dikritik atas penanganan pemerintah terhadap peningkatan kekerasan di wilayah selatan yang sebagian besar penduduknya adalah muslim.
Setiap kali dia menghadapi tekanan, Thaksin mampu mengatasi hal itu karena dukungan yang kuat dari pendukungnya di wilayah pedesaan.
ADVERTISEMENT
Kejatuhan Thaksin Shinawatra
Kejatuhan Thaksin dimulai ketika pemerintahan Thaksin ditumbangkan atas tuduhan korupsi dan tak loyal terhadap kerajaan.
Ia kabur dari Thailand pada 2008 untuk menghindari eksekusi penjara akibat dakwaan penyalahgunaan kekuasaan. Sejak itu, Thaksin hidup dalam pengasingan di luar negeri.
Belasan tahun hidup di pengasingan, Thaksin akhirnya kembali ke Thailand pada 2023. Ia langsung dijebloskan ke penjara.
Thaksin sempat mengajukan permohonan pengampunan ke Raja Thailand atas kasusnya. Permohonan pengampunannya dikabulkan, dan Raja Thailand mengurangi hukuman Thaksin dari 8 tahun jadi 1 tahun.
Thaksin sudah dibebaskan karena kondisi kesehatannya yang memburuk. Dinasti politiknya pun kembali ketika putrinya, Paetongtarn Shinawatra, terpilih sebagai perdana menteri Thailand termuda. Paetongtarn menjadi Perdana Menteri Thailand ke-31 sejak Agustus 2024.
ADVERTISEMENT