news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Mengobati Rasa Rindu Kampung Halaman lewat Takjil Khas Sunda di Bali

4 Maret 2025 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana berburu atau war takjil di Kampung Sunda Bali, Senin (3/3/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana berburu atau war takjil di Kampung Sunda Bali, Senin (3/3/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Fenomena berburu atau war takjil tak melulu soal melepaskan dahaga atau mengenyangkan perut setelah berpantang seharian. Momen berburu takjil bagi para perantau bak obat mengobati rindu pada kampung halaman.
ADVERTISEMENT
Hal ini dirasakan oleh Aura (28 tahun) saat berburu takjil di Kampung Sunda, Gang Marlboro, Kota Denpasar, Bali, Senin (3/3).
Dia sengaja membeli kue cucur untuk mengobati rindu setelah empat tahun menjadi penjahit di Kota Denpasar. Dia berharap Idulfitri kali ini bisa mudik ke Tasikmalaya, Jawa Barat, bertemu sanak keluarga.
"(Alasan membeli cucur) soalnya ingat sama kampung, rindunya sama kampung sendiri," katanya usai membeli takjil kepada wartawan.
Suasana berburu atau war takjil di Kampung Sunda Bali, Senin (3/3/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Selain itu, kue cucur "menggunakan gula aren asli dari Jawa Barat" ini sulit ditemukan baik di warung, pasar atau toko makanan selama hari-hari biasa di Bali.
"Susah banget (nemu kue cucur khas sunda di Bali), emang sih kadang-kadang terpaksa suka bikin, kadang pesan juga (saat kepingin makan kue cucur)," katanya.
ADVERTISEMENT
Kue cucur ini terbuat dari tepung beras dan gula aren. Adonan digoreng satu per satu di kuali selama kurang lebih lima menit. Rasanya manis cocok untuk menu berbuka.
Pantauan kumparan, dalam festival kuliner Sunda ini didominasi makanan seperti combro, tutut, bakso aci, cireng, cipak, bakso cuanki, dan goreng-gorengan.
Sejumlah takjil di Kampung Sunda Bali, Senin (3/3/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Ketua Panitia Kampung Sunda Bali Asep Kepin (31) mengatakan memang sengaja menyediakan kuliner khas Sunda sebagai ajang silaturahmi, memperkenalkan makanan khas Sunda sekaligus meningkatkan ekonomi UMKM warga setempat selama bulan Ramadan.
Sebagian besar perantau asal Sunda memang berprofesi sebagai pedagang. Ayah Asep adalah perantau asal Sunda pertama di Gang Marlboro tahun 1987 lalu.
Asep menuturkan, Ayahnya saat itu berusia 15 tahun, berjualan alat-alat perkakas rumah tangga dari pintu ke pintu di Bali. Mereka menjual alat perkakas rumah tangga itu dengan sistem kredit.
ADVERTISEMENT
"Awalnya (Sunda masuk Bali berjualan dengan sistem) kredit, kalau bahasa jawanya mindring. Seperti kredit kompor, panci dan rata-rata orang Sunda di sini memang jualan," katanya.
Suasana berburu atau war takjil di Kampung Sunda Bali, Senin (3/3/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Lambat laun jumlah perantau asal Sunda di kawasan itu berkembang. Ada sekitar 150 KK warga Sunda menetap di kawasan itu. Ada yang menikah dengan sesama warga kampung halaman, sama-sama perantau di Jawa, luar Jawa dan Bali.
Lahan pekerjaan juga mulai bergeser. Ada yang berjualan, kerja di sektor pariwisata, hingga menjadi sopir ojol. "Memang merantau ke Bali karena Bali sebenarnya Sunda kecil," katanya.
Ada 22 stan kuliner di Kampung Sunda yang berdiri selama Ramadan. Pemilik membayar Rp 12.500 per hari untuk biaya stan dan lampu. Stan akan buka selama 20 hari.
Sejumlah takjil di Kampung Sunda Bali, Senin (3/3/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Suasana berburu atau war takjil di Kampung Sunda Bali, Senin (3/3/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Suasana berburu atau war takjil di Kampung Sunda Bali, Senin (3/3/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Sejumlah takjil di Kampung Sunda Bali, Senin (3/3/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Sejumlah takjil di Kampung Sunda Bali, Senin (3/3/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Sejumlah takjil di Kampung Sunda Bali, Senin (3/3/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan