Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Mengenal Uang Bersambung yang Dijual BI
11 September 2017 16:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
![Uang Khusus Kertas Rp 50.000,- (Foto: bi.go.id)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1505120891/lf0r2xbqqwixiqok8vxf.jpg)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menerbitkan uang Rupiah khusus/URK dalam bentuk uang bersambung (uncut banknotes) isi 2 (dua) lembar dan 4 (empat) lembar untuk pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000 TE (Tahun Emisi) 2016.
ADVERTISEMENT
Tak hanya diterbitkan, BI juga menjual uang bersambung tersebut dalam beberapa pecahan.
Sebenarnya apa sih uang bersambung itu? Lalu, buat apa uang bersambung itu kita beli? kumparan (kumparan.com) mencoba memberi jawaban.
Mengutip laman BI, Senin (11/9), Uang Rupiah Khusus (URK) adalah uang yang dikeluarkan secara khusus oleh Bank Indonesia dalam rangka memperingati peristiwa atau tujuan tertentu dan memiliki nominal yang berbeda dari nilai jualnya.
Uang rupiah khusus terdiri dari koin edisi khusus dan/atau uang kertas yang tidak dipotong sehingga menyerupai satu lembaran besar yang terdiri dari beberapa lembar uang (uang bersambung).
![Uang Khusus Kertas Rp 100.000,- (Foto: bi.go.id)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1505120890/yu3mpnfdfl82az5fjje0.jpg)
Uang Rupiah Khusus merupakan alat pembayaran yang sah, namun biasanya tidak digunakan sebagai alat tukar. Uang ini merupakan sarana perkembangan numismatika (koleksi uang) di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Setiap edisi dikeluarkan dengan kemasan yang menarik dan unik sehingga sering dijadikan sebagai cinderamata. Uang bersambung ini biasa dicari oleh kolektor uang. Jumlah dan harga yang ditawarkan lebih tinggi dari angka nominalnya.
Uang bersambung ini resmi diedarkan di Indonesia sejak tahun 2005 oleh Bank Indonesia. Uang kertas belum dipotong diterbitkan dalam bentuk 2 lembar, 4 lembar dan 45 lembar dalam jumlah yang terbatas.
Di Indonesia, jenis-jenis uang Indonesia (Rupiah) yang sudah ada adalah pecahan Rp 2.000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000 dan Rp 100.000 .
![Uang Khusus Kertas Rp 20.000,- (Foto: bi.go.id)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1505120892/fe8v1icnvhkzjrtt02ij.jpg)
Mengutip keterangan BI di tahun 2005, Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah dan anggota Dewan Gubernur, beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu serta kalangan Perbankan, hari Senin (10/1) menyaksikan penandatanganan lembar uang kertas bersambung pecahan Rp 100.000 dan Rp 20.000 oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Uang kertas bersambung yang ditandatangani masing-masing terdiri dari 2 lembar/set dan 4 lembar/set. Jumlah uncut banknotes yang dicetak, masing-masing sebanyak 5.000 set. “Penerbitan uncut banknotes oleh Bank Indonesia ini merupakan hal yang pertama kali dilakukan dalam sejarah uang di Indonesia”, jelas Burhanuddin dalam laporannya kepada Presiden.
Setelah ditandatangani, uncut banknotes tersebut akan dilelang guna keperluan sosial, antara lain membantu pembangunan kembali wilayah Nanggroe Aceh Darussalam.
![Uang Khusus Kertas Rp 2.000,- (Foto: bi.go.id)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1505120891/tn34xwxtfzyzlm8l14kd.jpg)
Sedianya, acara ini akan dilakukan pada tanggal 29 Desember 2004 bersamaan dengan dikeluarkan dan diedarkannya uang pecahan baru Rp 100.000 dan Rp 20.000 emisi tahun 2004. Namun, karena adanya bencana gempa dan tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, rencana tersebut ditunda.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang sama, Burhanuddin Abdullah juga menyampaikan laporan kepada Presiden bahwa dunia perbankan melalui koordinasi Bank Indonesia telah mengumpulkan sejumlah dana, yang pada saat dilaporkan mencapai Rp 65,4 miliar.
Disamping itu, dilaporkan pula adanya aksi pengumpulan dana oleh segenap pegawai dan Dewan Gubernur Bank Indonesia sebesar 5% - 15% dari gaji selama 6 bulan ke depan, yang diperkirakan mencapai jumlah Rp 20,4 miliar.
![Uang Khusus Kertas Rp 10.000,- (Foto: bi.go.id)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1505120891/qivyxu8sh58ux4ttc265.jpg)
Selain melalui koordinasi Bank Indonesia, masyarakat perbankan baik secara instansi maupun karyawan dan nasabahnya, juga telah melakukan upaya penggalangan dana masing-masing, bahkan ada beberapa bank yang menyerahkan langsung ke daerah bencana.
“Kami (BI dan perbankan) lebih mengutamakan agar dana tersebut dapat digunakan pada keperluan yang lebih bersifat jangka panjang seperti pembangunan rumah sakit, gedung sekolah, maupun perumahan yang bersifat tetap,” demikian Burhanuddin dalam laporannya.
ADVERTISEMENT
Sebagian bantuan yang dikoordinir oleh BI telah disalurkan langsung kepada korban melalui PMI dan pihak lain dalam bentuk makanan, alat kesehatan dan berbagai kebutuhan lain.
Turut hadir dalam acara tersebut, ahli waris Pahlawan Nasional yang menjadi gambar muka dalam pecahan uang baru tersebut antara lain Ibu Sukmawati Soekarno, Ibu Meutia Hatta, dan Ny. Martini Soemali, putri dari Oto Iskandar Di Nata.