Mengenang Ki Gendeng Pamungkas, Sosok Paranormal yang Kontroversial

6 Juni 2020 22:58 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ki Gendeng Pamungkas. Foto: Ainul Qalbi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ki Gendeng Pamungkas. Foto: Ainul Qalbi/kumparan
ADVERTISEMENT
Paranormal Ki Gendeng Pamungkas meninggal dunia pada Sabtu (6/6). Ia meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Mulia, Bogor, karena penyakit diabetes dan jantung. Namun penyebab pasti kematiannya, belum terkonfirmasi.
ADVERTISEMENT
Laki-laki bernama asli Imam Santoso ini semasa hidupnya dikenal sebagai paranormal yang kontroversial. Sejumlah tindakannya kerap menarik perhatian publik.
Dalam catatan kumparan, Ki Gendeng Pamungkas yang mengaku sebagai anak perwira TNI Angkatan Udara ini belajar ilmu gaib di Sukabumi, Jawa Barat. Ki Gedeng Pamungkas muda belajar ilmu tersebut untuk menyembuhkan ayahnya yang ia duga jadi korban santet.
Sosok eksentrik ini juga kerap jadi perbincangan karena pernyataan sensasional yang berkaitan dengan klenik hingga tokoh publik. Bukan hanya tokoh nasional, tapi internasional.
Sebut saja pada 2006 lalu, saat Presiden Amerika Serikat George W Bush mengunjungi Indonesia. Saat itu, kedatangan Bush memunculkan sejumlah penolakan, Ki Gendeng Pamungkas termasuk di barisan itu.
George W Bush. Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Bahkan, dia saat itu sampai melakukan ritual santet untuk Bush di Tugu Kujang, Bogor. Tujuannya agar presiden yang menginvasi Afghanistan dan Irak tidak betah berlama-lama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam ritualnya saat itu, Ki Gendeng juga akan melakukan beberapa penyerangan yaitu dengan meminta petir dan hujan, lalu membuat Bush tidak mendarat di Kebun Raya Bogor.
Meskipun tidak terbukti Bush terkena santet, akan tetapi ada beberapa hal yang sesuai dengan rencana Ki Gendeng, yaitu adanya hujan dan petir menjelang kedatangan Bush, dan akhirnya tidak jadi mendarat di Kebun Raya Bogor.
Kontroversi Ki Gendeng Pamungkas berlanjut pada 2013. Saat itu ia diundang fraksi Gerindra di DPR untuk menjadi pembicara dalam diskusi mengenai pasal santet dalam revisi KUHP. Dalam diskusi itu, Ki Gendeng Pamungkas tak setuju pasal santet masuk RKUHP.
"Jadi saya tidak setuju RUU Santet jadi undang-undang. Karena saya pikir republik jadi lucu nanti, semakin aneh, semakin gendeng beneran dari saya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi itu pula Ki Gendeng mengaku pernah beberapa kali menyantet orang. Satu di antaranya adalah guru matematikanya.
Ki Gendeng yang tidak suka pelajaran matematika, kesal dengan gurunya karea berkali-kali kupingnya dijewer. Tak tahan dengan makian dan jeweran, Ki Gendeng mengaku mengerjai guru tersebut dengan maksud memberi pelajaran.
"Saya buat dia menstruasi. Jadi ketika dia ngajar di depan, dia selalu menstruasi," cerita Ki Gendeng saat itu.
Dia juga pernah menyebut Gedung DPR dipenuhi tuyul. Ki Gendeng Pamungkas menyarankan ketimbang memasukkan pasal santet dalam RKUHP, lebih baik DPR mengumpulkan paranormal yang ada di Indonesia untuk menyantet semua wakil rakyat yang korupsi.
"Biar ketahuan siapa yang korupsi. Nggak perlu lapor ke KPK lagi. Di gedung yang penuh tuyul ini, dikumpulin lah paranormal. Negara ini juga pakai dukun santet untuk kerja-kerja senyap," ucapnya.
Ki Gendeng Pamungkas. Foto: Instagram/@kigendengpamung
Semasa hidupnya, Ki Gendeng Pamungkas juga pernah berurusan dengan polisi. Ia pernah ditangkap polisi pada 9 Mei 2017 karena diduga melakukan diskriminasi rasial lewat video.
ADVERTISEMENT
"(Ki Gendeng Pamungkas) melakukan perbuatan menunjukkan kebencian dan, atau rasa benci kepada orang karena perbedaan ras dan etnis," kata Kabid Humas PMJ saat itu, Argo Yuwono (10/5/2017).
Polisi juga sempat menyita sejumlah barang dari rumahnya. Di antaranya adalah satu jaket jeans bertuliskan "Fight Against Cina", 67 kaus bertulis "Anti Cina", dan ratusan emblem dengan tulisan serupa.
Majelis hakim Pengadilan Negeri Bogor pun menyatakan Ki Gendeng Pamungkas bersalah melakukan ujaran kebencian dan SARA. Ki Gendeng Pamungkas divonis 8 bulan penjara pada Oktober 2017.
Tak hanya di dunia paranormal, Ki Gendeng juga tertarik dengan dunia politik. Pada 2008, ia pernah maju sebagai calon Wali Kota Bogor periode 2008-2013 berpasangan dengan Ahmad Chusairi. Saat itu, Ki Gendeng Pamungkas maju Pilkada Kota Bogor melalui jalur perseorangan atau independen. Namun, ia tak terpilih karena hanya mendapatkan suara sekitar 6,73 persen.
ADVERTISEMENT
Gagal menjadi Wali Kota Bogor, Ki Gendeng justru berniat maju sebagai capres pada 2024. Namun langkahnya terganjal karena harus ada tiket dari parpol untuk bisa maju memperebutkan kursi nomor satu di republik ini. Ia pun kemudian menggugat UU Pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK) pada Mei 2020. Gugatan Ki Gendeng Pamungkas itu masih berproses di MK.
"Pemohon dikenal sebagai tokoh masyarakat dari kegiatannya super natural sehingga memiliki daya intuisi yang tinggi untuk melihat calon presiden/wakil presiden dari pencalonan independen atau tidak dibatasi dari parpol atau gabungan parpol sebagaimana yang berlangsung pasca amandemen UUD 1945," kata Ki Gendeng Pamungkas dalam berkas permohonan dikutip dari Website MK.
Wali Kota Bogor Bima Arya keluar dari bilik disinfektan saat menuju ruang pelantikan pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota Bogor. Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Meski tindakannya yang kerap menuai kontroversi, salah satu kawan diskusinya yakni Wali Kota Bogor, Bima Arya, yakin bahwa tujuan Ki Gendeng Pamungkas baik meski kerap dilakukan secara menyeleneh.
ADVERTISEMENT
"Kritiknya seringkali pedas, tapi sangat perlu. Kadang almarhum lakukan sesuatu yang nyeleneh, tapi ternyata tujuannya baik. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik di sisinya," kata Bima.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona
Saksikan video menarik di bawah ini