Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Mengenal Upacara Panggih Pengantin Adat Yogya di Pernikahan Kaesang-Erina
7 Desember 2022 12:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Hari Sabtu, 10 Desember 2022 bertempat di Pendopo Ageng Royal Ambarrukmo akan menjadi hari bahagia bagi putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep. Ia akan mengucapkan ijab kabul untuk menikahi gadis asal Sleman, Erina Gudono.
ADVERTISEMENT
Dalam pernikahan ini, bertindak sebagai wali nikah Erina adalah kakak sulung, Allen Adam Rinaldy Gudono. Hal ini karena ayah Erina, Prof Dr Gudono, telah wafat pada 2016.
Usai akad nikah, proses upacara panggih (pertemuan perdana) pengantin dalam tradisi adat Yogyakarta akan digelar. Lalu, apa sebenarnya prosesi itu?
Pemilik wedding organizer Pengantin Production, Wigung Wratsangka, menjelaskan bahwa prosesi pertama dalam upacara panggih adalah penyerahan pisang sanggan dari keluarga mempelai putri. Ini sebagai simbol bahwa kedua mempelai itu dipertemukan. Panggih berarti dipanggih atau dipertemukan.
Diserahkannya pisang sanggan sebagai simbol kata mohon pengantin putri dan pengantin putra dipertemukan dalam upacara panggih pengantin Yogyakarta.
"Peraganya kita mengacu pada Kraton (Yogya), yaitu tetap pada keluarga mempelai putri. Sementara ini banyak masyarakat umum yang menyerahkan pisang sanggan itu dari pihak putra tetapi kalau kita mengacu pada Kraton maka sepenuhnya wewenang menyelenggarakan upacara panggih itu ada di pihak putri. Sing kagungan kerso (yang punya acara) pihak putri. Oleh karena itu Pak Jokowi juga akan berada dalam posisi tamu dan berada di sebelah kiri pengantin," kata Wigung.
2. Kembar Mayang dan Lempar Gantal
Prosesi selanjutnya adalah kembar mayang adat Yogyakarta. Prosesi ini sebagai penanda melepas masa lajang gadis dan perjaka yang disatukan dalam pernikahan.
ADVERTISEMENT
Wigung menjelaskan ada perbedaan di prosesi kembar mayang di Yogyakarta dan Surakarta.
"Kalau pengantin Yogyakarta, kembar mayangnya ketemu kemudian keluar semua. Tapi kalau upacara panggih Surakarta, kembar mayang dari nganten putri masuk kemudian kembar mayang pengantin putra diterima masuk baru panggih, itu bedanya," kata Wigung.
Pengantin putri dan putra kemudian saling mendekat. Pengantin putra membawa 4 gantal atau gulungan daun sirih yang diikat dengan benang putih. Lalu pengantin putri membawa 3 gantal.
Pengantin putra yang akan memulai dan mengakhiri pelemparan gantal.
"Manten putra yang memulai dan manten putra yang mengakhiri. Putra, putri, putra, putri, putra, putri, putra. Tujuh jumlahnya," kata Wigung.
3. Ranupodo
Selanjutnya, pengantin putri akan membersihkan/mencuci kaki suami dalam upacara ranupodo. Upacara ini sebagai simbol bahwa suami adalah pemimpin keluarga.
ADVERTISEMENT
"Air lambang ilmu pengetahuan, air merupakan lambang hidup dan kehidupan. Bunga setaman semoga langkah mereka selalu dalam langkah kautaman (keutamaan)," kata Wigung.
Pengantin putri kemudian berdiri, dilanjutkan dengan upacara wiji dadi atau mecah tigan (memecah telur). Kata tigan bermakna tiga, yaitu lahir, jodoh, dan mati adalah kuasa Tuhan. Manusia hanya sekadar menjalani.
"Kemudian (telur) dipecah di nampan sebagai simbol agar kedua mempelai dikaruniai anak dan keturunan penyambung sejarah," katanya.
Kemudian pengantin putri akan berjalan peradak sina, searah jarum jam. Ini adalah ritual dari zaman budaya-budaya Nusantara yang lama.
"Kemudian berada di samping kirinya pengantin putra. Diiringi oleh Ibu Gudono dan Mas Allen (wali nikah Erina) mewakili almarhum ayah menuju ke pelaminan," ujar Wigung.
ADVERTISEMENT
6. Bubak Kawah
Sampai di pelaminan ada upacara bubak kawah ngunjuk rucat degan yang menandai mantu yang pertama bagi keluarga Erina.
"Ini juga sejarah Mataram di mana Ki Ageng Giring merelakan air kelapa muda kepada Ki Ageng Pamenahan sehingga Ki Ageng Pamenahan punya putra. Harapannya adalah agar pernikahan ini menurunkan anak-anak keturunan yang memiliki kelebihan-kelebihan yang baik oleh Tuhan," ujar Wigung.
7. Tompo Koyo
Upacara berlanjut pada upacara Tompo Koyo. Pengantin putra menuangkan benih-benih sebagai simbol bahwa benih suami hanya untuk istri. Semoga tumbuh bersemi berbuah berbunga kebahagiaan benih-benih bibit yang berbobot itu untuk keluarga.
"Mata uang receh bahwa tidak ada besar tanpa kecil. Tidak ada banyak tanpa sedikit," jelas Wigung.
ADVERTISEMENT
8. Dlingo Bele Empon-empon
Prosesi dilanjutkan dengan dlingo bele empon-empon. Prosesi ini sebagai lambang semoga kedua mempelai diberikan kesehatan, kesejahteraan. Kemudian tutup tedhak turun, bunga setaman juga ada sebagai harapan selalu dalam sikap kautaman.
"Diterima istri tidak ada yang tercecer, diikat, diserahkan kepada ibu (ibu Erina) karena kemudian kita tahu bahwa Bu Gudono yang dipercaya Tuhan melahirkan wanita yang ternyata akan menjadi pendamping hidup laki-laki yang dicintai sebagai pemimpinnya, Mas Kaesang," katanya.
Upacara dhahar klimah, yaitu makan nasi kuning. Pengantin putra memberikan suapannya ke pengantin putri. Prosesi ini memiliki makna ndhahar klimah ing kakung artinya patuh pada perintah suami. Selain juga sebagai lambang sandang, pangan, papan.
10. Metuk Besan dan Sungkeman
Setelah itu, panggih diakhiri dengan metuk (menjemput) besan. Bu Gudono dan Allen akan menyambut Jokowi dan Iriana.
ADVERTISEMENT
"Setelah disambut diantar ke tempat duduk, besan posisi kiri pengantin. Lalu sungkeman. Sungkemnya diawali dengan manten putra diikuti manten putri sungkem Bu Gudono dahulu, Mas Allen, Pak Jokowi dan Bu Irina," jelas Wigung.