Menguak Motif Dhio Daffa si Anak Durhaka Nekat Bunuh Keluarganya

30 November 2022 14:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dhio Daffa (22) tersangka pembunuhan orang tua dan kakak kandungnya di Kabupaten Magelang. Foto: Polda Jawa Tengah
zoom-in-whitePerbesar
Dhio Daffa (22) tersangka pembunuhan orang tua dan kakak kandungnya di Kabupaten Magelang. Foto: Polda Jawa Tengah
ADVERTISEMENT
Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri memberikan tanggapan terhadap kasus pembunuhan sekeluarga di Magelang pada Senin (28/11).
ADVERTISEMENT
Pelaku pembunuhan itu ternyata anak kedua korban bernama Dhio Daffa. Pria 22 tahun itu membunuh keluarganya menggunakan racun sianida yang dibeli dari online shop.
Reza menyoroti masih mudahnya racun itu diperoleh toko online. Padahal barang ini tidak boleh dijualbelikan sembarangan.
"Harga cocok, ambil barang. Tanpa syarat dan ketentuan apa pun," kata Reza kepada wartawan.
"Artinya, jual beli zat kimia berbahaya bisa berlangsung secara leluasa dan tanpa syarat atau ketentuan apa pun," lanjut dia.

Reza Indragiri Bicara Berbagai Motif Daffa Bunuh Keluarganya

Reza juga menyoroti motif Dhio membunuh keluarganya. Sebelumnya, Dhio mengaku sakit hati dan kesal karena diminta menanggung utang dan keuangan keluarganya. Namun faktanya, ia tak memiliki pekerjaan sehingga pengakuannya diragukan.
"Sakit hatinya pelaku mengarah ke kombinasi antara perasaan helpless dan persaingan saudara sekandung (sibling rivalry). Terdukung oleh mudahnya akses untuk mendapatkan instrumen kejahatan, yaitu racun," analisis Reza.
ADVERTISEMENT
"Perkiraan, perasaan-perasaan negatif itu sudah menumpuk sekian lama. Bukan tekanan yang baru saja dia alami," tutur dia.
Selain itu, Reza yang biasa membantu kepolisian ini menuturkan, meski usia Dhio telah menginjak 22 tahun, patut diduga usia kematangan mentalnya jauh di bawahnya. Akibatnya, Dhio dengan gegabah mengambil tindakan pembunuhan itu.
"Jangan-jangan, walau pelaku berusia 22 tahun (usia kronologis), tapi usia mentalnya jauh di bawah itu. Karena itulah pemikirannya tentang situasi berisiko menjadi sangat tumpul," duga Reza.
"Gampang untuk sampai pada keputusan tentang suatu hal yang sesungguhnya berat. Sepertinya kasus ini punya penjelasan lebih rumit ketimbang potret sederhana tentang anak durhaka," tutur dia.
Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Lebih lanjut, Reza mengatakan ada kemungkinan juga Dhio nekat membunuh karena depresi akibat pandemi COVID-19 berkepanjangan yang akhirnya memicu masalah mental.
ADVERTISEMENT
"WHO sudah bilang sejak awal pandemi Covid-19. Kita bertarung dengan waktu untuk mendapatkan penawar virusnya. Tapi problem kesehatan mental akibat new normal justru cenderung terabaikan. Jadi, bukan hanya virus yang mewabah," kata Reza.
"Tekanan batin dan serba nekat, perilaku malas, juga sepertinya menjadi pandemi. Meledaknya sekarang," tutup dia.
Dalam kasus ini, Dhio telah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan kedua orang tua dan kakak kandungnya.