Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Menginspirasi, Mahasiswa UNY Buat Ide Futuristik Tongkat Pintar Bagi Tunanetra
14 Oktober 2023 18:53 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Sejumlah mahasiswa dari Program Kreativitas Mahasiswa-Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat gagasan yang sangat inovatif dan futuristik untuk membantu tunanetra .
ADVERTISEMENT
Gagasan itu soal tongkat canggih yang tertuang dalam proyek "SeeLife: Teknologi Tongkat Pintar sebagai Tandem Tunanetra dengan Fitur Unggulan Language Live Translating".
Ialah Yosefina Wea Dede bersama keempat temannya yang menelurkan gagasan tongkat pintar bagi tunanetra ini. Yosefina mengatakan, gagasan ini dilatarbelakangi berbagai kendala yang masih dirasakan tunanetra dalam berkegiatan sehari-hari.
"Sahabat tunanetra sering mengalami kesulitan saat hendak mengakses teks dalam bahasa asing baik di perpustakaan atau di tempat umum lainnya yang tidak tersedia dalam bentuk braille. Kendala ini menjadikan mereka terbatas dalam mengakses informasi dan pengetahuan," jelas Yosefina kepada kumparan, Sabtu (14/10).
"Selain itu, dalam aktivitas sehari-hari, sahabat tunanetra juga sering menghadapi berbagai rintangan di jalan seperti lubang, medan basah, dan keramaian. Keterbatasan penglihatan membuat mereka rentan menabrak orang atau benda di sekitarnya karena sulit mengetahui keberadaan orang serta benda dalam radius dua meter," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Yosefina mengatakan, inovasi ini sudah disusun sejak Maret 2023 hingga mendapat pendanaan dari Kemendikbudristek.
"Inovasi ini telah kami susun rancangannya sejak bulan Maret 2023 kemudian dilanjutkan Juni 2023 setelah mendapatkan pendanaan dari Belmawa Kemendikbudristek untuk divisualisasikan dalam bentuk Video Gagasan Futuristik kepada masyarakat luas," kata dia.
Fitur Canggih di SeeLife Smart Stick
"Fitur utama Language Live Translating pada tongkat ini bekerja ketika pengguna mengarahkan tongkat pintar ke teks bahasa asing. Micro camera di tongkat akan menangkap gambar dari teks tersebut. Gambar yang diambil oleh micro camera akan diteruskan ke komponen pemrosesan gambar," jelas dia.
ADVERTISEMENT
"Kemudian teknologi pengenalan karakter (OCR-Optical Character Recognition) akan mengidentifikasi dan mengekstrak teks dari gambar tersebut. Hasil ekstraksi teks mentah kemudian akan dikirim ke pusat data (data center) yang terhubung melalui jaringan internet," tambahnya.
Di pusat data, kata Yosefina, sistem menggunakan AI dan algoritma yang akan menerjemahkan teks tersebut ke bahasa sasaran. Hasil terjemahan kemudian disampaikan kepada pengguna melalui earbuds mikro yang terhubung dengan tongkat pintar.
"Teknologi suara sintetis (text-to-speech) digunakan untuk mengubah teks hasil terjemahan menjadi suara yang jelas dan dapat dimengerti oleh user. Suara sintetis ini dihasilkan oleh algoritma AI yang melibatkan sintesis suara berbasis teks," lanjut dia.
Kemudian ada fitur untuk mendeteksi medan basah dan halang rintang. Menurut dia, prinsip kerjanya mirip dengan sistem auto scaning pada mobil Tesla.
ADVERTISEMENT
"Micro camera yang terpasang pada tongkat terus-menerus mengambil gambar lingkungan sekitar. Data visual ini kemudian diteruskan ke sistem pemrosesan yang menggunakan pengolahan citra dan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi objek yang ada di sekitar, termasuk medan basah (Menggunakan sensor DHT11), halangan rintangan, dan objek manusia," papar dia.
"AI bertugas untuk menentukan jenis objek yang terdeteksi dan menghitung jarak antara tongkat pintar dan objek yang teridentifikasi. Informasi ini disampaikan kepada pengguna melalui output suara yang dikirim melalui microbuds," terang dia.
Dengan cara ini, kata Yosefina, pengguna mendapatkan informasi yang berguna untuk memahami kondisi sekitar mereka dan membuat keputusan yang lebih baik untuk navigasi dan keselamatan.
Tim yang Terlibat
Yosefina mengatakan, ada berbagai pihak yang terlibat dalam proses produksi video gagasan futuristik SeeLife Smart Stick. Tim ini dipandu Dr. Isti Haryati, S.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing.
ADVERTISEMENT
"Saya sebagi ketua tim SeeLife, M. Mico Nopriansyah sebagai pengusung gagasan dan content creator, Almanda Fransisca S sebagai 3D Desainer, Rahadian Abimanyu sebagai videographer dan editor, dan Khoiriyah sebagai talent dan narasumber utama kami yang menyandang tunanetra," rinci Yosefina.
"Tidak hanya itu Universitas Negeri Yogyakarta memfasilitasi kelancaran produksi video luaran VGK-SeeLife Smart Stick," lanjutnya.
Gagasan Futuristik yang Diharapkan Bisa Direalisasikan
Meski masih dalam bentuk gagasan, Yosefina berharap Smart Stick ini bisa direalisasikan ke hidupan nyata, sehingga dapat membantu para tunanetra.
"Sampai saat ini tim SeeLife sudah mencapai tahap pengupload-an video luaran gagasan futuristik sementara di platform Youtube PKM VGK SeeLife, yang kemudian akan lebih disempurnakan untuk video gagasan futuristik akhir. Namun harapannya gagasan futuristik ini dapat direalisasikan dalam beberapa tahun ke depan untuk menciptakan dunia yang setara dan inklusif," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Yosefina juga berharap gagasan ini mendapat perhatian secara serius dari pemerintah dan pihak swasta untuk realisasinya.
"Harapannya tongkat pintar SeeLife ini tidak berhenti sampai video gagasan futuristik, melainkan direalisasikan untuk memfasilitasi sahabat tunanetra dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu di masa depan peran serta pemerintah lembaga dan masyarakat dibutuhkan proses realisasi tongkat pintar SeeLife," jelas dia.
Rencananya, gagasan SmarLife ini diikutsertakan dalam perlombaan PKM-VGK, lomba ilmiah yang diadakan langsung Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek.