Mengintip Fasilitas STPL Bekasi untuk Penerima Manfaat: Kolam Lele-Tempat Terapi

4 April 2024 5:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terapis sedang melakukan fisioterapi di fasilitas Rumah Terapi di Sentra Terpadu Pangudi Luhur, Bekasi. Foto: Ainun Nabila/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Terapis sedang melakukan fisioterapi di fasilitas Rumah Terapi di Sentra Terpadu Pangudi Luhur, Bekasi. Foto: Ainun Nabila/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Sosial lewat Dirjen Rehabilitasi Sosial memiliki Sentra Terpadu Pangudi Luhur yang terletak di Bekasi, Jawa Barat. STPL ini menampung 268 penerima manfaat mulai dari ODGJ, gelandangan hingga pengemis.
ADVERTISEMENT
Di tempat ini juga, para penerima manfaat yang terdiri dari lansia, anak yang berhadapan dengan hukum (abh), disabilitas, hingga yang perlu bantuan rehabilitasi dapat melakukan berbagai kegiatan. Mulai dari berkebun, membaca, memisahkan sampah, hingga fisioterapi.
Kepala STPL Bekasi Wahyu Dewanto menyebut, sebelum menjadi Sentra pada 2022, tempat ini terdiri dari tiga balai berbeda. Masing-masing balai punya segmentasi masing-masing.
“Dulu ada tiga balai, jadi balai yang ujung itu untuk gelandangan pengemis itu untuk balai pangudi luhur. Yang tengah ini Tahniah, itu untuk rehabilitasi penyandang disabilitas, terus yang ujung itu untuk lansia, namanya budi dharma,” ujar Wahyu kepada wartawan di Rusun STPL Bekasi, Rabu (3/4) sore.
Setelah digabung menjadi satu Sentra, seluruh balai dapat menangani semua penerima manfaat. Setidaknya ada 268 penerima manfaat yang saat ini di residensial dengan 73 orang di antaranya menempati rumah susun.
ADVERTISEMENT
“Semua warga yang membutuhkan pelayanan rehabilitasi di rehab di sini, jadi tidak hanya, kan kalau dulu spesifikasi ini gelandangan, pengemis, pemulung, disabilitas, sama orang tua. Sekarang semuanya dilayani,” jelasnya.
Terapis sedang melakukan fisioterapi di fasilitas Rumah Terapi di Sentra Terpadu Pangudi Luhur, Bekasi. Foto: Ainun Nabila/kumparan
Gelandangan, pengemis, ODGJ, anak yang berhubungan dengan hukum, anak-anak yang mengalami kekerasan, disabilitas, hingga lansia. Penerima manfaat dari 15 wilayah kerja yang tersebar di tiga provinsi yaitu Jabar, Sumbar, dan Kepri ada di sini.
Lantas apa yang biasanya mereka lakukan di tempat rehabilitasi ini?
Wahyu menjelaskan program rehabilitasi yang diberikan pada setiap penerima manfaat bisa jadi berbeda disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Pengemis dan gelandangan bisa diberikan rehabilitasi dengan memberikan keterampilan. Biasanya mereka akan diajarkan untuk membuat sesuatu seperti lanyard, dompet, hingga diajari menjahit.
ADVERTISEMENT
Lansia yang tidak punya keluarga dan kemampuan ekonomi akan diberi rehabilitasi kerohanian, pengecekan kesehatan, bahkan di ajak untuk bercocok tanam di kebun STPL.
Untuk usia anak-anak biasanya akan diajak ke taman membaca untuk diajari membaca dan menulis. Mereka juga akan tetap dikirim ke sekolah. Pada saat tertentu juga akan diajari komputer oleh petugas.
“Mereka buat usaha sendiri karena setelah keluar dari sini mereka juga bisa punya perlengkapan untuk berusaha, itu salah satu harapannya,” ujar Wahyu.
Berikut 3 fasilitas terbaik yang terdapat di STPL:
Rumah Susun STPL
Rumah susun ini diperuntukkan untuk penerima manfaat yang tak punya tempat tinggal. Tapi tak serta merta semua dapat tinggal di Rusun ini. Ada assesment juga kesepakatan yang harus dilakukan penerima manfaat.
ADVERTISEMENT
Mereka yang hendak tinggal tentu harus mengikuti seluruh peraturan di rusun seperti bersedia menabung, mengikuti pelatihan keterampilan, juga membayar listrik token dan gas LPG sendiri.
Tapi kalau dilihat dari fasilitasnya, tentu ini layak. Satu tempat tidur tingkat yang bisa dipakai oleh dua orang, dapur lengkap dengan kompor, rak, dan wastafel, hingga ruang tamu. Kamar mandi dengan toilet duduk pun jadi fasilitas yang dapat dinikmati penghuni rusun.
Dengan 5 lantai dan terdiri dari 90 kamar, saat ini rusun STPL sudah dihuni 73 kamar. Beberapa kamar memang sengaja dikosongkan untuk situasi darurat.
Agrowisata dan Ternak Lele Lansia
Fasilitas berikutnya adalah kebun dan ternak lele. STPL menghadirkan lahan berkebun yang cukup luas untuk penerima manfaat lansia. Mulai dari kangkung, bayam, singkong, ubi, hingga anggur ada di sini.
ADVERTISEMENT
Para lansia juga dapat beternak lele di kolam yang disediakan. Biasanya hasil panen akan dijual pada pegawai Kemensos. Hasil penjualannya dapat dinikmati oleh penerima manfaat yang bersedia menanam.
Meski tak diharuskan untuk semua penerima manfaat, dengan adanya kebun dan ternak lele diharapkan semua yang tinggal maupun datang ke STPL dapat melakukan rehabilitasi dan healing dengan kegiatan berkebun. Terutama lansia.
Rumah Terapi STPL
Fasilitas Rumah Terapi di Sentra Terpadu Pangudi Luhur, Bekasi. Foto: Ainun Nabila/kumparan
Sejak Januari 2024 ini ada fasilitas baru yang tersedia di STPL Bekasi yaitu rumah terapi. Sederhananya ini merupakan tempat fisioterapi untuk kaum disabilitas.
Untuk yang tak bisa berdiri, akan diajari berdiri. Bila tak bisa berjalan, akan diajari berjalan. Bahkan, bisa tak bisa meluruskan kaki pun akan dibantu untuk pelan-pelan dapat lurus kembali.
ADVERTISEMENT
Nabil misalnya. Salah satu penerima manfaat di STPL yang punya kaki bersilang sejak lahir. Ia mengaku sudah jadi penerima manfaat di STPL sejak lima tahun yang lalu.
Terapis Nabil, Inggit, menyebut perkembangan pasiennya stabil. Meski Nabil punya kendala berkomunikasi, secara terbata-bata ia bercerita soal penyakit dan perkembangannya sejak diterapi.
“Saya sakit, dari bayi, kaki saya silang. Terapinya lancar,” ujar Nabil usai melakukan terapi di Rumah Terapi STPL, Rabu (3/4).
“Tiap hari pakai sepatu (alat bantu untuk disabilitas) terus di itu,” tambahnya.
Kalau diperhatikan, alat-alat yang dimiliki Rumah Terapi STPL ini terbilang cukup lengkap meski baru dibuka empat bulan lalu. Mulai dari paralel bar, kursi roda, treadmill, hingga ruang SI.
Sayangnya saat ini rumah terapi hanya dibuka untuk penerima manfaat dari Kemensos yang terintegrasi dengan data dinsos di daerah. Harapannya Rumah Terapi ini dapat dibuka untuk umum seperti Sentra Terpadu di wilayah lain.
ADVERTISEMENT