news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Tingkatan Cedera Kepala Menurut Tenaga Medis

19 November 2017 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gegar Otak (Foto: Azret Ayubov/Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gegar Otak (Foto: Azret Ayubov/Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Seseorang jika mengalami benturan hebat, entah karena kecelakaan atau terpentok sesuatu, akan mengalami gegar otak. Biasanya bahasa medis dari gegar otak adalah cedera kepala.
ADVERTISEMENT
Cedera kepala sendiri dibagi ke dalam tiga bagian yaitu cedera kepala ringan, sedang dan berat. Hal itu tergantung dari tingkat kesadaran orang yang mengalami benturan tersebut.
"Jadi gegar otak dari bahasa medis sering disebut cedera kepala. Gegar otak itu kan ada pembagiannya, ada cedera kepala ringan, sedang, dan berat," kata dr Rizky Ferdiansyah, salah satu dokter di rumah sakit negeri di Yogyakarta, Minggu (19/11).
"Itu tergantung dari secara garis besarnya kita bagi dari tingkat kesadarannya. Jadi tingkat kesadaran dinilai dengan Glasgow, scale, atau GCS," lanjut dia.
Ilustrasi infus (Foto: Thinsktock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi infus (Foto: Thinsktock)
GSC merupakan skala pengukuran kesadaran seseorang. Jika seseorang GCS-nya 15 berarti seseorang sadar penuh namun jika GCS-nya 3 berarti koma.
"GCS 13 sampai 15 itu cedera kepala ringan, GCS 9 sampai 12 itu cedera kepala sedang dan GCS 3 sampai 8 itu cedera kepala berat. Kalau orang cedera kepala biasanya untuk kasus kecelakaan biasanya pertama kali datang ke rumah sakit itu akan kita berikan servikal collar," ucap Rizky Ferdiansyah.
ADVERTISEMENT
Servikal collar berfungsi untuk menstabilisasi leher. Karena apabila terjadi kecelakaan apalagi sudah diketahui cedera kepala, maka servikal collar wajib dipakai.
"Hal itu dilakukan sebelum diketahui bukti lehernya tidak apa-apa," imbuhnya.
Kemudian, jika ada cedera kepala, keadaan kepala harus dalam posisi lurus sambil mengenakan servikal collar. Pasien juga tidak boleh menggunakan bantal.
"Kalau pakai bantal lehernya tak stabil. Apalagi tak pakai servikal collarkan," tegas Rizky Ferdiansyah.
Sedangkan untuk berapa lama waktu yang dibutuhkan agar pasien cedera kepala sembuh, Rizky Ferdiansyah tidak bisa memastikan.
"Tergantung kalau cedera kepalanya ringan bisa beberapa hari saja, sehari dan dua hari bisa pulih. Kalau berat itu bisa bertahun-tahun. Jadi memang tidak bisa diprediksi dengan pasti," tuturnya.
ADVERTISEMENT