Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Mahfud MD menyatakan pemerintah siap mengirim lebih banyak nelayan luar daerah -- termasuk nelayan pantura Jawa -- untuk untuk memenuhi perairan Natuna. Pengerahan itu dilakukan sebagai bentuk pengukuhan kedaulatan Indonesia di perairan Natuna atas klaim China.
ADVERTISEMENT
Namun, langkah tersebut dinilai bukan cara yang tepat untuk mengisi kekosongan di perairan Natuna. Direktur Imparsial, Al Araf, mengatakan, daripada mengirim nelayan ke Natuna, lebih baik pemerintah memperbaiki perekonomian nelayan dan masyarakat Natuna.
“Saya cenderung kurang setuju pengiriman nelayan dari luar daerah ke Natuna. Saya lebih setuju penguatan ekonomi masyarakat di Natuna,” ujar Al Araf dalam diskusi bertajuk Jalan Keluar Sengketa Natuna, di Restoran Tjikini Lima, Jakarta, Kamis (9/1).
Ia menganggap lewat peningkatan infrastuktur dan ekonomi nelayan setempat, maka meningkatkan kapasitas masyarakat Natuna. Menurut Al Araf, hal ini lebih efektif daripada mendatangkan nelayan dari luar daerah yang justru memakan biaya.
“Di wilayah itulah yang harus dibangun ekonominya. Sehingga mereka memiliki kapasitas yang baik, infrastruktur nelayannya, dan sebagainya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
“Kapasitas pembangunan nelayannya perlu dipikirkan, ketimbang bawa nelayan dari luar. Kalau kemudian ada ide mengirim nelayan dari luar ya boleh saja, tapi cost-nya?” pungkasnya.
Pada Rabu (8/1) Mahfud MD menyatakan, nelayan-nelayan yang mendaftarkan diri berangkat ke Natuna berasal dari Pulau Jawa. Namun menurut Mahfud, nelayan dari pulau lainnya juga tak kalah ingin berpartisipasi.
"Itu baru dari Jawa. Daerah lain juga banyak yang sudah kontak 'Gimana caranya kami gabung ke sana?'. Kan ada Makassar, Maluku, macam-macam," ucap dia.
Setidaknya sudah ada 120 nelayan asal pantura Jawa Barat yang akan dikirimkan ke sana. Mereka juga dijamin fasilitas oleh pemerintah, seperti penyediaan minyak hingga penampungan ikan.
Mahfud mengatakan, salah satu penyebab kapal laut China menduduki perairan Natuna adalah minimnya aktivitas di sana. Untuk itu, dengan hadirnya para nelayan ini, Mahfud berharap dapat menghidupkan aktivitas nelayan di perairan Natuna.
ADVERTISEMENT